{01} Menguping

1.2K 96 17
                                    

Kring!
Bunyi bel pulang sekolah terdengar sangat merdu di telinga siswa-siswi, membuat mereka kembali bersemangat padahal saat belajar tadi mereka mengantuk.

Satu-persatu murid pun keluar dari kelas itu dan langsung keluar dari gedung sekolah itu dengan buru-buru.

"Doyeon-ah, hati-hati, eoh?" Yoo Jung melambaikan tangan pada temannya yang berbeda arah jalan pulang. Begitupun dengan Doyeon.

Yoo Jung mulai melangkahkan kakinya. Pergi atau pulang sekolah, ia harus berjalan kaki menuju halte bus. Itu adalah kendaraannya sehari-hari.

Setelah menunggu kurang lebih lima menit, akhirnya bus datang dan di naiki oleh Yoo Jung dan juga orang-orang yang mempunyai tujuan tempat yang dilewati bus itu.

~~~

Satu setengah jam berlalu, turunlah Yoo Jung di halte terdekat dengan rumahnya. Dari tempat itu, ia hanya perlu berjalan kaki menuju rumahnya. Sangat dekat jaraknya.

Yoo Jung berjalan sendirian tanpa seorang teman yang menemaninya. Ia sudah biasa tiap malam jalan sendirian menuju rumahnya. Saat matanya sudah tertuju pada rumahnya, ia terkejut. Kakek dan Neneknya sedang berkunjung ke rumahnya.

Gadis itu membuka pintu pagar dengan lembut dan hati-hati agar tidak menimbulkan suara. Lalu mengendap-endap masuk ke dalam rumah lewat pintu belakang. Niatnya adalah mengejutkan mereka dengan heboh.

"Jadi Ayah ingin menjodohkan Yoo Jung dengan cucu Paman Park? Kenapa harus saat ini mereka dinikahkan? Yoo Jung dan Jimin masih sangat muda." Ucap Ayah Yoo Jung. Mendengar ucapan Ayah membuat Yoo Jung terkejut dalam diam. Dia menutup mulutnya. Pupus sudah niatannya.

"Itu adalah janji Ayah dan Paman Park sedari SMA. Kita akan menikahkan cucu kita berdua di usia yang sama saat kita membuat janji ini." Suara parau nan berat terdengar di telinga Yoo Jung, itu adalah suara kakek.

"Apa itu tidak masalah bagi mereka berdua?" Tanya Ibu yang tidak setuju dengan rencana Kakek.

"Namanya Park Jimin. Dia berada di kelas senior, sama seperti Yoo Jung. Dia bersekolah di sekolah Ssangmun." Nenek pun mengangkat suara, berusaha meyakinkan Ayah dan Ibu Yoo Jung.

Sedangkan gadis yang sedari tadi mendengarkan ucapan orang tuanya hanya dapat diam sambil menutup mulut untuk menahan amarahnya.

Bagaimana bisa aku menikahi seorang yang belum pernah kulihat? Apalagi di usia ini? Batin Yoo Jung sambil menunduk dan memandangi ujung sepatunya.

"Aku pulang."

Dua kata dari mulut Yoo Jung langsung membuat mulut keempat orang tua itu tertutup rapat-rapat.

"Yoo Jung-ah? Sejak kapan kamu pulang?" Tanya Ibunya mulai panik.

"Baru saja pulang. Kenapa sih? Aku kelewatan sesuatu?" Yoo Jung berpura-pura tidak tahu-menahu soal perjodohan ini.

"Anyeo. Ibu hanya bertanya, tak apa kan?" Yoo Jung menganggukkan kepalanya.

"Yoo Jung-ah, kenapa kau pulang selarut ini?" Seperti biasa, Yoo Jung akan dimarahi Neneknya karena pulang saat matahari sudah terbenam.

"Halmeoni, sekolahku memang seperti ini jadwalnya. Tak perlu khawatir, aku sudah besar." Lalu Yoo Jung menuju kamar tidurnya.

Kriet!
Yoo Jung menutup pintu kamar itu lagi. Ia menghempaskan tubuhnya di tempat tidur.

"Mereka pasti gila mau menikahkan aku saat aku muda." Gumamnya dengan suara yang sangat pelan.

Lalu Yoo Jung mengambil ponselnya. Menghubungi sahabatnya, Doyeon.

Be My ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang