+ 6 +

16.5K 1.9K 53
                                    

Emang minggu ini gue libur, tapi mulai senin ( lusa ) udah masuk lagi. Jadi, kalo gabisa up tiap hari lagi maaf ya.
-SilvrStar

👧 Taeri

Gue ga ngerti lagi sama semua ini. Bagaimana bisa mantan tunangan Jinyoung dulu bilang kalau mama sama papa yang ngerusak pertunangan dia dan Jinyoung?

"I went to America, because of you, Jie. Aku berusaha buat jadi istri kamu yang baik dan berpendidikan. Setidaknya aku pengen memenuhi ekspektasi orang tua kamu. Tapi apa nyatanya? Setelah aku kembali kesini, aku malah dapet kabar kalau kamu udah nikah," kata Jisoo.

"Terus hubungannya sama orang tua gue apa? Okay, gue minta maaf kalau cerita lo tadi bener, gue ngakuin orang tua gue salah karna ngejodoh-jodohin Jinyoung sama gue waktu lo masih jadi tunangannya. Tapi kan orang tua gue juga udah minta maaf. Terus salah mereka tuh dimana?" Ucap gue. Gue ga terima lah orang tua gue dituduh macem-macem.

"Salah mereka? Banyak. I found out that your parents who behind all of this. Nyokap lo yang nyaranin tante Kahi buat ngirim gue ke luar negri Dan bokap lo? Dia setuju sama rencana jahat nyokap lo, ngedukung semuanya, dan malah memanfaatkan semua keuntungan yang bakal didapetinnya," jawab Jisoo yang sangat sulit untuk gue terima.

"Gamungkin..."

"That's the truth, you need to accept it,"

Gue udah mau nangis aja sumpah. Masa iya mama papa sejahat itu?

"O-okay for now. But, bukannya lo bilang kan keluarga Jinyoung mau menantu yang se-level, terus kenapa dia jodohin gue? Gue kan anak dari seorang yang mau-" omongan gue belum selesai, tapi diputus sama Jisoo.

"Mau bangkrut?"

Hah? Gimana dia tau?

"Lo t-tau?"

"Of course. Gue kesini karna gue udah tau semua kebenarannya. Dari awal kan udah gue bilang, gue mencari keadilan. And, you thought that your parents going to bankrupt? You're so stupid. Did you ever make sure of it?"

Jujur, gue emang ga pernah mastiin papa beneran bakal bangkrut apa ngga. Ya karna gue yakin, orang tua gue gamungkin ngebohongin gue begini.

Gue menggeleng.

"Tentu aja lo ga pernah mastiin. Kalau lo mastiin, pasti sekarang lo bukan istrinya Jinyoung. Lo tau, orang tua lo ga pernah akan bankrut. They just act in front of you to fool you. Luckily, they have a stupid daughter who believing their lies," ucap Jisoo.

Gamungkin.. Gamungkin mama papa bohong sama gue. Gamungkin!

"Lo pasti bohong! Kalau emang benar, mana buktinya?"

"Thanks to your Mom, Jie. I'm being more clever and got this evidence due to my cleverness," kata Jisoo sambil menunjukkan sebuah kertas.

Gue dan Jinyoung mengecek apa isi kertas itu, dan lo tau apa? Ini semua laporan keuangan perusahaan papa.

Bener kata dia, ga satupun ada tertulis kalau income perusahaan papa menurun, dan gaada satu pun tanda-tanda kalau perusahaan papa akan bangkrut.

"How did you get all of this?" Tanya Jinyoung. Memang agak aneh, bagaimana Jisoo bisa mendapat data rahasia perusahaan papa kayak gini? Bisa jadi ini cuma bikin-bikinan dia.

"Ga susah kan buat bayar orang dalam. Bilangin orang tua lo tuh buat ngecek karyawannya satu-satu, karyawan mata duitan kok dipelihara," kata Jisoo ke gue.

Gue makin gabisa nolak semua perkataan Jisoo. Dia datang kesini emang udah siapin semuanya, semua bukti tentang kejahatan yang orang tua gue buat.

Aku ga nyangka mama papa sejahat ini.. Kenapa mama papa harus bohongin aku sih?

"Masih ga percaya? Gue ada bukti satu lagi. Gue dapet ini dari orang dalem lagi yang ngeliat orang tua kalian waktu di perusahaan. Listen," kata Jisoo sambil menyetel sebuah rekaman dari ponselnya.

🎙Akhirnya kita bisa besanan ya jeng, ternyata rencana Jeng berhasil juga loh ya.

Iya dong jeng, pasti berhasil. Jeng juga ngebujuknya jago banget deh. Sampai dia bener-bener pergi loh.

Sayang, ayo pulang. Aku udah selesai tanda tangan kerjasama sama perusahaanya Pak Taewoo.

Iya, sayang. Jeng, saya sama suami pamit dulu ya. Nanti kapan-kapan kita ketemuan lagi. Seneng deh bisa kerjasama sama keluarga jeng.

Iya, jeng. Sama-sama, nanti kita sekalian mampir aja ke rumah anak-anak kita.

Iya, bener juga, jeng.🎙

Gue tau jelas itu suara siapa. Suara mama dan mama Kahi. Bahkan suara papa Joon juga ada. Sumpah gue gangerti lagi harus gimana.

3rd Person POV

Jinyoung yang menyadari istrinya itu mulai menitihkan air mata berusaha menyuruh Jisoo untuk pulang telebih dahulu. Ia tidak mau istrinya terlalu tertekan, apalagi Taeri juga masih SMA. Pemikirannya pasti masih sangat labil dan ga terkontrol.

"Ji, lebih baik sekarang lo pulang dulu. Nanti kita bicarain lagi," ujar Jinyoung kepada Jisoo.

"Tapi, jie, sampai kapan lagi 'nanti' nya. Aku udah capek nunggu," jawab Jisoo.

"Bisa ga sih lo dengerin kata-kata gue dulu. Apa lo gabisa ngeliat istri gue terlalu tertekan?" Tambah Jinyoung.

"Terus gimana dengan gue? Lo pikir selama ini gue ga tertekan? Apa lo pikir selama ini gue ga sakit? Rasa sakit gue jauh lebih besar dari rasa sakit dia maupun lo, jie. Apa lo ga pernah sedikit pun mikirin perasaan gue? Gue juga cewe, jie. Penghinaan dan pengkhiantan dari keluaga lo, apa lo ga bisa bayangin gimana sakitnya gue? Bahkan gue- gue terlalu sakit buat mutusin dateng kesini menemui lo yang udah jadi milik orang lain," ujar Jisoo yang juga sedang menahan tangis.

Ini kesekian kalinya Jinyoung bingung apa yang harus dia lakukan. Dia bingung harus memilih siapa. Di satu sisi dia kasihan terhadap Jisoo yang sudah terluka terlalu dalam akibat ulah orang tuanya, tapi di sisi lain dia gamau ngulangin kesalahannya lagi yang gabisa ngejaga istrinya seperti waktu itu. Jadi hanya ada satu hal yang Jinyoung lakuin sekarang, yaitu diam.

Kenapa jadi serba salah gini sih? -Jinyoung.

"Udahlah. Gue ngerti. Percuma aja kalo gue minta pertanggung jawaban kalian sekarang, kalian juga gabakal bisa ngasih gue itu sekarang. Kali ini gue bakal pulang. Tapi bukan berarti gue ga akan kembali lagi dan menagih semua itu. Gue pergi," kata Jisoo sebelum dia mengambil tas nya dan pergi meninggalkan rumah Jinyoung dan Taeri.

Untuk kali ini Jinyoung merasa bersyukur atas keputusan Jisoo.

Tangis Taeri semakin tidak terbendung. Di satu sisi ia merasa bersalah, di sisi lain ia juga merasa tersakiti. Kenapa semuanya begitu ga adil? Bukan, bukan hanya untuk dirinya, tapi untuk perempuan itu juga, Kim Jisoo.

Jinyoung duduk di samping Taeri dan memeluknya pelan, "Udah jangan nangis dulu sayang. Sekarang kita ke rumah mama papa aja dulu ya? Kita tanya sama mereka yang sebenernya. Bisa aja Jisoo bohong kan? Ayo,"

Taeri merenggangkan pelukan Jinyoung dan mengangguk. Benar kata Jinyoung, bukan saatnya dia nangis sekarang. Ia harus lebih memastikan semuanya. Semua kebohongan atau kebenaran yang Jisoo ucapkan.

•••

Tbc.

Nge-feel ga sih?

Btw gimana pendapat kalian tentang Jisoo? Apa kalian masih mikir dia jahat?

[ If you like this chapter, please give a vote. If you don't, it's okay. Gue ga akan maksa kalian kok ;) ]

Lo(v/s)ing You ✗ Park Jinyoung [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang