Chapter 6

1.4K 119 2
                                    

   "Dok gimana keadaan Ibu saya dok..." tanya Fanya.

"Ibu kamu hanya kelelahan,sampai ia tak sadarkan diri. Kondisinya begitu lemah,mungkin karna pekerjaan nya. Sementara Ibu kamu dirawat disini dulu.." ucapan Dokter sedikit melegakan perasaan Fanya.

  Ibunya memang pekerja kantor,semenjak kepergian Ayahnya,Ibunya repot mengurus perusahaan peninggalan Ayahnya.

   "Alhamdulilah.." kata Mita.

"Thanks Mit." kata Fanya,Mita pun mengangguk pelan,tak lama ia berpamitan karna tak bisa meninggalkan Ayah nya lama lama.

*

   Fanya menjauhi Dinda dan juga Tasya,Fanya marah karena disaat Fanya membutuhkan mereka,mereka tidak ada.

   "Fan lo marah sama kita.?maaf kemaren gue keasikan clubbing sampe mabok,jadi ga liat hape,ada apa emang?." Tanya Dinda.

Fanya pun hanya menatap mereka dingin.

   "Iya Fanya,gue juga sama sama lagi pergi ke clubbing kan sama Dinda. Emang ada apaan sih.?"

  Fanya mendengus kesal, "semalem nyokap gue masuk rumah sakit!lo gatau seberapa panik gue!lo gatau seberapa gue pengen kalian ada disisi gue!tapi apa?lo malah ga ada disaat gue butuh.!!." ucapan Fanya mulai meninggi.

   "Nyokap lo masuk rumah sakit?oh my god." kata Dinda.

"Plis,gausa deketin gue lagi. Emang dari awal gue tuh ga cocok main sama kalian. Temenan tuh bukan disaat senang doang.tapi disaat susah juga Din. Dan lo berdua ga ngerti apa artinya itu." jelas Fanya,Dinda dan Tasya pun hanya saling pandang,Fanya berbeda sekali.

  Mereka tidak menyadari kalo Fanya butuh mereka disaat Ibunya masuk rumah sakit,tapi mereka tidak ada untuk menemani Fanya.

"Sori Fanya,gue gatau." kata Tasya.

  "Pertemanan kita cukup sampe disini aja." jelas Fanya.

Fanya meninggalkan Dinda dan juga Tasya yang masih terkejut dengan ucapan Fanya tiba tiba.

  "Lo sih Din ngajakin gue clubbing,si Fanya marah kan gara gara kita ga nemenin dia!."Tasya mulai menyalakan Dinda

  "Enak aja!siapa suruh lo juga ikutan mabok!jadinya kita ga tau kabar dari Fanya!."

Nabila memperhatikan kejadian itu,dan pergi berlari mencari Mita.

   "Mit Mit..Gila tadi gue abis liat geng cabe cabean berantem tau ga!." Mita yang dari tadi asik membaca komik,kini beralih mendengarkan Nabila.

   "Berantem?ko bisa.? Tanya Mita.

"Gatau deh kalo soal itu,pokoknya Fanya marah gitu sama mereka,tapi gue ga denger alesannya apa."

  Mita pun terdiam,menurutnya hal itu tidak begitu penting.

   "Oiya Mit,gue tadi papasan sama Fano,terus dia ga sengaja nyenggol bahu gue, dia bilang 'sori sori ga sengaja.' ih gue seneng deh,gue rela ditabrak dia yang penting gue bisa ngobrol sama dia..." Mita terkekeh mendengarkan ucapan Nabila.

Nabila itu terobsesi,bukan cinta.

*

    Mita hendak pulang dan tak sengaja berpapasan dengan Fano di depan koridor bersama teman temannya,Mita hendak memutar balik,

   "Eh Mita." Panggil seseorang yang sudah jelas berada di belakangnya.

Mita menoleh kebelakang,ternyata Devan yang memanggilnya,sekaligus menghampirinya.

