{07} Rumah Jin Oppa

545 61 1
                                    

Walaupun sudah menikah, Yoo Jung tetap menjalankan hidupnya seperti biasanya. Membuat sarapan sendiri dan untuk dirinya sendiri. Pergi ke sekolah sendiri. Dan tetap ada waktu santai untuknya.

"Yoo Jung-ah!" Suara itu tak asing lagi di telinga Yoo Jung. Tak lain, teriakan Doyeon.

"Oh, Doyeon-ah! Bogoshipo!" Yoo Jung memeluk sahabatnya itu. Lalu Doyeon mengakhirinya, ia memilih untuk merangkul bahu Yoo Jung.

"Yya, kenapa dari kemarin kau tak chat aku? Bales chat pun tidak. Kenapa sih?" Tanya Doyeon.

"Hah.. Mood-ku selama dua hari terakhir menjadi ancur. Aku juga jarang membuka ponselku." Jawab Yoo Jung.

"Waee? Apa arti sahabat tanpa curhat?" Kata Doyeon. "Apa ada masalah dengan perjodohan itu?" Yoo Jung berhenti melangkah setelah kalimat itu dilontarkan Doyeon.

"Ya, soal itu." Ucap Yoo Jung.

"Yya, kau mau bolos pelajaran pertama? Kita pergi ke atap sekolah." Ajakan Doyeon membuat semangat Yoo Jung sedikit kembali lagi.

"Oke!"

Beberapa menit kemudian..
Bell sekolah berbunyi, Yoo Jung dan Doyeon sudah berada di dalam kelas. Menunggu hingga Song ssaem memasuki kelas dan mengabsen.

Beberapa murid mulai dipanggil namanya dan pasti akan mengangkat tangan.
"Choi Yoo Jung." Ucap Song ssaem.

"Ne, ssaem." Jawab Yoo Jung lalu kembali menurunkan tangannya.

Jarak nama Yoo Jung dan tidak terlalu jauh. Jadi, setelah nama Doyeon terpanggil, ia beralasan untuk keluar kamar mandi bersama dengan Yoo Jung. Ibu guru pun mengijinkannya.

~~~

Yoo Jung dan Doyeon memilih untuk duduk di pojokan tembok atap sekolah. Mereka tak lupa dengan jaket angkatan SMP mereka. Yang hampir setiap hari dipakai.

"Pokoknya dari kemarin aku seperti orang lain, diriku ini bukan lagi Choi Yoo Jung." Ucap Yoo Jung dan Doyeon tak mengerti.

"Apa maksudmu?"

"Hahh.. Aku bukan lagi Choi Yoo Jung, Doyeon-ah. Aku Park Yoo Jung." Mata Doyeon membelak tak percaya.

"MWO?!" Pekik Doyeon.

Karena pekikan sahabatnya, Yoo Jung tak kuat menahan air matanya. Ia menangis.

"Yya, jangan menangis." Doyeon memeluk Yoo Jung.

Walaupun ia tak mengerti bagaimana perasaan Yoo Jung, setidaknya ia dapat menemani Yoo Jung.

"Aku harus menikah dengannya, Doyeon-ah. A-aku tidak suka dengannya."

Srut!
Yoo Jung menarik kembali cairan dari hidungnya yang sudah tercampur air mata.

"Uhh.. Maaf aku jorok." Kata Yoo Jung.

"Itu sudah biasa."

"Mereka semua tidak mengerti bagaimana rasa menjadi aku. Bahkan a-aku tak pernah bertemu dengannya. Itu semua benar-benar menjijikan."

"Iya, iya. Luapkan saja semuanya. Ceritakan semuanya." Kata Doyeon lalu menyeka air mata Yoo Jung dengan jaketnya.

"Aku malu di masa muda ini sudah menjadi seorang istri sedangkan remaja lainnya masih dapat berpacaran, merasakan kencan buta, dan lainnya." Yoo Jung menjeda sebentar kembali menarik ing*usnya.

Be My ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang