| Part 37: The Devil's Hours (49 Days)

31.4K 1.9K 2.2K
                                    

a/n: YUHUUU, CAPTAIN'S BACK!! Lagi seneng cz Jeno udah punya Instagram (.◜◡◝)

Warning: 17+ | Sexual activity, drug addiction, smoking, & mental illness.

• Absen dulu sini, baca jam berapa?

• Absen juga pakai emoji terakhir yang kalian pakai!

• jangan lupa VOTE ⭐️

Sudah siap baca dan ramaikan komentar, kan? Jangan lupa tandai ✨T Y P O✨ Part ini di ada 6.418 kata. Full sama Gaska - Sea.

🦋🦋🦋

DAY 19

Jakarta pada pukul satu dini hari berhasil membangunkan Gaska dari bunga tidurnya.

"Damn it!"

Satu umpatan terlontar ketika Gaska merasakan nyeri pada bagian tengkuk kepalanya. Ini pasti karena posisi tidur Gaska yang tidak benar, lagi pun cowok itu sepertinya ketiduran selepas bermain PS.

Kamar berdominasi cat putih gading itu terasa panas―sekali pun AC telah dihidupkan. Badan Gaska berkeringat, jantungnya berdebar singkat, sesuatu dalam diri Gaska masih menegang ketika ia memutuskan beranjak dari tempat tidur.

Sial! Bahkan dalam keadaan tidur pun, otak cowok bermarga Domani itu sibuk berkutat dengan dosa besar.

"Gue kenapa mimpi kayak gitu, anjing?" maki Gaska sambil membilas wajahnya dengan air dingin.

Cowok itu memandangi bayangannya sendiri di cerita besar wastafel. Wajah kalut―tak tenang, penampilannya begitu berantakan, seakan begitu gelisah.

Pikiran Gaska pasti telah bermasalah dengan skala besar, karena bermimpi melakukan hubungan badan dengan Sea.

Demi Tuhan! Gaska tak pernah seperti ini sebelumnya. Berpikir untuk membayangkan seorang gadis saja tidak. Apalagi dengan Sea?!

Meskipun ia dan Sea sudah melakukannya, rasanya tetap salah dan kelewat kurang ajar untuk Gaska memimpikan yang seperti itu ketika tidur.

Berhenti tenggelam dalam penghakiman, Gaska kini memutuskan untuk melepas pakaian dan bergegas mandi. Menyalakan air shower dengan tekanan maksimal―membuat tubuhnya kini basah kuyup, dari puncak kepala hingga ujung kaki.

Gaska berpikir jika air dingin dapat menghilangkan isi pikiran kotor dan rasa tegang pada tubuhnya. Nyatanya ia salah, ia masih saja merasa gelisah.

Pikirannya hanya tertuju pada satu sulutan yang jelas bukan merupakan gairah yang benar.

Dua puluh lima menit berlalu. Gaska selesai mandi dan memakai pakaian―tanpa atasan, lantaran masih merasa sedikit gerah. Helai rambut kecoklatannya yang basah kini tertutup oleh handuk.

Gaska mengambil ponselnya yang selesai ter-charge sampai baterainya masih penuh. Mengabaikan berbagai notifikasi, jemari Gaska langsung bergerak mencari room chat dari nomor Sea.

Oh! Bicara soal ponsel, Gaska dan Sea langsung membeli yang baru dengan merk yang sama setelah ponsel milik mereka yang sebelumnya jatuh ke kolam renang. Ceritanya couple-an gitu.

NAVILLERA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang