Hal paling menyebalkan bagi Melody adalah ketika ia harus mendapatkan interogasi mendadak dari sepupunya sepulang dari mini market.
"Gue nggak mau tau, lo jauh-jauh dari Arsa!" ujar Nicko telak.
"My Lord." Melody menghela nafas panjang. "Gimana gue mau jauh kalo deket aja nggak pernah."
"OH! Jadi lo mau deket sama dia dulu, gitu?"
"Ya eng-"
"That what you was say."
Melody memilih untuk mengalah. "Okay, gue nggak akan deket sama Arsa. Temen brengsek lo itu."
"Good girl," ucap Nicko.
"Tuh lo tau dia lo brengsek, masih aja lo jadiin temen."
"Ini masalahnya beda," Nicko menghidupkan televisi dan melihatnya sekilas sebelum menatap Melody. "Dia nggak pernah serius sama cewek, ya nggak brengsek banget sih. Kalo udah bosen ya udah ganti. Mau lo nangis kejer kayak apa juga nggak bakal mau diajak balikan."
"Like I want to be the one,"
"He can make it," Nicko terdiam sejenak. Seperti sesuatu telah mengusiknya. "Gue kasih tau aja kalo lo sepupu gue?"
Melody mendengus. Menoleh pada Nicko yang sedang mengerutkan keningnya, tanda bahwa dia sedang berfikir keras.
"Gue mau menikmati masa sekolah gue dengan damai, tanpa drama."
"Jadi gue termasuk dalam drama?"
"Yes, of course."
Nicko hendak memprotes namun tertahan saat ada satu panggilan masuk dari ponselnya.
Ia mengambil ponsel yang terletak di atas meja dan menjauh dari radar terdekat dengan Melody.
Melody tak mengiraukannya. Perempuan yang malam ini mengenakan celana training hitam dan kaus oblong warna biru tua itu mengganti channel tv dan menonton sebuah acara lawak di sebuah saluran televisi swasta. Melody tertawa ringan saat beberapa orang melontarkan kalimat lawakan dan di denda.
"Mel," Nicko memanggilnya seraya duduk lagi di sampingnya.
"Hm," jawab Melody dengan sisa tawanya.
"Arsa sama Reno mau kesini."
Melody langsung menoleh dengan tatapan super sebal yang bisa ia berikan pada Nicko.
"Lo emang pinter banget nyari kesempatan. Pasti nih ribut sampe malem."
"Namanya juga cowok."
Kak Juliana dan Kak Donny baru saja pergi ke Bogor untuk menghadiri acara pernikahan dari salah satu kerabat Kak Donny. Dan seperti Nicko biasanya, dia akan pergi hingga pagi atau membuka rumah penampungan semalam suntuk.
Melody berdiri dan memakai sandal buluya. "Gue lagi bikin musik buat minggu depan, keep silent please."
"I will try," Nicko menepuk punggung Melody singkat sebelum akhirnya sepupunya itu menaiki tangga dan terdengar suara pintu yang ditutup.
Alasannya mencegah Melody dekat dengan Arsa jelas, mereka berempat sama tak ingin begitu mempermasalahkan percintaan. Mereka akan memiliki pacar jika ingin dan menyendiri saat bosan.
Cinta bukan masalah yang mereka selalu utamakan. Perempuan itu ribet, dan jelas keempatnya tak ingin menambah masalah hidupnya dengan percintaan drama khas anak SMA. Mereka pasti menemukan cinta, tapi jelas bukan sekarang.
Cinta bukan penyembuh segala luka. Mereka kehilangan cinta dan tak ingin mencari cinta lain untuk menggantinya. Karena mereka bisa pergi. Meninggalkan luka dan menambah perih.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Melody of Raphsodies
Genç KurguSekuat apapun kamu menjaga, yang pergi akan tetap pergi. Sekuat apapun kamu menolak, yang datang akan tetap datang. Semesta memang kadang senang bercanda. -Sujiwo Tejo-