kangen

31 3 0
                                    

Seperti yang di katakan naufal, rian harus bisa cuekin via selama seminggu. Rian sudah berada di depan rumah via, menunggu via keluar. Tak lama via muncul di balik pintu coklat kokoh. Seperti biasa rambut panjang nya di biarkan tergerai, tapi rian seperti baru saja melihat via di menggeraikan rambut nya.

"kenapa via keliatan makin cantik pas gua mau cuekin dia? Eh ga boleh rian lu harus fokus cuekin via!. Elah seminggu doang." -batin rian.

Rian mengeleng geleng kan kepala nya agar tersadar dari pikiran nya.

"hai" sapa via seperti biasa.

"berangkat sekarang?" tanya rian tanpa menjawab sapaan via.

Via terkejut tak biasa nya rian bertanya tanpa menjawab sapaan nya. Tapi yasudah lah mungkin rian tak mendengar sapaan nya. Positif tingking.

"iya ayok" via menaiki motor nya.

Rian menyalakan mesin dan menjalan kan nya, tanpa menarik tangan via ke pingang nya.

Via bingung, rian tak biasa nya seperti ini, apa via berbuat salah? Seperti nya tidak. Mungkin rian ingin fokus menyetir motor.tetap positif tingking.

Selama di jalan tak ada yang membuka suara. Rian sebenarnya ingin berbicara pada via, tapi rian sedang dalam misi.

Karna rian tak mengambil tangan via sedari tadi, via akhir nya melingkar kan tangan nya di pingang rian atas kemauanya sendiri. Rian menoleh kebawah senyum nya terukir di bibir nya, indah.

"baru beberapa jam udah kelihatan hasil nya. Naufal kau terdabes(is the best)" -batin rian.

Mereka sampai di sekolah.

Via turun dan menunggu rian agar berjalan ke kelas bersama. Rian pun turun dan pergi meningal kan via sendiri.

Lagi lagi via terkejut.

"ko gua di tinggal?" ucap via pelan seperti berbisik.

"rian! Tunggin!" pekik via dan berlari berusaha menyamakan langkah nya dengan rian.

Di koridor sekolah rian tak mengeluarkan suara, wajah nya datar tak seperti biasa yang sangat ekspresif. Via menatap rian dengan heran, bingung, aneh. Merasa di perhatikan rian menoleh ke arah via.

"kenapa" dengan wajah yang datar.

"lu yang kenapa?" via bertanya balik.

"gua? Ga kenapa kenapa" jawab rian.

Tangan via bergerak, mendarat di jidat rian, rian yang bingung mengikuti arah tangan itu bergerak.

"kenapa?" tanya rian.

"lu ga sakit an, ga panas juga" ucap via membolak balikan tangan nya di jidat rian.

"ih! Emang gua ga sakit" rian melepaskan tangan via dari jidat nya dan berjalan.

Via berusaha mengejar nya.

"lu kesambet? Diem aja dari tadi" ucap via.

"engga" rian masih berjalan berusaha mempercepat jalan nya.

"oh lu ada masalah? Cerita sama gua kan gua udah pernah bilang cerita sama gua kalo ada masalah" via masih berusaha menyamakan langkah nya dengan rian.

Rian tiba tiba berhenti membuat via ikut menghentikan langkah nya.

"kenapa? Khawatir banget ya?" tanya rian mengoda via.

noviaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang