Obi meneguk segelas minuman berwarna bening digenggamannya. Ia duduk didepan sebuah meja panjang tempat bartender biasa menyajikan minuman, lalu melihat disekelilingnya, lampu café warna – warni yang kilaunya meredup – redup, juga lantunan musik yang cukup kuat menggema disetiap sudut ruangan. Obi tersenyum melihat tingkah teman – temannya dari kejauhan, teman – temannya itu sedang mencoba merayu seorang perempuan cantik yang usianya mungkin saja terpaut berbeda sepuluh tahun.
"Manis juga."
Ucap seorang wanita yang duduk tidak jauh disampingnya, wanita itu tidak sendiri, ia berbisik ria dengan seorang temannya lagi, sesekali melirik kearah Obi yang duduk sendirian. Obi bukan anak kecil lagi, pun masih belum dikatakan mapan untuk berada ditempat seperti itu. Tapi pergaulannya yang sudah terbilang begitu luas dan keras, membuat ia cukup pantas berada disana.
Salah seorang teman Obi duduk disebelah Obi dan menghembuskan asap rokok kepadanya. Obi hanya tersenyum sinis dan mengibas asap rokok dari wajahnya.
"Sekali – kali lo harus nyobain ini." Kata Reno kepada Obi, pelaku yang menghembuskan asap rokok kepada Obi.
"Gue udah janji sama diri sendiri untuk gak nyentuh benda itu." Tegas Obi lalu kembali meneguk minumannya. Reno tertawa mendengar penjelasan Obi.
"Pasti temen cewek lo itu yang ngasih lo penyuluhan panjang tentang bahaya merokok, terus ngelarang lo untuk merokok. Siapa namanya? Yuri?" Obi langsung mendelik tajam. Memang benar Yuri pernah memberinya pengertian tentang bahaya rokok. Tapi seumur – umur, Yuri belum pernah mengatur dirinya dalam hal boleh – tidaknya Obi melakukan sesuatu.
"Gue gak mau karena kemauan diri gue sendiri, bukan karena orang lain." Kali ini Reno hanya diam. Ia kembali menghisap batangan rokok ditangannya.
Tidak lama setelah itu, terdengar suara MC dari panggung kecil disudut ruangan, tidak jauh dari tempat Obi dan Reno duduk. Reno berteriak antusias, sementara Obi tidak tertarik untuk melirik. Suara pembawa acara itu begitu bersemangat ketika akan memanggil salah satu DJ yang akan membawakan lagu di café malam ini.
"Masih pengen lanjuut?!" Teriak si MC, yang lain berteriak 'Iyaa' dengan lantang.
"Kalau gitu sama – sama kita panggil bintang kita malam ini, Dylan Matsuda!" Obi kaget, hampir saja menjatuhkan gelas ditangannya. Dengan tangan yang mengepal kuat ia melirik kearah panggung kecil itu, berharap telah salah mendengar nama yang tadi disebutkan oleh MC, tapi teriakan orang – orang yang cukup keras memanggil – manggil nama Dylan seketika membuat ia sadar bahwa ia tidak salah dengar. Obi melihat sosok tinggi bertubuh kekar diatas panggung, itu benar Dylan.
"Ngapain dia disini?!" Desah Obi yang masih bisa didengar oleh Reno. "Lo gak liat? Dia itu DJ" Ucap Reno, memberi jawaban atas pertanyaan Obi tadi. Reno melihat orang – orang didalam ruangan ikut menari mengikuti alunan musik dari Dylan, tapi hanya Obi yang diam mematung, masih melihat Dylan dengan tatapan tidak percaya.
"Meskipun bukan artis, orang – orang disini banyak yang kenal dia. Dengar – dengar juga pas di Jakarta sana, dia juga sering nampil ngisi acara." Reno menjelaskan sesuatu yang ia tahu tentang Dylan. Tapi Obi tidak merespon. "Dan asal lo tau, hampir semua cewek disini luluh sama rayuannya." Bisik Reno ketelinga Obi. Obi termangu kaku mendengar pernyataan Reno.
"Lo kenapa?" Reno seakan melihat Obi sedang dilanda sesuatu. Tiba – tiba Obi menatap tajam kearahnya, "Lo kenal dia?" Tanya Obi. Reno mengangguk ragu memberi jawaban. Obi tersenyum simpul. Ia tahu, da sesuatu yang harus ia cari tahu dari cowok bernama Dylan itu.
***
Siang, di kediaman Yuri.
Yuri tiduran diatas kasur kamarnya yang empuk, dengan senyum yang terukir diwajah dan hati yang berdegup kencang. Sudah hampir satu jam ia menghabiskan waktu di kamar, teleponan dengan Dylan. Sesekali ia berdiri melihat cermin dan merapikan poni dan rambutnya.

YOU ARE READING
Absolutely You
أدب المراهقينSahabat adalah orang yang selalu ada, dimanapun dan kapanpun. Sahabat adalah orang yang selalu menyisihkan waktu hanya untuk mendengar segala keluh kesahmu; tentang hidup, tentang keluarga, atau pula tentang cinta. Tapi, apa jadinya jika orang yang...