Chapter 14

1K 82 1
                                    

   "Dia jadi pelacur."
Kata kata itu membuat Fano tertegun,diam membisu. Mita menyadari Fano terkejut dengan apa yang baru saja ia katakan.

   "Gue gatau alasan apa yang buat Ibu gue jadi seperti itu..tapi gue berani sumpah kalo Ibu gue tuh orang yang baik baik.tapi..kenapa kenyataan itu buat gue berpikir salah. "

   "Dan gue..ga bisa akuin dia sebagai Ibu gue lagi."

  Fano menepuk bahu Mita pelan,sama seperti apa yang baru saja Mita lakukan kepada Fano. Sejujurnya Fano terkejut dengan pengakuan nya tentang Ibunya. Tapi semua pasti ada alasannya kan?.walaupun cara Ibunya salah.

*

  Nabila menghempaskan tubuhnya kasar ke ranjang tempat tidurnya,ia pun menangis tersedu sedu dengan apa yang baru saja ia lihat.

  Mita bersama Fano.
Ya,bersama Fano.

   Nabila pergi kekamar mandi,menangis di dalam kamar mandi dengan keran yang menyala. Tak mau seseorang akan mendengar tangisannya itu.

  "Hiks..hiks..hiks..lo jahat Mit!lo jahat!!!!!!."
Nabila berhenti menangis,ia keluar dari kamar mandi dan mencari ponselnya di dalam tasnya,tak lama ia menelepon seseorang.

   "Gue siap lakuin itu..." kata Nabila saat seseorang telah mengangkat panggilannya.

*
 
   Mita duduk terdiam di sofa bangkunya,sesekali ia tersenyum ketika mengingat Fano,ia selalu ada disaat Mita benar benar membutuhkan seseorang. Fano akan dengan sigap mengkhawatirkan Mita ketika Mita sedang bersedih.

   "Gue tadi kaget denger lo ga masuk sekolah..." .  Begitulah ucapan Fano pada Mita saat dirumah pohon tadi. Mita tersenyum simpul mengingatnya.

  Mita seakan pacarnya saja. Dikhawatirkan.

   "Gue minta..setiap lo lagi sedih,senang atau gimana.. Cari gue.. Gue bisa nampung semua cerita lo."
  Hati Mita begitu senang mendengar ucapan Fano itu,ia merasa bahagia.

Tak pernah ada pria yang mampu mengetuk pintu hati Mita. Seakan hati itu kosong,tapi Kini Mita merasa bahwa Fano lah yang sudah masuk kedalam hatinya.

   Mita mencari ponselnya,dan mencoba menghubungi Nabila,ia ingin mengatakan apa yangsedang ia rasakan,tapi Nabila tak mengangkatnya.

  Mita bingung,akhir akhir ini Nabila benar benar jauh darinya,sulit untuk diajak bercerita,jadi pendiam jika didekat Mita,Mita tak mengerti masalah apa yang sedang menghampiri Nabila,sampai ia berubah 180 derajat.

*

   Dinda mengamati pakaian Nabila yanganeh,menurutnya pakaian dengan sweater dan celana levis panjang bisa dibilang aneh jika memasuki Diskotik.

   "Lo yakin dengan apa yang lo pilih Nab?secara Mita kan sahabat lo....."

Nabila mengangguk kencang,ia menemui Dinda dan Tasya untuk melancarkan aksi Dinda terhadap Mita,rasa sakit hati yang dimiliki Nabila membuat ia menerima ajakan Dinda."gue yakin ko Din.Dan juga,dia udah bukan sahabat gue lagi."

  Tasya tertawa pelan,"oke..gue suka sama gaya lo,besok kita susun rencananya.secara rinci." seulas senyum jahat terukir di wajah Tasya dan Dinda.

    "Oiya,gue tau penyebab lo sakit hati karena apa..." ucap Dinda.

Nabila mengernyit,"a..apa emang nya?."

   "Karna rasa sakit hati lo setelah tahu dia rebut Fano dari lo kan?.." tanya Tasya

   "Mita itu musuh dibalik selimut,sebenernya dia selama ini sering jalan sama Fano,tapi..apa dia kasih tau lo?enggak kan?. Mereka udah deket dari lama. Mitaa emang jahat,sangat jahat." ucap Dinda.

   Nabila tersenyum pahit,hatinya membara,matanya mulai memanas. Hatinya sakit mendengar apa yang dikatakan Dinda. Mita itu...memang jahat.

*

  Esok hari disekolah,Mita datang dengan gaya baru. Ia tidak lagi memakai jaket ataupun sweater. Ia juga tidak menguncir rambut sebahunya itu. Ia membiarkan tergerai,entahlah kenapa.

  Mita merubah dirinya hanya untuk seseorang,saat memasuki sekolah dan berjalan di koridor banyak cowok cowok disekolahnya yang melihatnya sampai tak berkedip. Sebenarnya Mita malu dan risih,tapi ia membiasakan diri.

  Mita tampak lebih cantik,sebuah senyuman terukir ketika pria yang ingin ia temui ada dihadapannya,tapi berbelok.
 
Mita menghembuskan nafas pelan setelah melihat bahwa Fano tak melirik nya sama sekali. Mita pun segera ke kelasnya.

    "Mita.. Lo cantik banget." puji Fanya.
"Hari ini lo beda banget.. Tumben banget." ledek Fanya. Mita pun terkekeh pelan seraya berkata,"hmmm makasih loh Fan,gue jadi malu."

    "Pasti ini buat cowok yang lagi lo taksir deh,cieeee siapa tuh. " ketika Fanya mengatakan itu,Nabila baru saja datang. Tatapannya begitu dingin.

  "Eh iya Nab,kemarin lo gue telponin,ga diangkat,emang lo kemana?." tanya Mita.

Nabila menoleh sebentar ke arah Mita,"gue sibuk."

Mita terdiam beberapa saat."Lo kenapa sih?ko akhir akhir ini ada yang aneh ya sama lo.." akhirnya Mita berani menanyakan hal itu.

   "Emang apa masalah lo?emang lo harus selalu tahu masalah gue?enggak kan!." Nabila mengatakan dengan kata kata yang sedikit meninggi.

   Mita menutup mulut nya rapat rapat,tak berani mengatakan sesuatu lagi pada Nabila. Mood nya sepertinya sedang berubah.

   Mita terduduk diam di balkon depan kelas sambil membaca buku pelajaran,semilir angin membuat wajah Mita sedikit tertutup anak rambut. Sesekali ia menyelipkan anak rambut itu kebelakang telinganya.

  Devan mengamati hal itu,ia tersenyum samar. Mita benar benar cantik. Sangat cantik.

   "Mit..." panggil Devan. Mita menoleh,dan Devan segera duduk di sampingnya.
   "Eh Devan..."
"Lo hari ini cantik banget..." puji Devan,wajah Mita bersemu merah mendengarnya. "Pasti buat Fano yah lo berubah,..." kata Devan.

   Mita tertegun,Mengapa Devan bisa tahu."udah gausa kaget gitu kali hehehe.. Gue setuju kok lo sama dia.lagi juga,kayaknya dia suka sama lo. .."
Lagi dan lagi Mita terdiam,

"Sebenernya hati gue sakit sih,karna gue suka sama lo. Tapi,Gue ga mau maksain lo suka sama gue. "
  Mita menatap lurus ke Devan,berharap ia tidak berbohong,Tapi Devan serius mengatakannya.

   "Udah ya gue cabut dulu. Belajar yang bener supaya pinter. Buat gue bangga." Devan beranjak berdiri,jemarinya mengacak pelan rambut Mita.

   Mita tersenyum samar,melihat kepergian Devan. Ia senang mendengar kenyataan bahwa sepertinya Fano menyukai Mita.

  Tapi secara tidaklangsung Devan menyatakan perasaannya yang membuat Mita tidak enak hati karna Devan tahu jika Mita memang tidak menyukainya.

Saat pulang sekolah  Mita menunggu Fano ditempat parkir,menungu dibawah Pohon beringin yang rimbun,ia sebenarnya sudah mengirimkan pesan pada Fano jika Mita ingin menemuinya,tapi Fano tak membalasnya.

   Mita menunggu,tapi apa yang ia lihat benar benar menyakitkan.
Fano berjalan bersama Fanya,beriringan dengan senyuman dikedua wajah mereka,Fano mengeluarkan motornya dan tak lama Fanya duduk berboncengan dibelakang Fano.

  Tak lama Fano menyalakan motornya dan melajukan kendaraannya.

Air mata Mita menetes begitu saja,hatinya sesak. Begitu sesak...

**

Yuk pencet bintang bintang kecilnya yuk👌

  

My Introvert girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang