SHOE (19)

40.8K 1.7K 4
                                    

-Menjadi pribadi yang tertutup terkadang lebih baik daripada terbuka tentang masalah yang kita hadapi pada orang lain yang belum tentu benar - benar peduli pada kita-

°°°°°

Darah?

Belum sempat membersihkan darahnya, tetapi sudah ada seseorang yang menerobos masuk ke kamarnya.

"Cait? Cait?" panggil orang itu.

Kak Willy?

"Iya, ada apa?" jawab Caitlin sedikit gugup dengan tangan membekap hidung beserta mulutnya sendiri.

"Daddy & Mommy pengen kita dinner di luar nanti malam. Jadi, gue harus nemenin shopping kata Mommy biar lo enggak kabur." ujar Joshua.

"Eh, oke." jawabnya cepat. " Tapi, kalo shopping Cait bisa sendiri kok jadi kak Willy enggak perlu nganterin. Caitlin janji akan datang ke dinner nanti malam." tambah Caitlin dengan tangan kanan yang masih membekap hidung dan mulutnya sendiri.

Setelah mendengar jawaban dari Caitlin, Joshua pun keluar dari kamar Caitlin. Gadis itu pun melepas bekapannya dan berlari menuju wastafel di kamar mandi untuk membersihkan darahnya.

Astaga! Hampir saja.

"Kok gue jadi sering mimisan gini sih? Enggak kayak biasanya. Mana banyak banget lagi darahnya" gumam Caitlin sembari mengeringkan wajahnya dengan tissu. "Apa mungkin karena gue demam kali yah. Tapi kok? Aduh enggak usah mikir yang aneh - aneh deh Cait.." lanjutnya optimis menepuk - nepuk pipinya.

Caitlin pergi ke salah satu mall terbesar di Jakarta. Caitlin berkeliling untuk mencari barang yang ia cari. Sebenarnya Caitlin paling malas untuk berbelanja seperti ini jika bukan paksaan dari Mommynya karena biasanya ia akan pergi berbelanja jika ingin saja.

Saat Caitlin menemukan sebuah sepatu limited edition yang diincarnya selama ini, segera mungkin ia mengambil sepatu itu. Tiba - tiba ada seseorang yang juga ingin mengambil sepatu yang diambilnya.

"Lepas. Gue duluan yang dapet" ketus Caitlin. Tetapi, orang itu hanya menggelengkan kepala dan mencoba untuk merebut sepatu itu dari genggaman Caitlin.

"Apaan sih? Gue duluan yang dapet. Lepas enggak?" ketus Caitlin lagi dengan sedikit menghentakkan tangan orang itu.

"Aku duluan. Aku mau sepatu ini. Sepatu ini limited edition." ucap orang itu yang membuat Caitlin kesal.

"Terus gue peduli? Gue duluan. Enggak usah bikin gue kesel deh" Tandas Caitlin.

"Enggak, pokoknya aku mau ini"

"Lo tuh nyeb----"

"Naomi? Kenapa lama banget sih milih sepatunya?" tanya seseorang dari belakang Caitlin.

Suara ini?

Caitlin pun melihat ke sumber suara, dan ia terkejut saat melihatnya. Karena orang itu tak lain adalah teman sebangkunya di sekolah, David.

"Perempuan ini ingin merebut sepatu yang akan aku beli." jawab orang itu yang kini Caitlin ketahui namanya adalah 'Naomi'.

"Apaan sih? Jelas - jelas gue duluan." bantah Caitlin tak terima.

"Aku duluan kok." ucap Naomi memasang wajah melas.

"Seharusnya lo bisa ngalah sama anak kecil kayak dia. Dan enggak usah berebut kayak gitu. Malu - maluin!" ucap David membuat Caitlin naik pitam.

"Shit!" umpat Caitlin lalu berjalan meninggalkan David dan Naomi. Tak lupa ia merelakan sepatu itu pada Naomi, walaupun Caitlin berjalan dengan sengaja menabrak bahu Naomi.

𝐒𝐔𝐑𝐕𝐈𝐕𝐄 (𝐄𝐍𝐃) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang