empat puluh satu

540 50 2
                                    

Suara isakan terus saja mengisi ruang tunggu didepan kamar rawat VIP di rumah sakit ternama kota seoul. Tak ada yang merasa tenang untuk saat-saat seperti ini, hanya beberapa orang yang mencoba tenang walaupun didalam hati sangat gundah.

Jung terus terisak, menunggu seseorang akan membuka pintu dihadapannya dengan wajah yang tersenyum menenangkan sembari berkata,"dia baik-baik saja". Perasaan wanita paruh baya itu sangat hancur, yang berada dipikirannya hanyalah anak sulung yang sangat ia sayangi. Jung menoleh untuk melihat Hyeri yang duduk dikursi sembari menunduk. Jung tahu, yeoja itu kini sedang menahan tangisnya agar tak pecah.

Sudah lebih dari setengah jam, akhirnya seseorang yang diharapkan muncul dari balik pintu itu. Seorang dokter berjas putih dengan stetoskop yang bergelantung dipundaknya dan beberapa perawat yang mengekor dibelakangnya. Sontak menjadi fokus pada tempat itu.

"dia baik-baik saja, mungkin sebentar lagi akan sadar" dokter itu memberitahukan dengan senyum yang selalu tersemat disana, senyum yang selalu dia berikan kepada seluruh keluarga pasien yang ia tangani. "ibu Jung, tolong ikut saya sebentar" ujar dokter itu lagi sebelum meninggalkan mereka.

Jung berjalan mengikuti dokter dan perawatnya dari belakang tentu saja ia tahu apa yang akan dokter itu katakan diruangannya. Dia sangat siap, hanya saja perasaannya belum terlalu siap sepenuhnya walaupun ia sudah tahu perkara apa yang akan diberitahukan.

member exo yang masih tersisa disana, Hyeri juga Minrae langsung memasuki ruangan Xiumin. Berhambur kedekat ranjang itu, hingga suara Kris memecah keheningan,"kalian membuat oksigen disekitarnya menipis, jangan mengerubunginya seperti ini".

semuanya menurut dan mulai beranjak, entah hanya mundur beberapa langkah atau duduk disofa mencari kesibukan sendiri dan ada juga yang pergi keluar ingin kekantin atau hanya sekedar ke toilet.

Salah satunya Minrae, yang duduk disamping ranjang xiumin menatap namja itu dengan pandangan harap-harap cemas. Kris, yang berdiri disamping Minrae mengusap pelan pundak Minrae agar menenangkan yeoja itu.

"silahkan duduk, Jung-ssi" ujar dokter itu saat mereka sudah tiba diruangannya dan menyilahkan Jung agar duduk dihadapannya dan dia duduk dibelakang meja kerja miliknya.

"aku sudah memberitahukanmu sebelumnya"

Jung mengangguk ragu, dan dokter itu melanjutkan.

"dia kelelahan sehingga membuatnya tak sadarkan diri. Mungkin dia beberapa kali merasakan pusing, apa kau sudah beritahukan pada minseok? Kami tak bisa melakukan apa-apa jika orang yang bersangkutan belum menyetujuinya, Jung"

Jung menghela napas berat,"ini sangat sulit leeteuk, aku tak sanggup mengatakan tentang ini padanya. Dia akan merasa sangat sedih atau tidak aku tak tahu pasti. Tapi, aku saja sangat takut tentang hal ini ketika mendengarnya darimu" ucap Jung bergetar.

"dia seorang namja, jung-ah. Dia pasti kuat, kau harus memberitahukannya sebelum terlambat"

"ne, tapi kenyataan bahwa keberhasilannya delapan puluh lima persen, itu membuatku takut"

"kau tidak berubah, selalu pesimis"

"yak! aku tak pesimis. Hanya saja lime belas persen itu yang membuatku takut" omel Jung pada Leeteuk dan mendapatkan kekehan sebagai respon.

"kkeokjonghajima~ belum ada yang gagal selama aku mencoba. Kau tak percaya padaku hm"

"aniyaa~ aku percaya. Baiklah akan aku katakan setelah dia sadar nanti" Jung menghela napas dan menghapus air mata yang sempat menetes.

"Bagaimana dengan dia, apa dia belum pernah datang sekalipun mengunjungi minseok?"

