| Part 30: Tattoo, Butterflies, and Hickey

37.9K 2.6K 3.6K
                                    

a/n: Cie up! Seneng nggaaak? Baca part sebelumnya kalau kalian lupa alur <3

Happy reading dan tandai typo, yaa!! Istg, part ini lumayan spicy & raw| 15+ only ⚠️

Happy reading dan tandai typo, yaa!! Istg, part ini lumayan spicy & raw| 15+ only ⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋

Hari Jumat, berakhirnya Ujian Sekolah di SMA Candrawana. Para murid akhirnya pulang lebih awal, lantaran hari terakhir ujian kali ini hanya menyelenggarakan satu sesi/ mapel.

Sayangnya, hal baik itu tidak berlaku untuk Sea, Gaska, Agatha, serta Cello. Mereka harus tetap tinggal, untuk mengikuti ujian susulan akibat skip ujian sesi ke dua di hari Kamis lalu.

Menjadi satu-satunya anak IPS di antara keempatnya, membuat Sea harus mengerjakan ujian susulan di ruang berbeda. Sekitar pukul dua siang, gadis itu selesai dan bergegas menghampiri Gaska.

Sesuai perjanjian, Sea akan menemani Gaska bertemu dengan Agra, untuk menyelesaikan semua kesalahpahaman mereka.

Namun, setengah lorong menuju ke ruang ujian anak MIPA, Sea justru bertemu Cello.

Udah ketebak, sih! Modelan murid kayak Cello pasti kalau ngerjain ujian asal jawab, biar cepat pulang. Beda sama Gaska & Agatha yang bahkan harus mengecheck jawaban sebanyak lima kali sebelum dikumpulkan.

"Stop!" Sea menghadang langkah Cello dengan merentangkan kedua tangan. "Cowok gue mana?"

"Noah?"

"Gaska, lah!" desis Sea sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Masih."

Dahi Sea berkerut, bingung. "Masih apa?"

"Masih ujian," jelas Cello tanpa mengalihkan tatapannya dari layar ponsel.

"Ansel?" Sea hampir tertawa saat mendapati Cello kedapatan mengirim pesan kepada seseorang. "Lo chatan sama cowok?"

"Cewek... " sahut Cello sebelum menambahkan sesuatu. " ... cantik."

"Wow! Gue kira lo homo," ejek Sea dengan tatapan menyebalkan.

"Cemburu?"

Sea mengernyit. "Ew! Najis lo," desis Sea sambil mendorong bahu Cello.

Cello menyeringai samar. "Siapa tahu masih."

"Masih apa?"

"Masih suka gue."

"Suka manfaatin kali maksud lo?" sinis gadis itu tak mau kalah.

NAVILLERA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang