Terdengar pintu berderit terbuka membuyarkan lamunanku, kulihat Aiden dan Grace datang bersamaan, aku berdiri menghampiri mereka, Grace langsung melangkah mendekati ranjang Renesya sedangkan Aiden menghelaku duduk di sofa.
“Apa yang dikatakan dokter?” tanyanya langsung.
“Kemungkinan besar dalam waktu dua atau tiga hari Renesya akan mendapatkan kembali kesadaran, namun dokter juga belum bisa memastikan jika seandainya ada kemungkinan lain, bisa jadi dia akan mengalami koma lebih lama lagi.”
“Oh ya Tuhan! kenapa kalian berdua seperti bertukar peran begini, dia seolah menggantikanmu koma.”
“Apa mungkin dia akan mendapatkan ingatannya kembali?”
“Aku tidak tahu, untuk saat ini yang aku inginkan hanyalah dia cepat sadar.” aku tidak sanggup membayangkan dia koma dalam waktu lama, itu mengerikan.
“Cepatlah sadar Renesya aku disini” terdengar suara serak Grace terisak di samping Renesya.
“Nesya, maafkan aku, seharusnya aku tidak membiarkan Marcus melakukan semua ini padamu.” Grace menangis di samping Renesya seraya menggenggam tangannya.
Kepalaku semakin pening mendengar tagisan Grace, dia seolah sengaja ingin menyudutkanku. Ya! dia memang benar, semua ini salahku, andai saja aku tidak egois semua ini tidak akan terjadi.
Berusaha mengembalikan fokusku pada Aiden. “Apa kau bisa menghentikan semua berita murahan itu?” tanyaku mengalihkan pembicaraan.
“Itu tidak mudah, semua artikel sudah menyebar luas, kau menjadi pencarian nomor satu di berbagai macam situs media, misalkan kita menghapus yang satu maka akan muncul lainnya lebih banyak lagi, semua orang sangat penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi, mereka membutuhkan konfirmasi.”
“Lalu kau pikir aku harus mengadakan konferensi pers dengan situasi seperti sekarang, kau gila ya!”
“Tentu saja tidak! biarkan saja situasi yang terjadi saat ini, pasti nanti akan reda dengan sendirinya. Yang terpenting sekarang hanyalah kondisi kesehatan Renesya, jika nanti dia sudah sadar dan kondisinya semakin mebaik baru kita pikirkan langkah selanjutnya.”
“Kau harus memastikan tidak ada satupun pencari berita atau paparazzi yang berhasil menerobos kesini, beri penjagaan yang ketat, aku tidak ingin keributan apapun.”
“Kau tenang saja aku sudah mengatasinya, lagipula keamanan rumah sakit juga telah memberikan larangan keras bagi mereka agar tidak masuk ke dalam karena bisa mengganggu kenyamanan pasien lainnya.”
“Renesya! kau sudah sadaar!” pekik Grace tiba-tiba. aku dan Aiden langsung beranjak menghampiri mereka. .
“Dia barusan menggerakan jarinya.” terang Grace pada kami, aku segera menakan tombol di samping ranjang, namun aku melihat Renesya belum membuka matanya. “apa kau yakin? tanyaku memastikan?”
“Kita tunggu saja dokter datang.” ujar Aiden.
Beberapa saat kemudian dokter dan dua orang perawat datang dan menyuruh kami semua meninggalkan ruangan tersebut selama mereka melakukan pemerikasaan.
***
Aku menunggu tidak sabar, terus berjalan mondar mandir di depan ruang rawat Renesya, dokter dan perawat yang memeriksa keadaan Renesya belum juga keluar. Aiden dan Grace duduk pada deretan kursi tidak jauh dari tempatku berdiri, mungkin mereka ikut pusing melihat ulahku yang tidak bisa diam menunggu dengan tenang.
“Tenanglah, dia pasti baik-baik saja.”
“Aku yakin Renesya pasti sudah sadar.” Grace ikut menimpali, dalam hati aku mengamini perkataan mereka, dan aku berharap semoga ingatannya juga pulih.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIOTOUS - [ End ]
RomanceApa kau pikir aku akan menyerah begitu saja? Tidak akan pernah! Kau akan tahu sendiri, apa saja yang bisa kulakukan untuk memenangkan permainan takdir ini. Tidak perduli seberapa keras kau menolaknya. ~Marcus ~...