   Teman teman Devan memandang Devan bingung,ada urusan apa dia dengan Mita?termasuk Fano yang menatap nya bingung.

  "Mit..kenalin gue Devan." Devan mengulurkan tangannya,Mita hanya menatap uluran tangan Devan tak mengerti.

"Kenapa ya?." tanya Mita pelan.
  
   "Gue mau kenalan aja,emang ga boleh?." tanya Devan. Mita pun tersenyum kikuk,dan kemudian menyalami tangan Devan itu.

  Devan kembali ke gerombolannya,Fano segera bertanya, "lo ngapain nyamperin Mita?."

    "Oh itu,gapapa gue pengen kenalan aja."

"Lah tumben tumbenan lo kayak gitu.biasanya juga lo langsung ngajak jalan." ucap Ujang.

   "Yeh,tipe cewek kaya Mita yang introvert gitu mah main nya gak agresif,kalem dulu.." kata Devan.

   Fano tak mengerti,apa maksud Devan berkenalan dengan Mita,apa dia berencana mendekati Mita?kenapa harus Mita?.

"Lo mau ngegebet Mita?." tanya Fano,tak lama senyum Devan pun mengembang,

   "Cuman buat maen maen doang,pengen nyari tantangan baru.bisa gak gue naklukin cewek introvert gitu." ucap Devan santai.

  Fano menatap Devan tak suka,setidaknya jangan Mita yang polos seperti itu. Apalagi Devan terkenal 'buaya darat' .

   "Lo jangan gituin Mita,yanglain aja." ucap Fano.

"Loh kenapa?lo ada masalah." tanya Devan.
 
  "Ya engga. Cuman kan dia polos banget. Kasian."

Devan pun tak perduli.

  "Btw David kemana ya?." tanya Farel

"Gatau,paling udah balik." jawab Ujang.

*

   Setiap Minggu pagi,seperti biasa Mita mengajak ayahnya berjalan keliling komplek dengan kursi roda.

Agar Ayahnya tidak bosan didalam kamar terus,sekaligus agar terkena cahaya matahari yang menyehatkan.

   Mita mendorong kursi roda Ayahnya,mengajak ayahnya untuk ke taman yang ada di kompleknya.

"Ayah haus..?." tanya Mita,sedikit berjongkok.

   "Enggak." ucap Ayahnya dengan senyuman.

  Seorang pria sedang jogging mengelilingi taman,matanya membulat melihat Mita berada di tempat yang sama dengannya.

  "Mitaa?ngapain dia disini?rumah dia disini?terus bapak bapak siapa itu dikursi roda.? Ternyata Fano yang melihat Mita.

Rasa ingin tahu nya begitu tinggi membuat Fano mengikuti Mita diam diam.

  Ternyata benar,Mita satu komplek dengannya.

Apa itu Ayahnya yang ada dikursi roda?.
Pertanyaan itu memenuhi kepala Fano.

  Fano pun kembali pulang kerumahnya.

"Dok gimana keadaan ayah saya?." tanya Mita ke dokter yang biasa memeriksa keadaan Ayahnya.

Dokter itu selalu datang kerumah untuk memeriksa keadaan Ayah Mita,karna Ayahnya tidak mau dirawat dirumah sakit.

   "Ayah kamu semakin membaik,sering sering kamu ajak terapi agar saraf sarafnya kembali normal lagi. ajak berjalan ssdikit sedikit,dan juga menggerakan jemarinya. Walaupun Ayah kamu mengidap penyakit stroke,tetapi terapi diperlukan."

"Makasih Dok..." kata Mita,ia bersyukur,Mulai saat ini Mita akan membuat Ayah nya sembuh. Mengurusnya lebih teliti lagi.

   "Jangan lupa,ini obat yang harus diminum..saya pergi dulu."

Dokter itu pulang setelah memberi resep obat dan memeriksa keadaan Ayah Mita itu.

   "Ayah..Sebentar lagi pasti Ayah sembuh..." kata Mita dengan tangis bahagia.

*

Tinggali jejak bintang disini^^

My Introvert girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang