Chapter 2

2.2K 148 3
                                    

  Fano menidurkan kepala nya di atas meja belajarnya,seharian ini ia habis dikerjai gurunya untuk melakukan hal ini itu,bukan maksud lain gurunya melakukan itu.

Tetapi,Fano terlambat masuk pelajaran Bu Ani,guru yang terkenal jutek dengan penggaris kayu panjang yang ia selalu bawa kemana mana.

Fano selalu berurusan dengan Bu Ani,karna setiap terlambat satu menit saja,pasti dilarang masuk.

   "Den..Den Fano,ada temen temennya tuh.." kata Bi Ijah memberitahu Fano yang sedang merilekskan tubuhnya diatas ranjang.

   "Suruh kekamar Fano aja Bi langsung. "

Tak lama teman teman sekolah Fano masuk kedalam kamar,Ada Devan,David dan juga Farel.

   "Lu ngapa?tumben ga clubbing?." kata Farel.

   "Yeh lu gatau aja,dia tadi disekolaan abis dikerjain ama Bu Ani habis habisan.jadinya kecapean" sahut David sambil memainkan gitar milik Fano.
Fano bangkit dari tidurnya,mengusap wajah nya kasar,"emang tuh guru bawaannya dendam mulu."

   "Oiya tadi lo bawa buku sama siapa ke kelas?." tanya Devan.

   "Oh..itu..gatau,lupa nanya gua ama tuh cewe,aneh abisnya."  Fano beralih menuju jendela menatap langit malam yang indah.

"Gue tau itu siapa,itu Mita temen sekelas gue. Anaknya Introvert parah. Kasian deh pokoknya." ucap Farel.

Farel memang tahu betul siapa yang tadi menemani Fano membawa buku buku.
Sekaligus Farel adalah teman sekelas Mita.

   "Introvert?.pantesan aneh." sahut Fano setelah menyadari apa yang baru saja dikatakan Farel.

  "Iya,kasian deh kalo dikelas gue,dia tuh pemalu banget,setiap persentasi pasti dia ga bisa karna gugup gitu. Tapi aslinya pinter parah ya." Farel mencoba menceritakan sosok Mita.

"Udah gitu,temennya atu doang lagi,si Nabila. Denger denger Nabila sahabat si Mita dari SMP,coba kalo ga ada Nabila,si Mita ga punya temen kali." lanjut Farel.

Fano pun tak menyangka setelah mendengar hal itu,pantas saja Mita gugup dan berkeringat saat berbicara dengan nya atau saat murid murid melihatnya karna menjadi perhatian.

  "Yauda ayok cabut ke club. Banyak cewe cewe."

"Yauda gue ganti baju dulu." kata Fano,tak lama mereka pergi menuju clubbing terkenal di Jakarta.

*

   "Mitaa..." panggil Ayah nya dari kamar.

Mita yang sedang asyik mengerjakan tugas Kimia segera pergi menghampiri Ayahnya.

  "Kenapa yah..." tanya Mita pelan,mengusap kepala Ayahnya yang terbaring sakit.

Sudah dua tahun Ayahnya sakit parah,menyebabkan Ayahnya hanya bisa beristirahat di kamar saja.

Ibu nya pergi meninggalkan Mita dan juga Ayahnya setelah tahu Ayahnya sakit parah dan tak mau mengurusnya.

  "Kamu mau kemana..?huk..huk.." tanya Ayah nya sambil terbatuk.

"Aku mau pergi aja mas!aku gamau ngurusin suami sakit sakitan kayak kamu.!!." Ibunya hendak pergi,tapi Mita menahannya dengan tangisan sambil memeluk Kaki Ibunya.

   "Mah jangan tinggalin aku sama Ayah. Kita butuh Mamah." Ucap Mita,kala itu Mita berumur 15 tahun.

"Lepas!Mama gamau hidup miskin dan ngurusin Ayah kamu yang gak berguna.!Mama mau pergi saja."

  "Jangan ninggalin Kami,aku pasti bakal sembuh." ucap Ayahnya.

Tapi Ibunya tetap ingi pergi meninggalkan mereka,

Mita akan selalu menangis mengingat kejadian itu,Ibunya pergi meninggalkan Mita yang masihberumur 15 tahun dan juga ayah nya yang sakit keras.

Kehidupan Mita begitu menyedihkan,Mita hidup bergantung dengan hasil kebun yang ia punya di Bogor,sebagai modal ia untuk bersekolah dan juga keperluan bersama ayahnya.

  "Ayah mau minum..ayah haus nak..."

Mita nenyodorkan segelas air putih kepada Ayahnya,membantunya untuk minum.

  "Maafin Ayah,Ayah buat kamu kerepotan.."

  "Enggak Ayah..Mita enggak ngerasa gitu. Ini udah kewajiban Mita. "

Ayahnya menangis,Mita memeluk Ayah nya,mereka menangis bersama. Meluapkan segala kesedihannya.

*

   "Fan,tangkep!." David mengoper bola basket ke arah Fano,ia menagkap dan mendribble bola basket itu.

Fano,David,Devan dan yang lainnya kecuali Farel,tengah  bermain basket dilapangan sekolah.

  "Mit,kata lo cowok yang itu cakep gaa?." Mita tengah duduk didepan kelasnya,menghadap ke arah lapangan.

Nabila hobi sekali melihat pria pria yang sedang bermain basket atau pun bola.

  "Yang mana Nab?." tanya Mita.

Nabila menunjuk denan telunjuk kearah cowok yang ia maksud.

  "Itu loh Mit. Si Fano dari Anak Ips 1,dia kelas 12 juga kok. Ganteng yaaaa?.."

Mita terkejut mendengar yang Nabila maksud adalah Fano,Nabila tidak tahu saja Fano itu orang nya bagaimana.

Aneh.
Suka memerintah.
Terlalu percaya diri.

  "Ko lo diem sih.." ucap Nabila.

"Oh.enggak ko..gue cuman tadi nyari nyari yang mana orangnya." kata Mita bohong.

  "Asal lo tau ya,dia itu ganteng banget. Udah gitu orang nya baik."

Mita tersenyum pahit mendengarnya.

  "Oiya gue mau cerita deh Nab,kemarin pas pelajaran olahraga gue kan ke perpus tuh .." Mita mencoba menceritakan pertemuannya dengan Fano.

   "Terus..?."

"Iya terus gue disuruh sama Fa--"

Kringggg

  Bel masuk istirahat berbunyi,Nabila menarik Mita agar segera cepat masuk kelas.

Mita mencoba menceritakan pertemuannya dengan Fano yang terpotong,tapi selalu saja ada hal yang menghalanginya.

  "Udah Mit kapan kapan aja ceritanya. Ada Bu Ani,tar kalo ngobrol di lempar nanti sama penghapus papan tulis." ucap Nabila .

Mita pun mengiyakan,dan pelajaran pun dimulai.

**

Tinggalkan jejak:)
Vote dan commentnya:)

My Introvert girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang