{08} Dikunciin Jimin

603 62 4
                                    

Selama perjalanan menuju apartemen, Yoo Jung sama sekali tak mengangkat suara, begitupun Jimin. Sekarang mereka sudah berada di apartemen.

Jimin masih berdiri di depan pintu tanpa mengetikkan sandi pintu itu.

"Yya, jangan mengintip." Kata Jimin dan Yoo Jung langsung memalingkan wajahnya.

"Dasar menyebalkan." Cibir Yoo Jung.

Tiba-tiba Jimin memasuki pintu itu dengan cepat menutup pintu dan meninggalkan Yoo Jung.

Kriet!
Pintu apartemen itu kembali tertutup. Jimin sudah masuk. Pintu sudah terkunci.

"Yya! Park Jimin! Yya!" Yoo Jung menggedor-gedor pintu itu tapi tetap saja pintu itu tak dibukakan Jimin. "Aish!" Yoo Jung duduk di lantai.

"Lantai ini dingin juga ternyata." Gadis itu langsung berdiri.

"Yya, Park Jimin. Buka pintunya." Kata Yoo Jung yang kini memilih berjongkok.

Jimin masih belum membukakan pintu juga. Membuat Yoo Jung tambah jengkel dengannya. Jimin membuat masalah baru dengannya.

Yoo Jung pun berjalan menuju lift. Berhenti di lantai lobby lalu berjalan keluar dari gedung itu. Ia kembali ke sevene*leven di samping apartemen itu.

Ia membeli tiga botol air mineral berukuran 1 liter dan membuka salah satu botol itu. Gadis itu menenggaknya hingga 3/5 botol itu.

"Hah!" Yoo Jung mengelap bibirnya sambil masih memperhatikan keluar etalase sevene*leven ini.

"Ini semua benar-benar buruk. Aku tidak tahan kalau harus hidup dengannya." Kata Yoo Jung sambil mengangkat rambut depannya ke belakang. Ia terlihat seperti seorang gadis stress yang menjalani kehidupan sekolahnya.

Tes!
Setitik air jatuh di trotoar depan etalase. Gerimis. Semakin lama semakin deras. Yoo Jung hanya terus memandangi keluar etalase itu sambil meratapi nasibnya. Tiba-tiba setetes air pun membasahi pipinya. Itu air matanya.

Yoo Jung kembali menenggak botol air mineral hingga tersisa 1/5 botol itu. Gila.

Saat memandangi etalase itu, matanya tertuju pada seorang laki-laki dengan sebuah payung hitam. Laki-laki itu berjalan dan matanya memandang sekelilingnya hingga akhirnya menemukan Yoo Jung sedang menatap dirinya. Pandangan mata mereka tertahan tak berpindah sama sekali. Seakan-akan waktu berhenti bagi mereka berdua. Lalu Jimin memasuki pintu kaca dan berjalan ke arah Yoo Jung.

"Merepotkan saja. Aku harus mencarimu kemana-mana. Bikin haus. Dasar beban." Cibir Jimin lalu langsung meminum air mineral dari botol baru.

"Yya, siapa yang menyuruhmu bilang ke orang-orang kalau aku istrimu?" Tanya Yoo Jung. "Dan kenapa kau menutup pintu secepat itu? Kau tidak hargai semua itu." Ucap Yoo Jung membuat Jimin menatapnya dengan tatapan aneh.

Air mata kembali menetes di pipi Yoo Jung, membuat Jimin semakin bingung.

"Yy-yya.." Raut wajah Jimin berubah.

Yoo Jung menyeka air matanya setelah sadar bahwa pipinya basah. Ia langsung pergi dari kursi itu, mengambil ketiga botol air mineralnya dan meninggalkan swalayan itu dan Jimin.

Kali ini dia sudah membayar minumannya.

~~~

Setelah kejadian sore kemarin, Yoo Jung dan Jimin tidak berbicara sama sekali. Setiap harinya memang begitu.

Pagi ini Jimin sudah bangun duluan daripada Yoo Jung. Dia langsung keluar dari kamarnya dan langsung menuju kamar Yoo Jung. Membuka pintu itu pelan-pelan hingga akhirnya dia dapat melihat Yoo Jung tertidur tepat di pinggir tempat tidur dan hampir jatuh.

Be My ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang