Chapter 30

2.5K 167 1
                                    

Aiden mengatakan tidak ada satupun media yang mengetahui tentang insiden penyeranganku di basement, semua bukti dan cctv tersimpan rapat, akan di selesaikan tanpa ada sangkut paut dengan awak media, ini demi menjaga  privasiku dari dunia luar, satu masalah saja belum selesai dan tentu saja aku tidak ingin ada permasalahan lain yang akan membuat dunia luar menjadi lebih heboh, hal tersebut dapat semakin melemahkan posisiku.

Sedangkan berita tentang scandalku bersama Renesya sudah tidak lagi menjadi topic terhangat seperti beberapa minggu lalu, segala spekulasi yang media luncurkan sama sekali tidak menemui bukti nyata apapun, itulah mengapa masyarakat pun sedikit demi sedikit  mulai melupakannya.

Sejauh yang aku ketahui seseorang yang menyerangku saat itu kini telah mendekam di penjara, dan hingga saat ini dia masih belum mengakui siapa dalang di balik perencanaan pembunuhan yang di lakukannya padaku.

Tanpa dia membuka suara pun aku sangat yakin siapa lagi pelakunya kalau bukan Charles─pak tua berkepala botak sialan itu akan menerima semua akibatnya setelah ini, lihat saja aku akan membongkar bukti penggelapan dananya kepada public, sudut bibirku terangkat sinis, dia kira aku akan diam saja membiarkan 1 orang sekalipun berani mengusik posisiku, jangan anggap remeh Marcus atau riwayatmu sendiri yang tamat, mungkin jika aku tidak sempat koma,  Pak tua itu sudah selesai sejak lama, seperti yang sudah-sudah!

Beberapa hari setelah pertemuan dengan Dewan Komisaris, aku menyelidiki semua tentang Charles, tentu saja aku menemukan fakta manis yang bisa kugunakan untuk  mengakhiri hidup dan kemewahannya. Dia menyadari bahwa aku sudah menemukan kebusukannya, mungkin karena itulah dia semakin berambisi menghabisiku, kartu as-nya berada di tanganku, hidupnya akan selesai jika aku membukanya.

Sayangnya aku belum menemukan bukti keterlibatan Charles dengan insiden kecelakaanku dua tahun lalu bersama Renesya, tapi hal itu tidak masalah karena aku memiliki bukti kejahatan lain yang cukup membuatnya tak berkutik.  Aku hanya tinggal mengirim semua bukti yang kudapat kepada Aiden dan pria tua itu akan membusuk di penjara sepanjang sisa hidupnya.

“Apa yang  sedang kau pikirkan?” Lamunanku melebur saat kudengar suara Renesya, dia berjalan mendekat dengan membawa nampan di kedua tangannya.

“Kau harus meminum obatmu.” Aku mengangguk. Dia duduk di sampingku mengangsurkan obat dan segelas air. Aku meminumnya cepat, lalu mengembalikan gelas yang airnya sudah tandas separuh kepadanya. Renesya meletakkannya di nakas.

“Sekarang beristirahatlah.” aku menggeleng, keningnya mengerut melihat responku yang tidak mau mematuhinya. “Aku ingin mengetahui apa yang terjadi selama aku tidak sadar minggu lalu.”

“Ini sudah malam, sebaiknya kita tidur.” Renesya mulai merebahkan dirinya, mengabaikanku yang masih duduk di pinggiran ranjang sisi lainnya.

“Kau tidak akan bisa tidur.” aku ikut berbaring di sampingnya, menumpukan sebelah sikuku dan menghadapkan tubuhku ke arahnya, mata hitamku menatapnya lekat. “Kau pilih mana? mengatakan semuanya dengan cara yang benar atau memakai desahan?”  matanya membulat dengan tatapan protes, “Hei! kau itu masih sakit!”

“Itu tidak masalah, aku masih sanggup membuatmu orgasme lebih dari sekali.” Aku menyeringai puas mendapati wajahnya memerah.

“Ck! dasar pervert! ingat! kau tidak akan mendapatkannya lagi jika berani melakukannya dengan cara paksaan seperti waktu itu!”

“Saat itu kau membenciku tapi kau juga menikmatinya.”

“Yak! jika kau lupa aku masih belum memaafkan kesalahanmu itu, lihat saja balasanku nanti.”

“Oke… oke tenanglah aku hanya bercanda.”

“Lupakan! aku ingin tidur.” Renesya menghadap ke sisi lain, membelakangiku.

“Oh! ayolah kumohon katakan padaku, sejak kapan kau mengingatku lagi?” Renesya mulai melemaskan bahunya dan berbalik lagi menghadapkan tubuhnya padaku.

“Kau siap mendengar semuanya?”  tanyanya kemudian.

Aku menagguk. “Ya, katakan saja.”

Renesya mengehela nafas sejenak. “Sebenarnya foto itu yang membuatku perlahan mengingat kembali memori tentangmu.” Pernyataan awalnya membuat keningku mengerut bingung. “Lalu mengapa kau justru kabur dariku?”

“Itulah kesalahanku, aku menyadari tidak seharusnya berada di sana bersamamu, kau meneriakkan namaku begitu keras tepat ketika aku berada di ambang batas kesadaran, potongan puzzle kenanganku bersamamu perlahan menyatu di alam bawah sadarku, membuatku mengingat semuanya, termasuk kenangan saat aku kehilangan ingatan tentangmu.”

“Maaf, semua itu terjadi karena diriku, seharusnya aku tidak bertindak egois.” Rasa bersalah kembali merasuki diriku.

“Ini bukan sepenuhnya kesalahanmu. Aku merasa tabrakan yang terjadi saat itu memang sudah di rencanakan.”

“Apa maksudmu? jadi mobil yang menabrakmu saat itu suruhan seseorang? bagaimana mungkin waktunya begitu tepat?”

Aku mulai tidak sabar, “cepat jelskan padaku Renesya! kau mengetahui sesuatu! mengapa mereka juga ingin membunuhmu?” ingatanku kembali melayang pada pembicaraanku bersama Aiden, jadi apa mungkin ini kunci yang dia maksud, Renesya seperti mengetahui sesuatu, karena itu mereka ingin menghilangkan jejaknya.

Chieva
18 Desember 2021

RIOTOUS - [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang