"Maafkan aku. Semua ini karena keegoisanku, akulah yang menyebabkanmu berada di posisi terburuk. Seandainya saat itu aku tidak memilih pergi denganmu, mungkin semuanya tidak akan serumit ini.""Ssst... Aku tidak suka kau berbicara seperti itu, tidak ada satupun yang patut disalahkan."
"Saat mengingat semuanya, aku berusaha menghindarimu, karena aku tidak ingin hal buruk lainnya terjadi padamu. Tapi ternyata perkiraanku salah.” ujar Renesya dengan air mata berlinang. Aku tidak tega melihatnya, tanganku terulur menyentuh pipinya, menghapus lelehan air matanya, jadi selama ini akulah penyebab utama dia menjadi tertekan.
Tentu saja aku sangat terkejut mendengar penjelasan panjang lebar Renesya. Ya Tuhan! akulah pria terbodoh karena tidak menyadari telah membawa orang yang kusayangi masuk ke dalam bahaya. Seharusnya aku tidak melibatkan Renesya. Andai saja aku menyadari sejak awal mungkin Rudolf tidak akan bertindak sejauh ini.
“Akulah yang patut disalahkan, maafkan aku telah membawamu ke dalam situasi yang sulit, bodohnya aku tidak menyadarinya sama sekali, maafkan aku sayang!” Aku mendekapnya erat, sungguh aku tidak menyangka jika masalahnya bisa serumit ini, tentu mulai sekarang aku akan lebih menjaga Renesya, tidak akan membiarkan satu orang pun menyentuhnya bahkan hanya sehelai rambut sekalipun.
"Dan lagi jangan pernah katakan kita tidak mungkin bisa bersama. Kutegaskan padamu, mulai sekarang kita akan terus bersama tidak perduli apapun yang terjadi. Aku akan menjagamu, kau tau? Berpisah denganmu hanya akan membuatku semakin gila. Bedebah sialan itu hanya menjadikanmu alasan, dia sangat tahu bahwa kaulah kelemahanku, kau tenang saja aku akan membereskan segera keparat itu, aku pastikan dia akan membusuk di penjara seumur hidupnya.”
Merapatkan tubuh kami, lenganku merangkul erat pinggangnya “Sekarang kita lupakan semua mimpi buruk itu. Saat ini hanya ada kau dan aku, jangan pikirkan apapun lagi, percayalah padaku.” Telapak tanganku mengusap punggungnya, bibirku mengecup keningnya lama, berusaha menenagkannya.
Lihat saja! kali ini aku tidak akan tinggal diam seperti orang bodoh. Aku akan melakukan apa saja demi memenangkan takdir ini, mendapatkan kembali dan menjaga apa yang seharusnya menjadi milikku, keinginanku hanyalah dirimu, bersamamu sampai kapanpun, tidak ada satu orang pun yang boleh menghalanginya, aku siap menghadapi resiko apapun.
***
Aku mendongak dari berkas yang kupelajari saat mendengar pintu ruanganku berderit terbuka. Aiden sedang berdiri diambang pintu
"Apa yang kau dapatkan?" Aku langsung bertanya, tatkala Aiden masih berjalan mendekat ke arahku.
Satu minggu lalu, setelah Renesya menceritakan semuanya padaku. Aku langsung meminta Aiden mengurus semuanya. Mengumpulkan seluruh bukti-bukti kejahatan yang bisa memberatkan Rudolf.
"Pria itu sempat berniat kabur. Tapi aku berhasil menghentikan gerakannya sebelum ia berhasil meninggalkan negara ini." jelas Aiden sesaat setelah ia berhasil menjatuhkan pantatnya pada kursi di depan meja kerjaku.
"Bagus, jangan biarkan keparat itu lari kemanapun. Aku akan membuatnya membayar semua yang telah ia lakukan padaku dan Renesya, buat ia di penjara seumur hidup."
"Seluruh bukti yang kita kumpulkan, ditambah keterangan langsung dan rekaman dari Renesya sudah menguatkan segalanya. Aku yakin Rudolf tidak akan mampu berkutik, bahkan jika ia ingin memanfaatkan sisa kekayaanya sekalipun. Nama baiknya sudah hancur. Tidak ada satupun relasi yang bersedia membantunya."
"Lalu bagaimana dengan Charles?"
"Bukti penggelapan dana yang berhasil kita kuak, membuat Charles kehilangan hampir seluruh sahamnya, pria itu benar-benar sedang pailit." Aku terkekeh sinis.
Pembalasan yang sangat adil. Seorang Charles yang gila harta dan kekuasaan, kini kehilangan semuanya.
"Dan setelah semua ini selesai. Kau harus mengadakan konferensi pers untuk mengklarifikasi pada media, meskipun berita yang sempat beredar tentangmu sudah sedikit mereda. Namun kau harus tetap menjelaskannya kepada media.
Aku mengangguk padanya. "Kerja bagus dude."
"Yeah! Kau memang selalu bisa mengandalkanku bukan? Jika perlu kuingatkan, siapa yang mengurus semua kekayaanmu saat kau koma bertahun-tahun." ujar Aiden menyombongkan diri
"Ck! Tidak usah membanggakan diri didepanku. Aku akan memberikan privasi penuh padamu untuk menggunakan salah satu pulau pribadiku. Mungkin kau bisa menikmatinya saat bulan madu bersama Grace."
"Kau baik sekali sudah menyiapkan tempat bulan madu untuk kami berdua. Tapi sayangnya, kami bahkan belum bisa memastikan kapan tepatnya rencana pernikahan kami akan diselenggarakan. Tentu kau ingat bukan, bagaimana rumitnya hubunganku dengan Grace karena kalian berdua." Rentetan panjang Aiden yang disertai nada sinis tersebut justru membuatku terkekeh.
"Ck! Aku paham kalau kau sedang ingin meminta lebih." Aiden menyeringai puas karena aku berhasil menangkap maksud dari sindiran halusnya.
Chieva
17 November 2022Chapter End, mau di post hari ini juga apa besok besoknya aja?
Klau ada 10 orang yg coment mau, akan aq pertimbangin... 😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
RIOTOUS - [ End ]
RomansaApa kau pikir aku akan menyerah begitu saja? Tidak akan pernah! Kau akan tahu sendiri, apa saja yang bisa kulakukan untuk memenangkan permainan takdir ini. Tidak perduli seberapa keras kau menolaknya. ~Marcus ~...