Afkar Bobi Adelio

15 9 1
                                        

Obi membenahi letak buku – bukunya. Bukan buku – buku ilmu pengetahuan, melainkan koleksi komik yang dari dulu menjadi kesukaannya. Diantaranya ada yang sudah kusam dan cover nya mulai tanggal. Ada juga yang masih baru, yang dibeli Obi dari pameran buku minggu lalu.

Obi sangat menyukai anime. Mulai dari One Piece, Naruto, sampai Fairy Tail ia tahu jalan ceritanya. Dulu dia sangat ingin punya kemampuan seperti Luffy, salah satu tokoh anime di One Piece yang bisa memanjangkan anggota tubuhnya setelah memakan buah setan Gomu Gomu no Mi. Ia juga ingin memiliki jurus seribu bayangan seperti Naruto, bahkan memakan api layaknya Natsu di Fairy Tail.

Tak hanya Obi, Yuri juga sebenarnya sangat menyukai anime. Hanya saja Yuri tak segila itu selalu membeli komik – komik edisi terbaru. Lebih baik ia membeli buku keperluan sekolahnya dari pada membuang – buang uang untuk membeli komik.

Hal itu tidak berlangsung lama hingga akhirnya Obi mendapatkan pesan balasan dari Yuri. Obi menghempaskan badan ke atas kasur dan membuka pesan masuk.

From : Yurika

Dirumah si Kaila. Sorry gue lupa, soalnya mendadak, bi.

Huh. Dengus Obi. Obi teringat akan genk motor yang akhir - akhir ini sering berkeliaran disekitaran Hangtuah pada malam hari. Kalau ada apa – apa sama lo, gimana, Yur? Pikirnya. Bukan maksud ia ingin melarang Yuri, tapi ia hanya khawatir kalau sampai Yuri menjadi korban dari genk motor itu. Selama beberapa menit ia memikirkan balasan untuk Yuri, ketika sudah tertulis ia malah menghapusnya lagi. Memikirkan kata – kata yang tepat agar Yuri tidak marah kepadanya yang terlalu mencemaskan keadaan Yuri.

To : Yurika

Yaudah, lo dirumah Kaila aja. Jangan keluar. Rawan

Ia menekan tombol kirim. Setelah itu ia hanya menunggu balasan dari Yuri. 2 menit waktu terlewati tapi tak kunjung ada balasan. 5 menit. 10 menit. Hampir setengah jam ia menunggu tapi tidak ada tanda – tanda Yuri akan membalas pesannya. Mungkin ia sudah tidur. Atau mungkin ponselnya nya kehabisan baterai.

Obi yang lelah menunggu akhirnya meletakkan handphone diatas meja, mengambil gelas kosong yang ada diatas meja yang sama. Ia berjalan kearah dispenser disamping pintu kamar untuk mengambil segelas air, meneguk air minum lalu meletakkan kembali gelas itu.

Suara TV yang meyala di kamarnya hanya menjadi penghilang rasa sunyi. Tidak sedikitpun matanya tertuju pada gambar - gambar yang ditampilkan di layar itu. Obi melepas bajunya, meletakkan disembarang tempat, lalu pergi ke kamar mandi untuk beberapa menit.

Keluar dari kamar mandi, Obi mengambil remot dan mematikan TV yang dari tadi menyala. Ia duduk diatas kasur, memerhatikan ruangan disekitarnya. Sebuah ruangan yang sudah bertahun – tahun menjadi kamarnya. Mengingatkan ia akan sosok Yuri, satu – satunya cewek yang pernah memasuki kamar itu selain Tiara dan ibunya.

Yuri yang untuk pertama kali menginjakkan kaki di ruangan itu memarahinya habis – habisan. Bantal yang berserakan di lantai, buku – buku yang tidak pada tempatnya, bahkan handuk yang tergeletak begitu saja diatas kasur. Hal itu membuat Yuri geram dan memutuskan untuk merapikan kamarnya. Ia hanya diam, mendengar setiap ocehan yang keluar dari mulut Yuri.

Setelah kamar itu bersih dan rapi, Yuri duduk di sofa kamar. Melihat Yuri yang kelelahan, ia segera memberikan segelas air sambil tersenyum. Tapi sayangnya, senyuman maut Obi tak pernah mempan terhadap Yuri. Yuri mengucapkan terimakasih dengan wajah datar. Tidak lama kemudian, ia mengeluarkan PS nya dari box. Tentu saja itu membuat Yuri semakin memarahinya tanpa ampun.

Obi tersenyum mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu. Kini ruangan itu tidak pernah lagi didatangi oleh sosok Yuri. Obi berdiri dari duduknya, menyalakan AC lalu menghempaskan badannya yang cukup kekar di atas kasur. Ia membalikkan badan, mencoba memejamkan mata untuk tertidur.

Absolutely YouWhere stories live. Discover now