Jung tertawa mengejek,"entahlah, sudah berapa kali aku menyuruhnya datang dan dia hanya berkata nanti dengan alasan masih ada urusan bisnis disana"

Jung dan Leeteuk adalah teman, itu yang membuat mereka tak berbicara dengan formal. Teman semasa sekolah dulu. Bertiga dengan suami Jung, membuat mereka mengetahui sifat masing-masing. Karena mereka juga teman, itu yang membuat Jung merasa sedikit tenang ketika Leeteuk mengatakan minseok baik-baik saja. Karena Jung percaya dengannya, percaya bahwa namja yang berada dihadapannya akan menyembuhkan anaknya dengan kemampuan dan kepintaran yang ia miliki.

Jung pamit kepada Leeteuk untuk kembali keruangan xiumin setelah mereka cukup lama berbincang.

Diperjalanan, Jung terus saja berpikir bagaimana memberitahu xiumin tentang hal yang baru saja ia dan Leeteuk bicarakan. Membuatnya berkali-kali membuang napas.

+++
Sebuah ruangan bercat serba putih itu kini tidak sehening beberapa jam yang lalu, suara tawa, candaan, bahkan suara televisi yang menggema disana menambah kebisingan.

Xiumin, telah kembali sadar. Entahlah mungkin baru setengah jam yang lalu, tapi semua irang yang berada disana bercerita tanpa habisnya seperti sudah lama tak bertemu.

Namja yang terbaring diranjang rumah sakit itu memang merasa sedikit terganggu dengan kebisingan yang diperbuat oleh teman-temannya tapi dia menikmati itu, ah bahkan dia sangat menyukai semua perbincangan mereka yang terkadang membuatnya ikut tertawa atau bahkan hanya terkekeh.
Sesuatu mengganjal dalam pikiran Xiumin ketika menelusuri setiap sudut ruangan namun tak menemukan eommanya dimanapun. Sempat ia berpikir bahwa eomma sedang berada didalam kamar mandi, tapi sudah lebih dari lima menit tak ada tanda-tanda seseorang berada didalam sana. Hingga pintu ruangan itu terbuka dan muncullah eomma disana dengan wajah lega. mungkin.

"eomma... Wae? " tanya xiumin ketika ibunya tak kunjung bersuara sejak beliau menyuruh seluruh temannya keluar karena ia ingin menyampaikan sesuatu.

Jung menatap putranya sendu kemudian menghela napas pelan,"apakah sangat sakit? "

Xiumin mengernyit bingung

"eomma menyayangimu" ujar Jung mulai terisak

"wae uroo? Uljimaa. Eomma tahukan aku tak menyukai kalian menangis. Katakan saja kenapa menangis" xiumin mengelus punggung tangan eommanya, yang ia genggam sedari tadi.

"mianhe, minseok-ah. Eomma terlalu mellow, selalu menangis dihadapan kalian"

"aishh makanya, berhentilah menonton drama!" sungut xiumin dengan raut manja, membuat eomma terkekeh.

"Leeteuk ingin mengoperasimu"

"operasi?!"

Minrae mengangguk lemah

"operasi apa? Hyung terlihat sangat baik!" tegas baekhyun dengan suara bergetar.

Minrae disuruh Jung untuk memberitahukan operasi itu kepada member EXO yang berada disana, sedangkan ia akan membicarakannya dengan xiumin berdua. Minrae sudah mengetahui soal ini sejak lama, sejak ia menemukan Jung imo sedang menangis ditoilet rumah sakit saat itu.

"Jung imo, berkata sesuatu terjadi pada kepala ah atau otaknya xiumin oppa karena benturan yang terjadi saat kecelakaan"

"ada apa dengan kepalaku... eomma?"

"akibat kecelakaan, beberapa pembuluh darahmu mengalami kerusakan. Jadi, mereka akan mencoba memperbaikinya. Tapi... "

" araseo... aku akan menjalani operasi"

"tenang saja eommaaa... Aku percaya pada Leeteuk samcheon, aku pasti sembuh" ujar xiumin menenangkan Jung sembari mengusap punggung tangan eommanya dengan sayang.  Walaupun,  ia sendiri belum yakin Xiumin terus saja tersenyum.

kim min seok (ff xiumin exo) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang