dua puluh sembilan

624 66 1
                                    

"Oppa apa kau benar-benar tidak melihat buku hitamku?" Tanya minrae kemudian menghempaskan tubuhnya begitu saja disebelah kris.

"Aishh minrae-ya kau sudah menanyakan ku hal itu lebih dari 5 kali"

"Dirumah ini hanya kita berdua, bagaimana bisa hilang"

"Sepenting apa benda itu eo? Besok akan kubelikan kau yang baru!" Ujar kris kemudian kembali memainkan ponselnya yang sempat ia abaikan karena minrae

Minrae mendecak kemudian kembali kekamarnya dengan lesu

"Aku yakin aku meletakkannya diatas sini" ujar minrae kepada dirinya sendiri dan mengacak acak meja belajarnya. Mengangkat satu persatu buku yang tertata disana membuka laci dan melihat kebawah kolong apabila buku itu terjatuh. Tapi, hasilnya tetap saja nihil, ia sudah melakukan hal itu beberapa menit yang lalu dan tak terdapat apa apa.

Oppa tak mungkin tahu, bentuk dan tulisan yang ada di sana saja ia tak tahu pikir minrae

Minrae duduk diatas kasurnya dan mencoba kembali memikirkan terakhir kali dimana ia meletakkan buku itu. Buku yang sedari tadi dicarinya adalah notebook hitam yang diberikan sheri waktu itu. Benda itu tidaklah penting tapi isinya cukup membuat minrae malu rasanya. Entahlah tak ada yang spesial darisana tapi minrae hanya merasa malu jika seseorang membaca isinya

Minrae membaringkan tubuhnya, ingatan ketika ia bertengkar dengan sheri berputar begitu saja dikepalanya.

Semakin yeoja itu memikirkannya, ia semakin pusing. Rasanya kepala minrae seperti sedang diaduk bak adonan kue membuat minrae harus memejamkan matanya untuk meredam rasa pusing yang bergejolak dan tak lama ia merasa mengantuk kemudian tertidur

Kris sedang memainkan ponselnya, melihat lihat berita terbaru yang disajikan koran dalam berbentuk aplikasi di ponsel namja itu. Hingga tiba-tiba sebuah panggilan terpampang dilayar membuat kris terganggu sekaligus bingung. Kris menggeser tombol hijau disana kemudian menempelkan ponsel itu kepada telinganya

"Eo wae xiumin?"

Xiumin tak biasanya menelpon kris bahkan bertukar pesan saja pun jarang.

"..."

"Mereka bertengkar, pantas saja ia terlihat uring-uringan akhir ini kupikir itu semua neo ttaemune" ujar kris kemudian terkekeh

"Arraso arraso akan aku pikirkan" ucap kris mengakhiri sambungan dan kembali pada aplikasi berita yang tadi ia tutup

+++

"Ahh begitu" ujar kris sembari mengangguk anggukkan kepalanya tanda mengerti.

Pagi tadi, setelah minrae bangun dari tidurnya ia dikejutkan oleh kehadiran kris secara tiba-tiba didepan pintu kamarnya dan langsung menanyai tentang hubungannya dengan sheri dan sekarang berakhir diruang tamu dengan minrae yang bercerita dari awal bagaimana ia dan sheri bertengkar atas paksaan kris tentunya.

"Seperti yang ku dengar, kalian tidak ada yang benar"

"He?" Ujar minrae tak mengerti

"Maksudku kalian berdua itu salah. Jalan yang terbaik adalah meminta maaf" kris mengelus surai minrae lembut.

"Shireo"

"Wae?" Tanya kris tenang

"Oppa bilang kami berdua bersalah, tapi kenapa hanya aku yang minta maaf. Itu tidak adil!"

Kris tersenyum tipis,"kau tahu minrae-ya. Didalam sebuah hubungan yang terpenting adalah kepercayaan dan kejujuran tetapi didalam hubungan pertemanan maaf dan memaafkan juga hal yang penting"

kim min seok (ff xiumin exo) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang