Pagi ini Yoo Jung kembali terbangun di atas tempat tidurnya. Tangannya meraba-raba matanya. Sulit untuk membuka mata karena tangisannya tadi malam. Lalu gadis itu menyibak selimutnya dan langsung bercermin di depan lemarinya.
"Oh my God! What happen to my eyes?!" Umpatnya sambil memegangi matanya.
Setelah berlari ke kamar pada malam kemarin, Yoo Jung sudah tidak lagi kembali ke bawah. Ia hanya bisa menangis di dalam kamarnya hingga akhirnya terlelap.
Yoo Jung pun segera membuka pintu kamar dan berjalan ke kamar mandi.
Tak lama waktu yang dihabiskannya untuk bersiap-siap ke sekolah. Sekarang Yoo Jung sudah berada di teras rumah untuk memakai sepatu. Diapun mengeluarkan kacamata hitamnya dari dalam tas untuk dipakai. Yoo Jung langsung berangkat dari rumah tanpa pamit.
Saat berada di jalan, tiba-tiba seseorang menggenggam tangan Yoo Jung membuatnya menoleh ke arah orang itu. Ternyata Jimin yang menggenggam tangannya. Yoo Jung pun langsung menepis tangan Jimin.
"Wae?" Ucap Yoo Jung.
"Karena tadi malam kau sudah berada di kamar, aku harus menemuimu sekarang." Rutuk Jimin. "Cepat masuk ke mobil."
"Yya, kau kira kau ini siapaku? Jangan seenaknya menyuruhku."
"Hei, ini hari Sabtu dan untuk apa kau ke sekolah."
Yoo Jung baru ingat kalau hari ini ia libur tapi dia tetap bersikeras untuk menolak.
"Sudahlah jangan ganggu aku.""Yya, kemarin keluargamu menentukan tanggal pernikahannya. Lusa kita menikah. Sedangkan hari ini kita akan sibuk menentukan gaunmu, jasku dan kue pernikahan." Jelas Jimin membuatnya membeku.
"Siapa yang menyetujuinya?" Yoo Jung menaikkan nada suaranya.
"Kau yang bilang sendiri kemarin kata Kakek Choi. Kau bilang agar mereka yang menentukannya. Dasar bodoh! Lain kali jangan berbicara sembarangan."
Yoo Jung terdiam. Menyesali ucapannya tadi malam. Dia berpikir mereka akan mengerti apa yang ia maksud, tapi ternyata tidak.
"Hei, ayo cepat. Kau hanya perlu mengukur gaunmu saja hari ini. Sisanya akan diatur." Ujar Jimin tapi gadis disampingnya tetap tak ingin mengikutinya. Tak ada pilihan lain, Jimin mengangkat Yoo Jung masuk ke dalam mobil.
"Yya! Aku tidak mau!" Pekik Yoo Jung di dalam mobil. Dia berusaha untuk membuka pintu disampingnya tapi tangan Jimin meraih tubuhnya, memeluknya dan menutup pintu itu kembali. Lalu Jimin mengunci pintu.
"Yya! Siapa yang menyuruhmu memelukku?!"
"Lebih baik kau diam disana." Jimin mengenakan kacamata hitamnya dan konsentrasi mengendarai mobil.
Di dalam mobil, Jimin dan Yoo Jung tak berbicara atau mengeluarkan sepatah katapun dari mulut mereka masing-masing.
Tiba-tiba Yoo Jung menyangkal ponselnya dan menaruh di telinganya seperti gaya menelepon seseorang.
"Yeoboseyo." Ucap Yoo Jung.
"..."
"Mwo? Aku harus kesana sekarang? Ne, ne, aku kesana sekarang. Tunggu aku ya."
"..."
"Okey, aku matikan." Ucap Yoo Jung dan bertingkah seperti menyudahi teleponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Forever
Fanfic1st fanfiction from necklays (16+) Keduanya telah menikah di usia muda karena janji dari kedua kakek mereka yang telah bersahabat dari kecil hingga sekarang. Tidak pernah bertemu dan sekarang akan menikah?