Bab 38

19.6K 1K 8
                                    

Ada yang begadang nunggu sahur?

Biarlah aku menemani kalian lewat cerita ini di malam nan sunyi 😓

Kalo gaje, gak usah di baca oke? 😂

~Alando~

Tiga minggu berlalu sejak hari itu. Kini pada hari jumat, pukul sebelas siang. Kezia menghela nafas lega. Ujian Kenaikan Kelas sudah terlaksana dengan baik. Sebentar lagi dirinya akan menginjak posisi tertinggi di SMA.

"Hufftt, Ya Tuhan. Untung ujian terselesaikan dengan baik," Dhea menjatuhkan kepalanya di lipatan tangannya. Ikut bernapas lega seperti Kezia.

"Merana banget hidup gue tanpa ponsel dan notif dari doi," Kezia memutar bola matanya.

Dhea menegakkan kembali tubuhnya, memandang Kezia dengan antusias. "Akhirnya hari ini ponsel gue balik, Zi. Gasabar pengen telponan sama Reza."

"Akhirnya gue bisa tidur dengan nyenyak, gak sabar pengen pelukan sama guling!"

Dhea tertawa puas mendengar perkataan Kezia barusan.

"Gue duduk disini ya?"

Kezia dan Dhea serempak menoleh kearah Daffa yang sedang duduk sambil menikmati baksonya.

"Yeh, Kak. Buat apa lo nanya, kalo udah duduk mah!" Daffa terkekeh sambil memakan makanannya.

"Eh tunggu, kok lo disini, Kak?"

Daffa menyudahi memakan baksonya yang tersisa sedikit, Daffa meminum teh manisnya, kemudian menatap Dhea.

"Gak papa, pengen sekolah aja. Minggu depan kan udah acara kelulusan."

Ah iya, Kezia baru ingat. Anak kelas dua belas sudah melaksanakan Ujian Nasional dua minggu lalu. Dan minggu depan sudah kelulusan. Yang artinya anak kelas dua belas sudah meninggalkan SMA dan memilih ke jenjang lebih lanjut. Dan itu artinya, Al akan keluar dari sekolah ini dan menjalani kuliah. Bertemu dengan orang baru.

Omong-omong tentang Al. Sudah dua minggu Kezia tak bertemu cowok tanpa ekspresi itu. Terakhir bertemu, dua minggu lalu saat Kezia menjenguk Mila. Kezia cukup senang mendengar cerita Mila, Al banyak berubah katanya. Tapi tentu saja, dengan Kezia cowok itu kembali dingin. Kezia tak tahu di mana kesalahannya, tentu saja Kezia menginginkan yang terbaik untuk cowok itu. Cowok yang masih memenuhi pikiran serta hatinya.

Bodohnya Kezia, mencintai Al yang terlihat tak peduli.

"Eh, kalo lo disini, Reza di sini gak?" tanya Dhea.

Daffa mengangguk, "Tu cowok lagi di ruang Osis. Di panggil Gino tadi."

Dhea langsung antusias, cewek itu terburu-buru meninggalkan Daffa dan Kezia. Kalian tau bukan tujuannya kemana?

"Kak?"

Daffa menoleh, mengangkat sebelah alisnya, menunggu pertanyaan Kezia.

"Gak jadi deh," kata Kezia, kikuk.

Daffa tertawa kecil, "Gue tau, Al kan?"

Kezia tersenyum kecil, Daffa mengerti dirinya, "Dia gak ada di sekolah, lagi sibuk nyari kuliah."

Meski sedikit kecewa, Kezia mencoba tersenyum.

"Eh, Zi. Ada yang mau ketemu sama lo."

"Siapa?"

"Tuh orangnya."

Kezia menoleh ke belakang. Terkejut ketika mendapati Queen berjalan mendekat. Sudah sebulan Kezia tak bertemu nenek lampir itu. Mungkin karena Kezia terlalu sibuk membantu Sherin, sampai Kezia tak menyadari bahwa Queen sudah tak mengganggunya.

Alando (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang