Keesokan hari setelah kejadian itu, aku dipindahkan ke ruang rawat lain yang lebih terjaga privasinya. Sebenarnya Aiden menyarankanku untuk pindah rumah sakit saja. Tapi aku menolaknya, aku tidak ingin Marcus semakin curiga dengan tingkah kami.
Entah alasan apa yang dikatakan Aiden kepada Marcus mengenai pemindahan kamarku ini. Yang jelas aku sudah memastikan pada Aiden bahwa pembicaraan malam itu masih menjadi rahasia diantara kami berdua saja. Bahkan Grace saja belum tahu.
Pagi ini. Aku melihat wajah Aiden tertekuk murung, dia berjalan dengan langkah gontai. "Ada apa dengan wajahmu?"
"Aku baru saja menemui Dokter Stefan." jawab Aiden lirih. Pria itu terlihat sangat lelah,sejak semalam dia memang belum sempat pulang sama sekali.
"Aku mencari tahu mengenai siapa sebenarnya wanita yang mendatangimu semalam. Aku meyakini jika dia memang seorang suster, Dokter setafan pasti tahu tentangnya."
"Lalu apa katanya?"
"Di rumah sakit ini memang ada yang bernama suster Sofia, namun aku tidak yakin apakah benar memang dia orangnya, karena sekilas aku melihatnya sangat berbeda dengan wanita yang mendatangimu semalam."
Aku mengerutkan kening dalam, tidak memahami maksud ucapan Aiden."Aku menyimpulkan bahwa wanita semalam adalah penyusup yang menyamar menjadi seorang suster."
"Masuk akal, lalu apa kau bisa mencari tahu siapa sebenarnya mereka?"
“Aku belum dapat memastikan ini semua, sejak dulu aku dan Marcus sudah memiliki satu nama, namun kami tidak memiliki bukti apapun. Apalagi saat itu kau sedang hilang ingatan, jadi tidak ada satupun sumber informasi yang dapat kami temukan. Sedangkan kasus kecelakaan kalian sudah ditutup dan terlupakan.”
“Siapa orang yang kau maksud?” aku merasa sangat was was apakah mungkin orang yang Aiden maksud adalah orang yang sama saat mengancamku dulu.
“Kau bisa mendengarnya langsung dari seseorang. Silakan maksuk Dokter.” Aku terhenyak saat menyadari Dokter Stefanlah yang masuk ke ruanganku.
Pria paruh baya berjas putih itu berjalan mendekati ranjangku.
“Saya akan memeriksa dulu keadaan nona.”
“Saya sudah tidak apa-apa dokter, kapan saya boleh pulang?”
“Mungkin 2 sampai 3 hari lagi anda sudah diperbolehkan pulang, tinggal menunggu hasil test terbaru.” Aku mengangguk. Rasa penasaran menghantuiku, apakah ada hal lain yang akan dibicarakan oleh Dokter Stefan.
“Ada yang ingin saya sampaikan mengenai tuan Marcus.”
“Sebelumnya saya ingin memohon maaf atas kesalahan yang telah saya berbuat.” Aku benar-benar tidak mengerti kemana arah pembicaraan ini akan berlangsung. Untuk apa Dokter Stefan meminta maaf.
“Saat ini tuan Marcus sedang di awasi, jadi apapun yang tuan Marcus ketahui maka akan diketahui pula oleh pihak tersebut.”
“Maksud Dokter? Ada yg memata-matai Marcus?”
“Bisa dikatakan demikian, ada sebuah chip implant yang tertanam di tubuh Tuan Marcus, chip itulah yang membawa informasi apapun atas apa yang sedang Tuan Marcus lakukan.”
Aku membulatkan mataku tidak percaya lalu melirik ke arah Aiden, ingin memastikan apakah telingaku tidak salah mendengar, siapa yang tega melakukan hal sejauh itu. Aiden hanya mengangguk dan memberi isyarat bahwa aku harus mendengarkan semua perkataan Dokter Stefan.
“Sayalah yang menanamkan chip tersebut saat Tuan Marcus menjalani operasi setelah kecelakaan yang di alaminya 2 tahun lalu.Dan setelah itu beliau mengalami koma.”

KAMU SEDANG MEMBACA
RIOTOUS - [ End ]
RomanceApa kau pikir aku akan menyerah begitu saja? Tidak akan pernah! Kau akan tahu sendiri, apa saja yang bisa kulakukan untuk memenangkan permainan takdir ini. Tidak perduli seberapa keras kau menolaknya. ~Marcus ~...