perfom

57 4 0
                                    

Setelah kejadian tadi hanya ada keheningan di antara mereka tak ada yang membuka suara. Mereka sibuk memainkan ponsel nya, satu ponsel berdua sepasang cwe-cwo. Tetapi tidak dengan via dan rian, via hanya diam melihat sekeliling nya dan menikmati anggin malam yang sanggat menyejukan sedangkan Rian terlihat risih dengan keberadaan sekumpulan cwe yang sedari tadi melihat nya dan membicarakan nya.

"gua pindah ke meja sebelah ya" bisik rian yang sudah sangat risih dengan tatapan sekumpulan cwe yang di sebelah nya.

"emang kenapa?" tanya via sembari berbisik.

"diliatin mulu gua sama cwe yang di sebelah"

"di sebelah doang kan? Jangan jauh jauh!"

"iya, ga mau banget jauh dari gua" ucap rian sedikit mengoda.

"maksud!" via menatap rian malas.

Rian berjalan ke meja sebelah dan mengajak putra, naufal, bintang, herdi.

Setelah anak cwo pindah ke meja sebelah, dila yang kepo dari semalem bertanya kepada via.

"vi gimana cerita nya? Kemaren udah janji mau cerita!" ucap diah.

"diah dulu aja yang cerita, ko bisa mamah nya raga kaya deket banget sama dila!" ucap via.

"malah ngebalikin! Via dulu cerita!" dila menatap via malas.

"ywdah, pas hari apa ya, rudra ga bisa jemput tapi dia bilang nya pas udah sore, jadi kan jarang tu angkot ada eh si rian dateng kata nya mau nganter pulang tapi dia malah ke taman dulu, ya ke sini" jelas via.

"trus ko bisa lu berangkat bareng terus sama dia?" tanya manda.

"ya, dia ngambil hp gua trus dia ngechat rudra kalo dia yang bakal anter jemput gua" jelas via.

Mendengar penjelasan via mereka berO ria.

"trus syarat apa yang si kasih rian pas manda sama putra salah faham?" tanya adfy setelah berO nya selesai.

"cium pipi nya" jawab via santai.

"anjir nyium pipi" mulut dila mengaga mendengar yang di ucap via.

"trus lu lakuin?" tanya diah antusias.

"ya engga lah lah ya kali!" ucap via cepat.

"trus? Kan lu dah janji vi" ucap manda.

"gini-gini pas habis dari rumah raga gua sama dia ga langsung ke rumah tapi ke sini, mau nepatin janji gua dulu kata nya, trus gua mikir, akhir nya jari gua, gua satuin kya kuncup bunga belum mekar trus gua tempelin ke pipi rian" jelas via.

"anjir, trus dia percaya? Wkwkwkkw" tawa diah.

"bego, dia percaya wkwkkw" sambung adfy.

"wkkwk ada ada aja lu" timpal dila.

"tadi nya dia kebingungan si, tapi langsung gua ajak pulang." via pun ikut tertawa.

"sekarang dila yang cerita!" ucap manda setelah tawa nya mereda.

"iya, dila sekarang" sambung via.

"kenapa mamah nya raga kaya akrab banget sama lu?" tanya diah.

"tau! padahal kan kita baru ke rumah raga sekali itu" timpal adfy.

"lu pernah main sama raga dil?" tanya manda.

Mereka menatap dila lekat menunggu dila menjawab nya.

"iya gua pernah main sama raga" jawab dila santai.

"seriusan?" tanya diah antusias.

"iya, papah gua sama papah dia itu sahabatan, jadi mamah nya kenal sama gua, karna gua sama papah gua sering main ke rumah nya dan sebalik nya." jelas dila.

noviaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang