Kebahagiaan yang haqiqi adalah saat kita bisa menikmati kehangatan keluarga ~Lian~
***
"Aku itu sudah capek pa, setiap hari aku dengar suara dari karyawan karyawanmu kalau kamu ada main sama sekretarismu!" Terdengar suara teriakan mama dari ruang keluarga.
"Iya! Memang aku ada main sama sekretarisku. Aku juga sudah bosan sama kamu. Puas!" Teriakan papa pun menyahut.
Brak!
Terdengar sebuah gebrakan meja yang begitu keras. Sudah hampir 2 bulan aku selalu mendengar pertengkaran mereka. Hatiku sakit setiap mendengar kata kata kasar yang saling mereka lontarkan.
Aku berlari menuju kamar kak Amzar. Aku yakin dia juga mendengar semuanya. Terlihat dari pintu kamarnya yang ia buka sedikit.
Aku masuk ke dalam kamar kak Amzar. Ku lihat ia sedang menatap kosong ke arah keluar jendela.
"Kak!" Panggilku lesu.
"Lian?" Kak Amzar menoleh ke arahku lalu menghampiri dan memelukku erat.
"Kak, mama sama papa..." Aku mulai sesenggukan di pelukannya.
"Udah biarin, Li. Kamu diam di sini sama kakak ya." Kak Amzar mengelus kepalaku dengan lembut.
"Lian takut mereka,-" Belum sempat aku melanjutkan ucapanku, di bawah suara mama dan papa semakin kencang terdengar.
"Kakak tidak tahan, Li. Kamu tunggu sini." Kak Amzar bergegas menghampiri mereka.
Aku hanya mengintip dari atas tangga.
"Bunuh! Bunuh mama sekalian, Pa! Apa kurang cukup papa nyakiti mama. Ha!" Ku dengar nada bicara kak Amzar naik beberapa oktaf dari biasanya.
Mama sudah berada di balik badan kak Amzar, dan papa masi mengepalkan tangannya geram. Dan tak sedikitpun papa meladeni perkataan kak Amzar. Papa keluar rumah begitu saja. Melajukan mobilnya entah ke mana.
Aku benar benar tidak tahan melihat pemandangan ini. Aku berlari dengan tergesa gesa dan berniat untuk mengejar papa.
"Papa!" Teriakku masi dari atas tangga.
Namun saat aku baru berlari beberapa langkah menuruni tangga kakiku terkilir dan akupun terjatuh dari setengah anak tangga yang telah aku lewati. Setelah aku merasa bahwa aku terkilir dan terjatuh, aku tak ingat lagi apa yang terjadi selanjutnya. Ketika aku terbangun, aku sudah berada di kamarku.
"Li, lian. Bangun nak, Lian. Bangun sayang." Sayup sayup ku dengar suara mama di sampingku.
"Ma.. Ma.. Aw!!" Saat hendak duduk aku merasa pinggangku sangat sakit, nyeri bercampur perih. Entahlah apa rasanya. Yang pasti itu sangat sakit.
"Pa.. Pa.. Ma.. Na?" Tanyaku dengan suara yang terbata bata.
"Sssst... Sudah, Li. Istirahat dulu ya." Ujar kak Amzar.
"Pa.. Pa.. Ma.. " Aku mulai menitikkan air mataku.
"Sayang, sudah ya. Mama tidak ingin melihatmu menangisi papa. Papa biar menjadi urusan mama, Nak." Mama ikut mengeluarkan air matanya.
Aku tau betul perasaan mama, pasti apa yang mama rasa jauh lebih sakit dari luka bekasku terjatuh ini. Mama semakin terisak seraya memegang tanganku.
"Maavkan mama, mama tidak bisa membahagiakan kalian berdua." Ucapnya dengan nada yang nanar.
"Tidak ma, semua bukan salah mama. Biarkan saja jika papa lebih memilih wanita itu dibandingkan mama. Percayalah pada Amzar, suatu saat papa akan menyesali perbuatannya." Jelas kak Amzar seraya merangkul pundak mama.
Sejak saat itu, papa jarang sekali pulang ke rumah. Bahkan papa sudah tidak pernah lagi makan masakan mama.
Setiap hari hanya air mata yang terpancar dari diri mama. Sudah berulang kali aku dan kak Amzar mengatakan pada mama untuk minta bercerai saja dengan papa. Tapi mama menolak, mama bilang rasa cintanya terlalu besar untuk papa.
Mau bagaimana lagi, aku dan kak Amzar hanya bisa berusaha untuk selalu memberi mama semangat dan juga berusaha untuk selalu membuatnya tersenyum. Meski semua itu sulit aku dan kak Amzar tidak pernah berhenti berusaha.
***
Hari itu, rasanya semua hidupku hancur. Semua terasa begitu menyesakkan. Kejadian inilah awal dari kebrutalanku. Dengan papa menyakiti mama. Aku jadi berfikiran untuk melampiaskan pada semua lelaki yang berusaha mendekatiku. Tidak hanya itu, aku pun mulai memasuki dunia malam, mencoba bagaimana hiruk pikuk kehidupan malam di kota ini.
Aku dari keluarga yang cukup berada, aku punya tubuh yang dapat membuat siapa saja ingin memilikiku, aku juga mudah bergaul. Maka dari sanalah aku bisa dengan mudah mendapatkan cinta dari siapa saja. Hingga aku menghianati kepercayaan yang telah Ricky berikan kepadaku. Hanya demi melampiaskan segala amarahku atas apa yang telah terjadi dalam keluargaku.
-----------------------------------------------------------
Haiii readers!
Up lagi hari ini.. 😇Btw, tidak di semua chapterku panjang ya, karena ada beberapa chapter yang memang menceritakan hal singkat.
Aku harap kalian tidak bosan membacanya, menanti setiap update an yang berusaha untuk terus di kembangkan..
Terima kasih yang sudah vote dan comment..
Jangan bosan bosan memberi kritik dan saran..Happy reading 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
DANANG - Finding True Love [COMPLETED]
RomanceKarena akan tiba waktunya, dimana Tuhan persatukan AKU dan KAU menjadi KITA. Dengan segala halang rintang-Nya. Dan semua itu kan KITA hadapi bersama. Entah kapan dan dimana, tentu pada waktu dan tempat yang tepat 💕 ~Liana Genia Lin / Lian~