part 49

480 20 1
                                    

Sampai di rumah sakit Medika gua langsung menelusuri koridor rumah sakit mencari ruang melati nomor 4, karena Harris dirawat diruang tersebut.

"Assalamualaikum," ucap gua sambil mengetuk pintu.

"Masuk aja Bin," jawab Ria yang sedang duduk di sebelah ranjang Harris.

"Kenapa bisa begini yak?" tanya gua, melihat kondisi Harris yang sangat pucat pasi seperti mayat hidup, pernapasannya yang dibantu dengan berbagai alat medis.

"Gua nggak tau Bin,pulang kerumah dia udah lemes, wajahnya pucet terus dia pingsan," jawab Ria disela isaknya.

"Gimana keadaannya?" tanya gua lagi.

"Dia akan koma beberapa hari kata dokter Rian Bin," jawab Ria sambil menatap wajah Harris sendu.

Apa ini gara-gara Ferry? ahh tidak..tidak.., dia kan udah janji kalo gua jadi pacarnya dia, dia nggak bakal sakitin Harris, pasalnya tadi gua juga lagi dinner bareng ama Ferry, mana mungkin Ferry yang ngelakuin ini semua, tapi herannya kenapa nggak ada luka sedikit pun di wajah Harris.

"Yak tapi tadi gua ketemu Harris di cafe sama cewe, kok tiba-tiba dia kek gini si?" tanya gua heran.

"Iya tadi dia ketemuan ama Pinky teman SMP nya dulu, dia lagi mengklarifikasi masalah gitu?" jawab Ria.

"Hah? temen? gua kira pacar, oke fiks gua salah paham," gumam gua dalam hati.

"Ohh yaudah Bin gua mau ambil perlengkapan, lu jagain Harris sebentar ya," ucap Ria.

Gua hanya menggangguk sambil mendudukan tubuh gua di kursi yang berada di samping kanan ranjang.

Keadaan disini sangat hening, hanya suara pendeteksi detak jantung yang terdengar.

Ris sorry gua tadi salah paham ama lu, tapi kenapa lu jadi kek gini padahal sejam yang lalu gua ketemu lu di cafe baik baik aja, terus kenapa lu bisa koma kek gini Ris. Lu sebenernya sakit apa Ris.

Gua udah ngerasa curiga waktu kita di Bali, lu yang mimisan lu yang kelihatan sangat pucet, tapi kenapa lu selalu sok kuat Ris, sok nggak sakit, padahal gua tau lu sakit tapi apalah daya gua, gua cuma temen yang nggak bisa ngatur kehidupan lu😓gua sadar Ris... gua sadar....😢

Author POV

Bintang yang menemani Harris dengan berbagai ucapan yang dia keluarkan, sambil memandang wajah Harris sendu, tanpa diduga Bintang meneteskan air mata, di balik sikap cuek Bintang ke Harris dia menyembunyikan rasa cinta yang belum dia sadari.

"Ris, cepet sadar Ris, gua kangen lu," ucap Bintang sendu.

Sudah seminggu Harris koma, tidak ada perkembangan sedikit pun, semua temannya sudah melihat kondisi Harris tetapi mereka belum mengetahui penyakit Harris sebenernya.

Kedua orang tua nya pun belum menjenguk Harris, bahkan tidak menanyakan keadaan Harris sekarang.

Ria yang setiap hari menemani Harris melihat Harris terbujur lemah dan hidup di bantu dengan berbagai alat pernapasan merasa sangat terpuruk melihat kondisi Harris.

"Hay Ris, gimana keadaan lu, kenapa lu betah banget tidur kek gini, yang gua tau lu orangnya kuat Ris, apa lu sekarang lagi bahagia tanpa beban yaa, Ris cepett bangun😥," ucal Ria sendu.

Drttt... drrtt....

"Hallo," ucap Ria.

"Halo, ntar jam 7 jemput mama sama papa di bandara yaa," ucap mama Ria.

"Mama mau ke Indo?" tanya Ria.

"Iya, mama tau kamu lagi ngurus Harris yang lagi sakit kan? kamu sendirian kan?" tanya mama Ria.

IL(H)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang