Chapter 9

1.3K 87 0
                                    

Mita pun akhirnya menemani Fano. ia banyak bertanya mengapa harus Mita yang menemaninya. Tapi Fano akan menjawab dengan santainya.

   "Orang gue maunya lo yang nemenin gue." Menurut Mita itu jawaban yang tidak masuk akal.

  Mita berboncengan dengan Fano,menembus jalanan Ibukota.
Semilir angin membuat Mita sedikit kedinginan karna dia hanya menggunakan cardigan. Bukan sweater atau jaket.

   "Pake jaket gue aja. Lo kedinginan ya." Fano meminggirkan motornya dan berhenti untuk memberikan jaket pada Mita.

"Engga usah. Beneran gak usah."

    "Gue gamau lo sakit. Cepet pake."
Mau tak mau Mita memakai jaket bomber milik Fano.

Tercium aroma tubuh Fano dijaket itu. Harum sekali. Aroma pepermint.
Fano mengajak Mita makan di mie ayam kaki lima langganannya.

   "Disini tuh enak banget Mie Ayamnya. " kata Fano. Mereka pun masuk ke kedai sederhana itu. Banyak ternyata yang sedang makan disitu. Setelah memesan akhirnya Mita pun duduk berhadapan dengan Fano.

"Hmm..kok nama abang abangnya bang bencong sih?kenapa?.itu nama asli?." ucap Mita tiba tiba. Fano pun terkekeh mendengar pertanyaan Mita.

     "Enggak,nama aslinya Supratman,tapi kelakuannya agak kayak bencong jadi banyak orang yang manggil bang bencong deh. Heheheh.  Liat aja gemulai banget kan." Mita menoleh ke arah penjual itu. Benar sekali,dia gemulai heheh.

"Oh iya yah hehehhe. " Mita tertawa pelan,Fano terdiam menatap Mita yang masih tertawa.

Ternyata benar,ia cantik.
Rasanya beruntung sekali melihat pemandangan seperti ini.
Mita tertawa,matanya akan menyipit ketika ia tertawa. Wajahnya makin terlihat cantik.

Sadar dirinya sedang di pandangi lama,Mita pun berdeham pelan guna mencairkan suasana.

Tak lama pesanan pun datang.

   "Apa pendapat lo tentang orang introvert kayak gue?." tanya Mita tiba tiba sambil menyeruput mie ayamnya.

Fano terdiam,berpikir keras."menurut gue orang kayak lo fine fine aja. Ga ada yang salah."

"Maksud lo Fan?."

   "Itu gak salah ko lo sebagai orang introvert. Yang salah itu orang orang yang ga bisa nerima lo. Seakan semua orangitu harus normal. "

Mita tersenyum simpul. Fano itu berbeda dengan cara pemikirannya.

   Malam itu mereka habiskan waktu bersama,sesekali Mita terpaku dengan ucapan Fano,dengan pemikirannya yang begitu dewasa.
Mita merasa nyaman.

*
    "Eh Introvert sini lo!." Dinda menarik Mita yang sedang duduk ditempatnya.

"Ada apa Din..sa..sakit.." pergelangan tangan Mita terasa panas dan perih. Dinda memeganngya terlalu kasar.

    "Lo tuh ga cocok sekolah disini!." lagi dan lagi,Dinda mencari masalah terus dengan Mita.

"Apa salah gue sih Din.." kata Mita.

Teman sekelasnya berkumpul memandangi kejadian itu.

  Mita menangis sejadi jadinya,dirinya selalu dipermalukan oleh Dinda. Karna Introvertnya itu semua orang bisa semena mena.

Dimana Nabila?mengapa ia tak disampingnya.

"Apa apaan sih lo Din!kelakuan lo kayak anak kecil tau gak.!." Fanya datang membela,membuat Dinda terkejut.

   "Eh Fan,lo gasalah belain si cewek Introvert ini?oh gue tau,lo sekarang udah jadi temennya kan!!." kata Tasya.

"Gue salah apa sih sama kalian?apa gue ngerugiin kalian sampe sampe kalian selalu giniin gue?apa gue salah jadi seorang introvert?apa salah gue sampe kalian lakuiin hal ini sama gue.Gue ga minta kalian buat jadi teman gue. Cukup kalian ga perlakuin gue kayak gini gue udah berterima kasih banget. " Ucapan Mita membuat semua orang terkejut. Tak pernah Mita berkata selancar itu.
Karna ia pasti akan gugup atau berkeringat.
Tapi,tidak hari ini.Mita mengatakan hal itu begitu lancar.

My Introvert girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang