tiga puluh dua

659 65 4
                                    

Kris menenggak gelas berisi air putih yang baru saja ia tuang dengan cepat kemudian kembali berjalan menuju tangga. Ia sangat lelah saat ini, namja itu tak beristirahat berang semenitpun saat dirumah sakit karena menjaga minrae. Oleh karena itu tujuan utamanya adalah kembali kekamarnya dan membuang dirinya diatas kasur empuk dan terlelap disana hingga pagi.

Namun, Langkahnya terhenti saat seseorang yang dia panggil appa memanggilnya membuat dia harus menoleh.

"Kemarilah" ucap pria paruh baya itu tegas

"Aku lelah dan aku ingin beristirahat, besok saja" ujar kris acuh kemudian kembali menaiki anak tangga

"Kris wu! Kemarilah"

Kris mendecak membuang napas kasar lalu dengan langkah berat dia mendatangi kedua orang tuanya yang masih berada diruang tamu, setak suka apapun dia terhadap kedua orang tuanya mereka adalah dua manusia yang membesarkannya dan minrae hingga usia segini. Jadi, ia tetap harus menghormati mereka.

Kris mendudukkan dirinya disofa yang menghadap appa dan eommanya lalu memberikan tatapan bertanya

"Kau harus mendatangai klien kita besok dan meminta maaf karena telah membuatnya kecewa" tegas appa kris ,"mereka adalah calon donatur perusahaan kita, mereka sang-"

Kris tertawa mengejek hingga membuat appanya geram dan mengepalkan tangan kuat

"Apa yang kau tertawakan kris wu?" Tanyanya tenang dengan binar mata yang menunjukkan kemarahan disana

"Aku hanya menertawakan diriku dan minrae"

"Orang tua kami hanya memikirkan perusahaanya dan uang mereka. Saat dongsaengku jatuh sakit hingga pingsan mereka tak perduli bahkan tak menanyakan keadaannya" senyum miring menghiasi wajah kris

"Kami memikirkan kalian! Untuk apa kami seperti ini jika bukan untuk kalian? Darimana kita hidup jika kita tak punya uang?! Jangan seperti anak kecil kris" Geram appa

"Uang yang kami berikan, bukankah lebih dari cukup untuk biaya rumah sakit? Kalian bisa pergi kerumah sakit terbaik dikota ini. Jadi, itu sudah cukup membuat kalian sembuh"

"Penyakit apa yang menyerangnya hm?" Tanya eomma membuat kris tersenyum didalam hati. Ternyata eomma masih memiliki rasa khawatir di dalam dirinya pikir kris

"Dia terkena maag karena pola makan yang tak teratur" jawab kris

"Oh astaga penyakit seperti itu adalah penyakit yang ringan. Aku rasa kami tak perlu mengkhawatirkannya" lanjut eomma

"Mwo?"

"Lagipula, bukankah itu salahnya? Dia bukanlah bocah yang perlu diurusi setiap saat"

"Salahnya?" Tanya kris tak percaya

"Ye itu adalah kesalahannya. Dia bisa mengurus dirinya sendiri. hanya sekedar memasak, apa dia terlalu bodoh dengan itu?"

"Oh astaga apakah uang sudah menutup hati kalian? Kurasa kalian benar-benar tidak menganggap kami ini anak" Kris mendecak lalu menyandarkan dirinya di sofa dan melipat tangan didepan dada

"Jika bukan karena kalian, minrae tak akan seperti ini!!"

"Apa yang kami lakukan?!" Tanya appa tak terima

"Kami selalu mengurus perusahaan dan ini semua untuk kalian! Kami jarang pulang  dan pergi pagi pulang pagi untuk kau dan minrae, untuk membahagiakan kalian untuk membiayai sekolah minrae lalu apanya yang salah kami?" bela eomma

"Ah begitu, kalian menganggap kami beban ternyata"
"Eomma. apa kau tahu, minrae sangat tertekan karenamu! Aku tak tahu apa yang kau lakukan terhadapnya. Tapi, kau yang  membuatnya selalu merasa menyakitkan saat ingin memasak"
"Aku tahu seberapa pandainya dia memasak, dan seberapa sukanya ia terhadap memasak. Aku yakin itu pasti sangat menyakitkan baginya hingga membuat dia tak mau memasak dan makan setiap pagi jika tak kupaksa" kris menghela napas membuang pandangannya dan tak sengaja melihat siluet seseorang yang berlari kembali keatas dengan berjingkat

kim min seok (ff xiumin exo) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang