Chapter 12

1.1K 70 0
                                    

  Mita menerjap nerjap kan matanya,berpikir bahwa ia tidak sedang berhalusinasi dengan apa yang dia lihatnya sekarang.

  Sosok Ibu yang ia rindukan,menghilang bagai asap diudara. Dia rindu ibunya.
Mita segera bangkit dari duduknya,mengejar Ibunya yang keluar dari coffe shop itu sambil menyeruput machiato nya.

   Devan terkejut,Mita pergi meninggalkan dirinya. Devan segera mengurus pembayaran dan menyusul mengejar Mita.

  Mita mempercepat langkah kakinya,ingij menggapai Ibunya,tapi ia seakan menjauh.
  "Mama...Mama..." panggil Mita. Ia masih sedikit berlari mengejar Ibunya yang berjalan ditrotoar.
Banyak orang yang berlalu lalang,tak sengaja Mita bersenggolan hingga ia terjatuh. Lututnya berdarah.

   Devan yang mencari Mita akhirnya menemukannya,"Mita.." Devan segera membantu Mita bangkir berdiri,Dilihatnya Lutut Mita yang luka berdarah,tapi pandangan Mita lurus kedepan.

"Mit lo kenapa sih?lo ngejar siapa?lutut lo berdarah. Ayo ke apotek." ajak Devan.

Mita masih diam membisu,pandangannya masih mencari Ibunya,Ibunya menghilang lagi. Jelas sekali itu tadi sosok Ibunya.

Devan mengobati luka Mita,duduk di bangku panjang yang disediakan di depan apotek. Mita terduduk disitu,sedangkan Devan berjongkok membersihkan luka Mita sekaligus mengobatinya.  

Mita meringis pelan,perih sekali saat Devan memberikan sedikit obat merah,"Aw..."

  Devan mendongak menatap Mita yang meringis,"sakit ya?gue tiup ya.." Devan menghembuskan udara dari mulutnya ke luka Mita.

  Mita diam mematung,Devan ternyata baik sekali.

*

   Mita menghubungi Nabila berkali kali,tapi Nabila tidak mengangkatnya. Mita membutuhkan Nabila. Mita ingin menceritakan apa yang baru saja ia lihat. Tapi,lagi dan lagi Nabila tidak ada.

   Mita menangis,duduk sambil memeluk kakinya yang ditekuk. Ia duduk di bawah ranjangnya. Mengingat ia baru saja melihat Ibunya di coffe shop tadi sore. Ibunya tampak baik baik saja.

Mita ingin menceritakan kejadian itu pada Ayahnya,tapi ia tak mau Ayahnya akan menangis saat mengingat Ibunya.

  Kini Mita terdiam,memendam semua sendirian. Menyakitkan.
Ayahnya begitu mencintai Ibunya,begitu juga Mita. Tapi Ibunya meninggalkan mereka,dan hidup baik baik saja tanpa mereka.

  Menjijikan.

  Fanya datang malam ini kerumah Mita,mengajaknya pergi ke Mall. Tapi Mita menolak,melihat mata Mita yang sembab,Fanya merasa Mita sedang ada masalah.

Kini Fanya berada dikamar Mita,menanyakan keadaannya baik baik saja?Ada apa?.,

  "Gue abis ketemu Ibu gue,..dia baik baik aja tanpa gue..." kata Mita,akhirnya ia buka suara.

Fanya mengernyitkan kebingungan,"Ibu lo?emang nya dia kemana?." jelas Fanya bertanya,karena memang dia tidak tahu apa apa tentang keluarga Mita.

Mita akhirnya bercerita jika keluarga nya tidak baik baik saja. Ayahnya sakit keras dengan usahanya yang bangkrut,Ibunya pergi meninggalkan Ayahnya dan juga Mita 2 tahun yang lalu. Mita hidup bersama Ayahnya. Fanya sontak kaget,ia tak menyangka jika Mita menanggung beban itu. Mengurus Ayahnya sekaligus mengurus sekolahnya sendiri. Pantas saja,Mita selalu membawa Neneknya untuk mengambil rapot.

   "Gue..gue gatau Mit soal keadaan lo..maafin gue.." Fanya memeluk Mita erat,Mita juga memeluknya. Disaat seperti ini Fanya hadir. Mengerti,mendengarkan dan menyemangati Mita.

  "Boleh gue minta tolong ga Fan?." tanya Mita pada Fanya.
Fanya mengangguk antusias,"iya boleh. Apa Mit?."
 
  Mita terdiam,menatap Fanya lama lalu menghembuskan nafas pelan,"bantu gue cari Ibu gue..."

My Introvert girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang