Setelah keduanya siap dengan baju pilihan mereka, pasangan itupun keluar dari pintu apartemen mereka. Keduanya sama saja, tidak mengobrol tapi memainkan ponsel mereka saja.
Tak ada yang membuka suara. Yoo Jung dan Jimin memasuki lift yang kosong. Tapi saat sampai di lantai berikutnya, banyak sekali orang yang memasuki lift itu hingga mereka berdua di sudut lift yang berbeda.
Saat sampai di lobby Jimin menerobos keluar tapi Yoo Jung tak dapat menerobos orang-orang dengan tubuh mungilnya.
"Jimin-ah!" Pekik Yoo Jung dengan canggung lalu Jimin langsung menahan pintu lift dengan kaki kanannya.
"Permisi, tolong beri ruang sedikit." Kata Jimin sopan hingga Yoo Jung pun berhasil keluar.
"Seharusnya kau kutinggalkan saja tadi." Ucap Jimin tapi tak digubris oleh Yoo Jung. Gadis itu hanya sibuk dengan ponselnya. Jimin yang tak terima langsung mendorong Yoo Jung dengan pinggulnya.
"Yya." Yoo Jung menatap Jimin sinis.
Kini mereka berdua sedang berjalan di trotoar jalan raya tanpa tujuan. Petir sudah terdengar di telinga mereka.
"Yya, kenapa kau memilih tempat makan yang jauh? Sebentar lagi hujan." Kata Yoo Jung.
"Siapa yang memilih? Aku tidak memilih. Aku hanya ikuti kau saja." Balas Jimin.
"Aigoo! Jinjja! Aku kehabisan kata-kata denganmu!" Lalu Yoo Jung membalikkan tubuhnya dan berjalan kembali ke arah apartemen.
"Kemana jadinya?" Teriak Jimin masih santai dengan ponselnya.
Tes! Tes! Tes!
Beberapa tetesan air jatuh di layar ponsel Jimin. Membuat ia berlari. Terlihat seperti mengejar Yoo Jung, namun nyatanya tidak, dia berlari meninggalkan Yoo Jung.Hujan mulai deras. Tak ada pilihan lain selain Jimin memasuki 7elev*n padahal beberapa langkah lagi sampai di apartemen.
"Kita makan disini." Kata Jimin.
Lalu mereka memilih makanan mereka masing-masing. Pilihan awal dan terakhir adalah ramen. Membuka. Menyeduh. Menutup dan tunggu. Itu dilakukan sendiri-sendiri.
Tak butuh waktu lama untuk menghabiskan makanan mereka. Jimin berdiri ke kasir. Yoo Jung berfikir kalau Jimin akan membayarinya jadi dengan santainya dia ikut Jimin yang menunggu di depan pintu.
"Chogi! Kau belum membayar makananmu, Noona." Kata sang kasir. Yoo Jung menatap Jimin sinis. Sedangkan Jimin hanya tersenyum mencibir Yoo Jung.
"Oh, maaf ya. Ini uangnya." Lalu Yoo Jung menyerahkan uangnya. "Ambil saja kembaliannya." Tambah Yoo Jung lalu kembali berjalan.
"Noona!" Kasir itu memanggil lagi.
"Waee?" Tanya Yoo Jung.
"Uangmu pas. Tak ada kembaliannya." Ucap kasir itu.
Jimin langsung menertawakan Yoo Jung yang berlari tanpa menghiraukan rintikan hujan yang agak lebat. Lalu ia menyusul gadis itu.
Sampai di apartemen, Yoo Jung hanya diam di depan pintu menunggu Jimin. Ia tidak tahu password yang dimasukkan Jimin untuk membuka pintu itu. Benar-benar menyebalkan.
Drap! Drap!
Jimin berjalan santai lalu tersenyum simpul melihat Yoo Jung duduk dengan santainya di depan pintu seperti tak tahu malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Forever
Fanfiction1st fanfiction from necklays (16+) Keduanya telah menikah di usia muda karena janji dari kedua kakek mereka yang telah bersahabat dari kecil hingga sekarang. Tidak pernah bertemu dan sekarang akan menikah?