Chapter 19

1K 69 0
                                    

   Cahaya terang membuat mata Mita mengerjap ngerjap untuk membuka,dirinya masih terasa lemas untuk sekedar bangkit atau bicara. Mata nya terbuka lebar,ia menoleh ke sekeliling. Ada Ayah,Ibu,Kakek dan neneknya.

   Ia tersenyum lemas,tapi mengapa ada Ibunya?

   Menyadari Mita sudah sadar,semua yang ada diruangan itu datang menghampiri Mita,mengatakan kerinduan dan kekhawatiran mereka pada Mita.

  Tak lama Fano dan Fanya datang bersama,Fanya memeluk Mita dalam dalam,

  "Mitaaaaaa...lo  gapapa kan?gue kangen.." ucap Fanya manja.

   Mita tertawa pelan,"gapapa ko.."

Mata Mita melirik kearah Fano,Fano diam membisu menatap Mita lama,menyadari bahwa orang ia sayang sudah bangun dari komanya. Ingin memeluk Mita dan mengatakan sejuta kerinduannya.

   "Fano?." panggil Mita.

"Eh..iya.." kata Fano kikuk. Fanya tertawa pelan,"kenapa jadi begitu Fan?bukannya lo yang ngebet banget pengen kesini?." ledek Fanya.

  Fano hanya tertawa pelan.

Nabila datang membawa sebuket bunga mawar merah kesukaan Mita.
Ia membuka pintu ruangan Mita lalu masuk,semua mata tertuju pada Nabila,"Hai Mit."

*

  Seminggu kemudian Mita masuk sekolah,ia melakukan hari harinya seperti biasa.

Dinda menghampiri Mita dan mengatakan bahwa ia ingin bicara pada Mita empat mata.

   "Lo ngapain ngajak gue ke ujung koridor yang sepi gini Din?lo mau mukul gue ya?." tanya Mita was was.

  Dinda tertawa,"hahaha enggak lah.cuman menurut gue ini tempat paling aman."

  "Emang ada apa?."

"Gue mau kasih tau,apa lo tau siapa yang udah nabrak lo?."

   "Enggak.siapa emang nya?."

"Nabila."

  Mita menggeleng cepat,tertawa dan berusaha mengungkiri dengan apa yangbaru saja Dinda katakan pada Mita.

  "Lo kalo mau adu domba gue sama dia gabakal bisa Din. Cara lo terlalu licik." kata Mita,ia melangkahkan kakinya dan berusaha beranjak dari tempat itu.

   Dinda menahan Mita dengan tangannya,"Gak Mit. Gue serius. Dia musuh lo sebenarnya. Lo mungkin ga percaya. Tapi coba lo tanya dia. Lo yakin lo bisa bedain saat dia bohong atau beneran. Sebenci benci gue sama lo,gue gak akan mau sampe bunuh lo Mit. Tap,Nabila lakuin hal itu sama lo Mit."

  Seakan ada belati yang menghunuskan tepat dijantung Mita,sesak dan sakit dengan apa yang baru saja ia dengar.

    "Lo..lo bohong kan!." kata Mita berusaha tak percaya.

Dinda mencoba membuat Mita percaya,"gue serius Mit,sehabis dia nabrak lo,dia dateng kerumah gue dan bilang dengan apa yang baru aja ia lakuin sama lo."

  Mita terdiam,pantas saja,selama Mita koma Nabila tak datang menjenguknya,Fano juga mengatakan bahwa Nabila datang saat Fano memberitahunya,dan itu juga Nabila yang meminta,

  Dan saat Nabila datang dengan membawa sebuket bungu mawar,tatapan dan bicara begitu canggung. Seakan ada jarak dan rasa bersalah yang telah Nabila lakukan.

  "Kalo lo ga percaya lo bi--"

"Itu bener Mit,gue yang lakuin."

  Mita dan Dinda menoleh,Nabila datang.

  Mita berjalan kearah Nabila, "A..apa Nab?lo yang lakuin hal itu sama gue?lo tega mau bunuh gue Nab?LO TEGAAAA?!."

  Nabila menunduk dan tak berani menatap wajah Mita.

  "Gue..gue minta maaf." hanya itu kalimat yang meluncur dari mulut Nabila.

  Mita menangis dan tak menyangka dengan apa yang baru saja terjadi. Seakan semua keadaan berubah drastis dalam hidupnya. Seseorang yang ia percaya,seseorang yang ia anggap sahabat bisa menusuk dan berniat ingin membunuh Mita.

  "Gue.gue berharap ga bisa liat muka lo lagi." Mita menatap wajah Nabila dengan tatapan dingin. Seakan Mita muak dengan Nabila.

  Nabila terdiam.

Mita berjalan dan meninggalkan Nabila.
*

  Mita menangis,tubuhnya bergetar,ia berusaha menyadari apa yang baru saja terjadi.

Figura figura foto dirinya dimeja belajarnya bersama Nabila ia buang begitu saja ketempat sampah.

Seakan Mita muak dan benci dengan Nabila.
Orang yang ia percayai,orang yang ia sayangi,bisa menjadi musuh dalam selimut.

  "Kenapa lo tega Nab,kenapa lo tega lakuin hal itu sama gue hiks..hiks..hiks.."

Fanya datang dan segera memeluk Mita dari belakang,ia sudah tahu dengan apa yang baru saja terjadi pada Mita,karna Dinda juga memberi tahu Fanya.

  "Gue benci Fan.gue benci sama Nabilaaaa!."

  "Gue ngerti."

"Kenapa dia tega lakuin itu sama gue. Gue kira Dinda musuh gue,ternyata orang yang gue percaya bisa jadi orang yang lebih jahat dari siapapun."

  "Dia udah gak pantes kita urus lagi Mit."

Sehabis pulang dari rumah Mita,Fanya menuju kerumah Nabila.

  "Ada apa lo ke--"

Plakkk

  "Kenapa lo nampar gue?!." tanya Nabila tak terima Fanya tiba tiba menamparnya.

Fanya tersenyum puas setelah menampar Nabila,"lo beruntung kasus lo nabrak Mita ga berurusan sama polisi. Mita masih punya hati nurani. Lo selamat sekarang. Tapi gue ga segan segan lakuin lebih dari ini kalo lo macem macem sama Mita!." ancam Fanya,Nabila tertegun,berusaha mencerna perkataan Fanya.

   "Lo yang gue kira baik dan sahabat sejati Mita,taunya lo tuh busuk! Sebenernya dari awal gue udah sadar kalo lo tuh cuman topeng,dari yang lo aduin Dinda,Tasya ke guru Mtk karna dia madol pelajaran,sampe Dinda labrak Mita,padahal lo yang aduin ke guru!tapi lo ga bilang kalo lo yang udah aduin Dinda dan Tasya ke guru! Lo ngebiarin Mita yang habis diomel omelin sama Dinda dan Tasya,lo busuk Nab!."

  Nabila diam seribu bahasa,memang benar apa yang dikatakan oleh Fanya.

   "Lo adalah dibalik semua ini." jelas Fanya,tak lama Fanya pun pergi meninggalkan Nabila yangmasih diam mematung.

*

  Hari hari Mita ia jalani seperti biasanya,tapi tanpa kehadiran Nabila. Ia benar benar tidak menyapa atau melirik ke arah Nabila,hanya tatapan dingin yangdiberikan Mita pada Nabila.

Saat berpapasan Mita memilih diam dan tak melihat sama sekali ke arah Nabila,Nabila sebenarnya sedih akan hal itu,tapi ia sadar Mita pasti begitu benci dengan dirinya.

  Mita benar benar benci pada Nabila.
Kepercayaan yang sudah Mita berikan pada Nabila sudah ia hancurkan begitu saja.

  Apa yang kamu tanam,itulah yang akan kamu tuai.

**

My Introvert girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang