Bunga Terakhir

1.1K 55 7
                                    

Kehilangan yang menyakitkan adalah kehilangan orang yang kau cintai untuk selama lamanya. ~Lian~

***

"Lian, kamu di sini ternyata?" Suara seseorang mengejutkanku.

Pagi itu seraya menanti semua orang bersiap diri, setelah mandi dan perpakaian rapi aku memutuskan untuk ke area belakang Villa ini. Aku mendapati beraneka ragam jenis bunga di sana. Ada bunga mawar dengan berbagai macam warna, ada bunga sepatu, ada bunga lili, ada bunga anggrek dan masi banyak lagi yang lainnya.

Aku duduk pada sebuah bangku tua panjang yang terletak di taman belakang villa ini. Sudah beberapa hari berada di sini, mengapa aku baru menyadari bahwa villa ini memiliki sisi yang begitu indah.

Aku duduk dengan sedikit melamun. Membayangkan, mengapa mimpiku semalam begitu terngiang hingga membuatku masi merasa takut hingga saat ini.

"Lian!" Teriak kak Rendy di dekat telingaku.

"Hunny! Kau mengagetkanku." Aku memukul ringan bahu kak Rendy.

"Kenapa melamun seperti itu?" Kak Rendy memelukku dari belakang.
Aku memegang lengan kekarnya itu dan mengelusnya dengan lembut.

"Tidak, aku hanya memikirkan sedikit hal kecil." Jawabku seraya memberinya isyarat agar duduk di sampingku.

Kak Rendy pun duduk di sampingku, aku bersandar pada dada bidangnya yang mampu menyembunyikan tubuh mungilku. Beberapa saat kami saling terdiam. Aku menikmati aroma tubuhnya, parfum yang selalu membuatku candu terhadapnya.

"Jadi, apa yang kau fikirkan?" Tanya kak Rendy kemudian.

"Semalam aku bermimpi kau meninggalkanku. Apa itu akan terjadi?"

Perlahan ia mendorongku menjauh dari tubuhnya. Tangan kak Rendy meraih daguku dan mengangkatnya agar aku melihat ke arahnya sekarang juga.

"Apa yang kau tanyakan, hun. Ada apa denganmu?" Tanyanya dengan nada kekecewaan.

"Aku hanya takut, mimpiku seperti nyata, hun."

Mataku mulai memanas dan seper sekian detik butiran butiran air mata mulai membasahi pipiku. Kak Rendy segera merengkuhku dalam peluknya. Aku masi tidak bisa meredakan tangisku. Aku masi terus menangis di dalam peluk kak Rendy.

"Sudah, hun. Sudah. Sebenarnya apa yang terjadi?" Kak Rendy mengelus puncak kepalaku.

"Aku takut." Jawabku singkat.

"Ssssttt... Sudah, apa yang kau takutkan? Lihat aku di sini, di sampingmu dan akan selalu di sisimu seperti ini." Ucapnya dengan nada penuh keyakinan. "Tunggu sebentar." Ia melepaskan pelukannya lalu berjalan menuju ke sebuah tanaman. Bunga mawar putih. Ya, dan dia mengambilnya satu tangkai, lalu ia berikan bunga itu untukku.

"Terima kasih, hun." Aku menerima bunga pemberian kak Rendy. Seutas senyum mengembang di bibirku.

"Jadi, sudah lebih tenang?" Ledek kak Rendy seraya kembali duduk di sampingku.

"Hmmm." Aku hanya berdeham menanggapi ledekannya.

Cukup lama aku berdiam di taman belakang villa itu bersama kak Rendy.  Entah apa yang orang lainnya lakukan, mama, papa, kak Amzar dan Naya. Mereka belum selesai membereskan barang mereka masing masing dan juga membereskan diri mereka.

"Bagus ya, yang lainnya menunggu. Dan kalian malah asyik pacaran di sini." Ucap seseorang yang tiba tiba terdengar di belakang kami.

"Naya!" Seruku lalu tersenyum geli melihat raut wajahnya yang siap memangsaku dan kak Rendy.

DANANG - Finding True Love [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang