| Part 25: The Clouds in His Room

38.7K 3.2K 3.2K
                                    

a/n: Be wise! Intimate kiss contact, harsh words, and toxic relationship ⚠️

Skip dulu buat yang lagi puasa, yaa! Happy reading dari jauh 💗

Hi! Mulai sekarang-mau dong, dikomen di beberapa line paragraf biar rame dan pada jadi readers yang aktif. Sediiih tau setiap update lebih dari 4-5k kata tapi yang aktif capai target komentar cuma beberapa account.

Tolong, biasakan diri untuk kasih feedback dan apresiasi yang sepadan untuk author-kalau kalian enjoy baca ceritanya.

Bisa, kan? PASTI BISA! Baca gratis aja bisa, masa vote & komen doang nggak bisa.

Kalau nggak bisa yaa pergi aja. Hush-hush! Sirena Raquelle doesn't need you, apa lagi yang baca tapi nggak follow author. Lebaran besok-semoga kalau makan rendang, kalian dapat lengkuas 🤓💅🏻

Dan banyak love (🍓💋🌹🍷❤️) buat yang selalu apresiasi & rajin koreksi typo di tulisanku-semoga kalian dapat uang kaget <3

*sorry pakai mode serius, guys. Cz punya banyak silent readers itu gak asik, bikin insecure & raguin kualitas cerita sendiri.

🦋🦋🦋

"Masih marah?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Masih marah?"

Gaska langsung melengos begitu melihat Sea berdiri di ambang pintu kamarnya.

"Boleh gue masuk?" Gadis itu kembali bersuara setelah mengetuk pintu yang padahal sudah terbuka lebar.

"Gue lagi belajar, jangan ganggu!" ujar Gaska kini semakin menyelami materi dari buku paketnya.

Ah, benar! Lusa mereka sudah menghadapi ujian sekolah. Sea mengutuk diri karena justru berakhir kabur, sementara semua buku pelajaran dan seragamnya tertinggal di rumah.

"Okay, jangan lupa makan. Udah sore, lo baru makan sekali."

Tidak ada sahutan. Sejak mereka menyelesaikan sarapan, Gaska mendadak enggan berbicara dan mengabaikan Sea. Memilih mengurung diri di kamar bersama tumpukan buku pelajarannya.

"Talk to me if you're not mad anymore," ucap Sea dengan hati-hati.

*bicara sama gue kalau lo udah nggak marah lagi

Sea sengaja tinggal selama beberapa sekon, seakan berharap mendapatkan respon walau hanya dalam bentuk tatapan. Sayangnya, nihil. Gaska mungkin masih sangat kesal karena pernyataannya sebelum ini.

Dengan begitu-Sea menarik langkahnya. Namun, interupsi dari sebuah suara bariton berhasil menahannya.

"Hey, idiot!" Sea langsung menoleh di buatnya, sesaat tersenyum ketika menemukan Gaska juga tengah menatap ke arahnya.

NAVILLERA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang