"Gue suka sama lo." kalimat itu bagai petir yang menyambar di siang bolong. Dengan cepat Mita meneguk air putih yang ada didepannya.
"Lo bercanda ya Fan?."
"Enggak Mita,gue serius. Gue. Su-ka sa-ma lo." jelasnya. "Gue harap lo punya perasaan yang sama,kayak gue. Dan lo mau jadi pacar gue."
Mita diam membisu,"gue gak bisa jadi selingkuhan lo Fano." mata Fano membulat,"selingkuhan?!."
"Gue gamau khianatin Fanya."
"Hah Fanya?."
"Iya Fanya,pacar lo."
Fano tertawa terbahak bahak,membuat Mita tak mengerti,"Fanya pacar gue?dia itu sodara gue,dia anaknya adik nyokap gue Mit." jelasnya,Mita terkejut,malu sekaligus tak percaya mendengarnya.
"Sori gue ga ngasih tau kalo Fanya itu sodara gue,sekaligus temen lo,gue kira lo soal itu." jelasnya dengan santai,Mata Mita membulat,mulutnya sedikit terbuka ketika tahu apa yang baru saja ia dengar. Jadi,selama ini ia salah paham. "Gu...gue..gatau Fan,gue kira lo sama Fanya pacaran." ucap Mita terbata bata.
Fano tertawa pelan,"enggak Mita,dia bukan pacar gue. Dia sodara gue .udah jadi gimana lo mau gak jadi pacar gue?." tanya nya lagi,Mita memalingkan wajahnya,mencari cari jawaban apa yang tepat untuk dikatakan pada Fano.
Sejujurnya,ia suka pada Fano,tapi ia takut saat ia pacaran,Fano tidak mau LDRan dengan Mita,lantaran Mita akan pergi ke london untuk studi dan menemani Ibunya berobat.
"Mit?..jadi gimana?iya apa engga?."
Fano menunggu nunggu apa yang akan dikatakan pada Mita,ia optimis Mita akan menerimanya.Mita menatap lurus kedepan ke arah Fano dengan mantap,"Maaf Fano,gue gak bisa." kata Mita dengan berani. Raut wajah Fano berubah,bingung. "Ke..kenapa ga bisa?." tanya Fano. Mita berdehem pelan,"gue gamau nanti kita jadian,tapi kita LDRan,gue ga bisa nahan rindu lama lama,sehabis lulus SMA gue bakal pergi ke london Fano."
Fano terdiam,ia juga bingung."gue bisa nunggu."
"Gak bakal bisa lo nunggu gue selama 4 tahun. Ga ada yang bisa nunggu kepastian selama itu Fano...""Kalo gue bisa gimana?." tantangnya.
Mita terdiam.
*
Fano merebahkan tubuhnya dengan kasar ke ranjang nya,menghembuskan nafas kasar ke udara. Ia teringat,ketika menyatakan cinta kepada Mita tadi sore,"Oke,kalo lo emang mau nunggu selama 4 tahun. Tapi.. Jangan salahin gue kalo disaat gue dateng ke lo di 4 tahun kemudian tanpa cinta. Maksudnya...gue ga bisa nerima lo saat itu."
"Fine. Gue bakal terima apa hasilnya nanti. Tapi yang jelas gue bakal setia nunggu lo,dengan cinta dan perasaan yang sama."
Mita tertawa pelan,wajah nya semakin cantik saat tertawa atau tersenyum,dan juga mata yang menyipit ketika dirinya sedang tertawa ataupun tersenyum.
"Mita Mita..lo sekarang gantungin gue. ." kata Fano.
Fano bangkit berdiri menuju balkon teras kamarnya,menatap indahnya bulan dan bintang yang sedang bersinar terang di malam hari. Fano tersenyum,malam ini dan malam malam yang akan datang,akan menjadi penantian yang panjang.
"Fano." panggil seseorang dari belakang,Fano menoleh ternyata Fanya sudah ada disampingnya.
Fanya tengah berada dirumah Fano,lantaran sedang diadakan arisan keluarga yang bertepatan dirumah Fano.
"Gimana nembak Mitanya berhasil gak?." tanya Fanya,Fano terkekeh pelan mengingat jawaban Mita padanya,"enggak jelas. Dia gamau nerima gue karna dia ga bisa ldran,terus gue bilang gue bakal nunggu dia selama 4 tahun,terus dia cuman bilang,dia belum pasti bakal nerima cinta gua apa engga. "
"Yah emang dia mau kemana selama 4 tahun.?."
"London.sekalian nemenin nyokap nya berobat. Nyokap nya kena kanker darah."
"Astagfirullahalazim.."
"Eh iya,lo kenapa ga bilang kalo kita sodaraan?dia ngira kita pacaran tau gak gara gara lo!." omel Fano,Fanya pun hanya terkekeh,"abis ga penting juga sih,kecuali gua sodaraan ama Aliando,baru dah mau gue akuin wleeee." Fanya menjulurkan lidahnya,Fano yang mendengar hal itu langsung mencubit hidung Fanya.
"Ihhh sakitttttttt Fano!."
"Bodo wleeee."
*
Aji suami dari Rania sekaligus Ayah dari Mita sedang berada dirumah sakit ditemani dengan Mita. Berada diruang dokter menunggu hasil pemeriksaan.
"Gimana dok hasilnya?." tanya Mita tak sabar,tak lama seulas senyuman muncul diwajah Dokter itu,"Alhamdulilah semakin baik,memang Ayah mu belum bisa untuk melakukan apa apa sendiri karna penyakit stroke nya itu,tetapi saraf saraf yang terkena stroke sudah mulai bisa bekerja karna sering berlatih,Saya sarankan hal itu sering dilakukan,jangan lupa obatnya diminum ya."
Mita memeluk Ayahnya yang tersenyum bahagia,dulu kesehatan Ayahnya tidak sebaik sekarang,apa apa harus dibantu,ucapan yang kurang jelas,tidak bisa melakukan apa apa selain berbaring diatas kasur.
"Alhamdulilah Ayah...Mita seneng denger Ayah lebih baikan.." ucap Mita penuh haru,Ayahnya mengelus puncak kepala Mita,"Alhamdulilah..Ini semua berkat kamu juga.. "
Mereka pulang dan mendapati Ibunya sedang memasak,Mita disibukkan dengan mengantar Ibu kerumah sakit untuk berobat atau mengantar Ayahnya untuk cek up dan juga berobat. Mita melakukan itu sepenuh hati,menurutnya kesehatan Ibu dan Ayahnya lah yang lebih penting.
Rumah terasa begitu ramai semenjak kehadiran Kakek Nenek dan juga Ibunya yang kembali. Mita senang,sekaligus bahagia. Kesedihan dan kesepian yang menyelimuti Mita kini sudah berlalu,Ditambah Fano dan juga Fanya yangmenemani hari hari Mita.
Semenjak tahu Fanya dan Fano adalah bersaudara,Fano akan selalu ikut jika Mita sedang bersama Fanya,mereka kadang tak jarang bertengkar hal hal kecil yang pasti Mita akan melerainya.
Entah berdebat soal film apa yang bagus akhir akhir ini,berebut kursi duduk untuk dekat dengan Mita,atau berebut makanan untuk dipesan saat bermain dirumah Mita atau pun rumah mereka.
Mungkin karena umur mereka yang sepantaran.
*
"Mit..gue kangen sama lo." ucap Fano tiba tiba,mereka kini tengah berada di taman komplek.
Mita menggeleng pelan,"tadi sekolah kan juga ketemu,masa udah kangen aja,gimana ditinggal empat tahun.."
"Gue mungkin bakal kangeeeeennnnnnnnnnnnnn bangettt. Liat aja kalo lo balik dari London,gue bakal peluk cium elu ribuan kali hehehehe.." katanya,Mendengar hal itu,Mita segera menggeser duduknya,was was Fano akan melakukan itu sekarang. "Ihhhhhh mesum!."
"Biarin wleee.." Fano menjulurkan lidahnya,Mita hanya tertawa pelan.
Rasanya semua sudah lengkap dan membahagiakan untuk Mita.
Hari hari Mita jalani di detik detik kelulusannya,selain belajar untuk UJian Nasional,Mita juga belajar untuk bisa menahan rasa rindunya pada Fano. Ia jadi jarang bertemu dengan Fano,karna pasti dia bukan sibuk belajar,melainkan sibuk memikirkan Fano.Rasanya Mita akan rindu berat dengan Indonesia,terlebih pada Fano.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
My Introvert girl
RomanceHanya Mita sebagai sosok yang memiliki kepribadian sebagai introvert,begitu tertutup dengan segala beban dan masalah yang ia punya. Hingga suatu ketika,ia bertemu dengan sosok pria yang mengubah dirinya dan membuat hidupnya lebih baik lagi.