part 44

528 23 0
                                    

Harris POV

Kenapa kebahagian tak pernah berpihak ke gua. Apa gua memang tak pantas untuk merasakan kebahagian itu? Gua tak dapat merasakan indahnya nya masa kecil gua seperti yang dikatakan orang lain. Seperti apa yang pernah di rasakan oleh orang orang di luar sana. Masalah selalu dateng menghadang gua untuk melangkah ke depan.

Gua lelah menghadapi semua ini. Terlalu berat buat gua. Ini sungguh tak adil! Mengapa mereka bisa merasakan bahagia dengan kehidupan mereka masing-masing, namun gua nggak bisa? Mengapa mereka bisa mendapatkan apa yang mereka mau sementara gua tidak. Mengapa mereka bisa mempunyai keluarga yang bahagia sementara gua tidak? Mengapa gua nggak pernah merasakan apa itu kehidupan? Apa yang gua mau, selalu tak perpihak ke gua.

Gua benci kehidupan ini. Bukannya gua nggak mensyukuri apa yang gua miliki di dunia ini. Namun gua lelah dengan semua ini.

Gua mencintai orang yang nggak bisa gua miliki. Gua punya keluarga yang pilih kasih. Gua punya kedua orang tua yang kagak pernah sayang ama gua. Gua ingin memiliki sosok ayah yang selalu meneguhkan gua bukan ngebentak gua. Gua ingin memiliki sosok ibu yang mau mendengarkan keluh kesah gua. Nyemangatin gua saat gua sedang banyak masalah, bukan nya menambah masalah gua dengan omelannya dan selalu membandingkan gua dengan Harry, bukan juga ibu yang selalu menyalahkan gua, walau gua nggak tau apa apa dan pastinya bukan ibu yang memarahi gua ketika gua sedang sakit. Biasanya seorang ibu akan khawatir ketika anaknya sedang sakit. Bukannya dimarahi atau di biarkan. Bahkan ibu gua kagak pernah menganggap gua sebagai anaknya. Apa salah gua sebenarnya? sampai kedua orang tua gua ngak nggangap gua. Gua benci kehidupan ini!!

Author POV

Harris meluapkan seisi hatinya di danau ini. Ibaratnya dia sedang curhat dengan danau. Harris langsung meninggalkan danau tersebut karena hari mulai gelap. Harris melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Diperjalanan tiba tiba dia dihadang oleh Roy cs.
Harris pun langsung menghentikan motornya.

"Hey bro, gimana pilihan lu?" tanya Ferry startistik.

"Semoga pilihan lu kagak salah Ris," ucap Roy.

"Gua belum bisa milih sekarang," tegas Harris.

"Kalo lu kagak bisa milih sekarang, berarti lu...," ucapan Roy menggantung.

Tiba tiba Ferry menonjok Harris. Harris pun jatuh ke aspal jalan Roy cs. pun ikut menonjok Harris .

Harris pun sekarang terkapar di pinggir jalan tak sadarkan diri.

"Bi, Harris belum pulang?" tanya Ria khawatir.

"Belum non," jawab bi Sri.

"Bi kita cari Harris yuk, Ria takut ada apa apa sama Harris," ajak Ria.

"Iya non," jawab bi Sri.

Ria dan bi Sri pun mencari Harris.

"Bi itu bukannya Harris ya?" tanya Ria terkejut.

"Iya non, ayo kita bantu den Harris," ucap bi Sri yang sekarang udah keluar dari mobil.

"Ngapain kalian disini," tanya Harris yang sekarang sudah sadarkan diri.

"Gua cari lu Ris," jawab Ria yang kemudian menuntun Harris masuk ke dalam mobil.

"Lain kali kalian nggak usah repot repot cari gua lagi yaa, ini udah malem bahaya," ucap Harris sambil memegangi perutnya yang terasa nyeri.

"Gimana kita nggak cari lu, lu nya aja kek gini terus," ucap Ria jengkel.

"Sorry kalo gua ngrepotin lu," ucap Harris lemah.

Ria sekarang sedang mengobati luka harris di kamar Harris.
Sedangkan papanya? dia sama sekali tidak peduli.

"Lu kenapa bisa kek gini Ris," tanya Ria yang sedang mengutak atik obat obat.

IL(H)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang