Kemenangan

14 4 0
                                        

"Cerita Yur, ceritaa!" Mia berteriak tidak sabar kepada Yuri yang masih memainkan ponselnya. Tidak lepas dari senyum diwajahnya. Sejak kejadian Yuri yang datang ditemani Dylan-yang diakui Yuri adalah kenalannya-membuat Mia dan Kaila tidak berhenti bertanya – tanya;kapan dan bagaimana? Memang benar Yuri datang ke acara malam itu bersama Obi, tapi Yuri juga datang menemui Mia bersama Dylan, dan rombongan Obi dari belakang.

"Apa siih.." Yuri masih sibuk dengan ponsel ditangannya. Sejak sepulang sekolah tadi ponselnya tidak berhenti bergetar menerima pesan – pesan dari Dylan. Sampai – sampai pesan dari Obi selalu lupa untuk dibalas Yuri, hal ini sukses membuat Obi selalu meneleponnya di setiap situasi.

"Lagi kasmaran dia, Mi. haha" Kaila tertawa lalu duduk disamping Yuri, mengintip ketikan pesan Yuri yang sebentar lagi akan dikirimnya kepada Dylan. Dengan sigap Kaila merebut ponsel Yuri dan berlari berlindung di belakang Mia. Acara kejar – kejaranpun berlangsung heboh di kamar Kaila.

To : Dylan

Iyanih, lagi bareng ma Mia & Kai. Kamu udh ma..

"Udah ma? 'Ma' apa ya? Oh, udah makan atau belum kali ya? Haha." Kaila dan Mia semakin merajalela mem-bully Yuri. Yuri mendecak sebal, ia berlari mengejar Kaila, mencoba merebut ponselnya kembali. Tapi Kaila terlalu gesit menghindar dari setiap serangan – serangan Yuri. Sedikit lagi Yuri berhasil menangkap Kaila, Kaila melempar hp itu kearah Mia yang ditangkap Mia dengan mulus. Mia membaca isi dari pesan masuk. Matanya sangat cekatan membaca tiap – tiap pesan yang ada disana.

From : Dylan

Kamu lucu banget sih. Haha

Begitu isi pesan sebelumnya. Mia membaca dengan lantang yang diikuti sorakan "Cieee" dari Kaila. Yuri semakin sebal lalu memilih duduk disofa, ia lelah melakukan pengejaran yang tiada habisnya. Yuri mencoba tenang dengan wajah yang sudah memerah, tapi didalam hati sedang mengutuk – ngutuk. Awas aja kalian, ntar gue bales!!

Kaila menangkap ekspresi suram diwajah Yuri dan memilih untuk menyudahi perang ponsel ini. Ia memberi kode Mia untuk menyerahkan kembali ponsel kepada Yuri, setelah membaca seisi pesan didalam inbox tentunya. Yuri menerima ponselnya kembali, masih dengan wajah datarnya.

"Males ah gue cerita!" Ketus Yuri, sukses membuat Kaila dan Mia menjadi sulut.

"Yah kan. Cerita dong, Yur!" Mia tetap memaksa Yuri, Yuri menggeleng kepala. Tapi pada akhirnya, dengan iming – iming sepiring nasi goreng spesial harga lima belas ribuan ala ibu kantin, Yuripun mulai bercerita.

"Gue ketemu dia sepulang sekolah di lapangan basket. Waktu Mia lagi latihan di aula" Terang Yuri memasang wajah tersipu, diikuti dengan bisikan 'Ciee' dari Kaila dan Mia.

"Tapi, kok bisa di lapangan basket? Dia ke sekolah kita?" Tanya Mia antusias. Kaila mengangguk setuju.

"Dengerin dulu. Jadi gini, dia itu mau jemput buk Kori, guru bahasa inggris yang ngajar disekolah kita yang ternyata adalah tantenya dia. Tapi karena ada kepentingan lain, Dylan-nya disuruh nunggu. Karena dia liat gue lagi sendiri di lapangan, yaudah dia samperin terus kami kenalan. Gituu" Yuri bercerita panjang lebar yang dibalas dengan kata 'ohh' dari Mia dan anggukan dari Kaila.

"Kok tumben sendirian? Emangnya Obi kemana?" Mia masih dengan rasa penasarannya.

"Kan Obi lagi didalam aula sama Dewa, Nemenin Dewa yang pengen liat lo. Setelah Dylan pamit pergi, baru deh dia dateng."

"Ohh gitu. Terus Obinya ga ketemu Dylan dong?"

Yuri menggeleng. Kaila masih menyimak. Tiba – tiba raut muka Mia berubah, matanya besar memelototi Yuri yang mengernyit dahi melihat ekspresi temannya itu.

Absolutely YouWhere stories live. Discover now