Mall dihari minggu sangat ramai, bukan dikarenakan hari minggu adalah hari libur sekolah, melainkan dihari itulah diskon besar – besaran dibuka. Benar saja, Mall dihari minggu menjadi favorit bagi ibu – ibu rumah tangga yang ingin membeli barang bermerk tapi dengan harga murah. Tidak hanya ibu – ibu, bahkan anak sekolahan juga ada yang berburu di tiap – tiap tulisan diskon terpampang dirak – rak baju.
Siang itu, tiga orang remaja berjalan berbarengan di tengah – tengah Mall yang sedang ramai. Mereka memperhatikan keadaan sekitar yang sedari tadi tak henti – hentinya orang berlalu lalang. Tiap – tiap dari orang itu membawa kantung plastik ukuran besar, ukuran sedang, ada pula yang lebih memilih mendorong belanjaan menggunakan troller.
Tiga orang remaja itu berjalan menaiki eskalator menuju lantai dua, lalu berjalan lagi ke pusat perbelanjaan yang sedang melelang barang dengan diskon besar – besaran. Salah satu diantara mereka berhenti di sebuah stan bedak dan parfum yang saat itu dijaga oleh seorang perempuan muda dengan riasan make up diwajahnya. Ia melemparkan senyum ke setiap orang yang lewat didepan stan-nya.
Yuri dan Kaila jalan menuju rak sepatu, sementara Mia berhenti di depan rak kaca besar yang berisi bedak – bedak dan alat kosmetik lainnya. Mia yang saat itu singgah di stan bedak melihat jeli ke rak – rak kaca didepannya, ia menunjuk salah satu bedak impact dipaling pojok. Perempuan yang melayaninya mengambil barang yang diminta oleh Mia.
"Berapa mbak?" Tanya Mia pada perempuan itu.
"Tiga puluh dua ribu." Katanya sambil tersenyum.
"Tapi diskon, kan?" Tanya Mia lagi menebar senyumnya kepada si mbak – mbak penjaga stan.
"Harga udah termasuk diskon." Ucap si perempuan. Perempuan itu tersenyum sembari menjelaskan tentang produk – produk yang dijualnya. Bermodalkan wajah cantik dan ramah – tamahnya kepada pelanggan, Mia pun menjadi tertarik untuk membeli produknya.
Mia mengangguk, meminta perempuan itu mencatat belanjaannya. Perempuan tadi memberikan secarik kertas kepada Mia lalu pergi ke kasir membawa belanjaan Mia. Mia mengikutinya untuk membayar belanjaan. Setelah itu ia berjalan menuju Kaila dan Yuri yang telah tiba di rak – rak baju, masih di tempat perbelanjaan yang sama.
"Yang ini gimana, cocok gak?" Kaila menempelkan sebuah kemeja putih di badannya, melihatkan kepada Yuri. Yuri meletakkan tangan didagu, ia rasa kemeja itu terlalu ketat ditubuh Kaila.
"Engga, cari yang lebih besar deh." Ucap Yuri memberikan komentar lalu mengacak – acak rak, mencari ukuran yang lebih besar dari baju yang dicoba Kaila.
Kaila masam, meletakkan baju itu di raknya semula. Kaila melihat sebuah terusan selutut tanpa lengan dengan corak batik, ia mengambil terusan itu dan melayangkannya kepunggung Yuri yang tengah mencari kemeja putih didalam rak.
"Yang ini cocok buat lo. Hmm.." Kata Kaila jail menahan tawa.
"Apaan sih, ini kan baju ibuk – ibuk." Ketus Yuri galak.
Yuri mengambil baju ditangan Kaila, melemparnya ke rak sebelah. Kaila masih cekikikan. Mia yang telah selesai membeli keperluannya ikut memilah baju di rak yang sama dengan kedua temannya itu.
Pandangan Yuri beralih ke sudut rak. Yuri mengambil sebuah baju terusan spandek berwarna merah yang penuh dengan model sobekan di bagian lengan dan sedikit terbuka dibagian pinggang.
"Kalau yang ini, gimana?" Tanya nya sambil mencocokkan baju itu ditubuhnya. Kaila dan Mia menerawang membayangkan bagaimana rupa Yuri jika ia memakai baju seperti itu, mereka memperhatikan Yuri dari atas kebawah lalu tertawa. Baju itu harusnya digunakan di atas catwalk oleh model – model profesional. Tapi entah kenapa baju itu malah ada di rak baju diskon 50%.
YOU ARE READING
Absolutely You
Teen FictionSahabat adalah orang yang selalu ada, dimanapun dan kapanpun. Sahabat adalah orang yang selalu menyisihkan waktu hanya untuk mendengar segala keluh kesahmu; tentang hidup, tentang keluarga, atau pula tentang cinta. Tapi, apa jadinya jika orang yang...