Harris POV
Setelah gua main sama bang Zi alias abang nya Bintang, gua langsung pulang. Seneng aja jadi Bintang hidupnya bahagia bat dah, abangnya sayang ortunya sayang. Lah gua?
Sampai dirumah gua langsung masuk rumah, tapi berasa aneh karena di depan rumah ada mobil bokap.
"Harris, kamu baru pulang?" tanya mama.
"Mama?" ucap gua sambil mengedarkan pandang di seisi rumah dan disitu ada Harry dan bokap juga.
"Bagus anak siapa kamu jam segini baru pulang," tanya papa.
"Anak papa gak kaya gini kelakuannya," ujar papa lagi.
"Maaf," ucap gua.
Gua akui sekarang gua salah karna gua selama ini berani menjawab omongan ortu gua. Tapi sekarang gua sadar dengan gua ngejawab itu malah memperpuruk keadaan."Bagus kalo sadar," ujar Harry.
"Udah sana mandi," ucap mama
Gua langsung melenggang kearah kamar gua."Makan di luar yuk mah, pah," ucap Harry.
"Ayuk, Ria mau ikut?" tanya mama.
"Em. Boleh, tunggu Harris juga."
"Gak usah, kemalaman nanti kalo nunggu Harris."
"Tapi...," ucap Ria terpotong. Langsung di gandeng sama mama untuk keluar bersama. Sedangkan gua? Gua ditinggal sendiri lahh.
Author POV
Harris di rumah sendiri. Merasakan angin semilir kencang di balkon kamarnya. Merasa kan sakit tiba-tiba dikepalanya, hal itu sudah biasa Harris alami. Darah mengalir dari kedua hidungnya. Harris mencengkeram kepalanya kuat kuat berharap rasa sakit berkurang. Dia lelah sangat lelah dalam keadaan ini, dari dulu sampai sekarang tidak berubah dan itu membuat Haris semakin terpuruk.
Ingin rasanya Harris jujur kesemua orang. Tapi ia tidak ingin dikasihani sehingga ia terpaksa menyembunyikannya diam diam .
"Mah, Harry mau joging ya."
"Iya, ati-ati ya."
Harry jongging pagi sendirian pasal nya dia tdk punya temen di Indonesia.
Disaat dia lari kecil ada seorang gadis menghampirinya."Hai, Ris," sama Bintang, ya cewek itu Bintang.
"Ehh..gue...."
"Bareng yuk, gua juga sendiri,"
"Hm. Oke," Harry yang belum tau. Namanya Bintang hanya mengiyakan ajakan Bintang, dia tau kalo Bintang menganggap dia itu Harris,
"Mungkin, ini cewek lu Ris, oke gua bakal buat dia benci ama lu. Permainan dimulai," batin Harry.
"Makan yuk," ajak Harry.
"Ayuk, mau makan apa Ris."
"Terserah."
"Bubur ayam biasa aja ya."
"Oke."
Sambil menunggu pesenan.
"Tumbenan lu pake kacamata."
"Ohh, pingin aja hehe."
"Ehh tumben gak sama HARD."
"HARD?"
"Iya, Angga, Randy, Dino."
"Em.mm lagi pengen sendiri."
"Lu lucu dari tadi jawabnya kek banyak mikir gitu."
"Gua... lagi bingung."
"Bingung kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
IL(H)
Non-Fiction🥈Best rank #2 kekeluargaan [TELAH TERBIT] Beberapa Part di hapus untuk kepentingan penerbitan Pemesanan bisa lewat Shopee, Tokopedia, Bukalapak [ENDING] "Harris kamu itu jangan bikin mama sama papa emosi ya,kamu nggak kasian ama mama kamu?"bentak p...