{21} The End

910 62 19
                                    

Malam pun tiba. Ketujuh laki-laki itu sudah duduk di luar kamar mereka. Pada pintu masuk, terdapat sebuah gazebo sederhana, mereka memilih untuk duduk disana. Dengan makgeoli yang hanya tersisa sedikit.

Suga menenggak makgeoli di mangkok besinya dan menghela nafasnya. "Yya, Park Jimin." Panggilnya.

"Eoh, wae?" Tanya Jimin. Ia menoleh dan ternyata keenam temannya itu sedang memperhatikannya. Ia jadi sedikit malu dan tertawa kecil.

"Kau menyukai Yoo Jung, kan?" Tanya Suga. Senyum jahilnya sudah terukir.

"Ah, kita memulai perbincangan ini, ya?" Gumam Jin sambil tertawa-tawa kecil.

"Bukannya sudah pasti?" Celetuk RM kemudian menenggak makgeoli lagi.

"Mwoya? Kalian sengaja ya mengajakku minum?" Jimin tertawa.

Lalu J-Hope menoleh keluar gazebo untuk melihat kamar Nenek. Yoo Jung dan Doyeon tidur bersama Nenek di kamarnya. Kamar tersebut sudah gelap.

"Gwaenchanha. Lampu kamarnya sudah mati." Kata J-Hope.

"Lampu kamar yang mati, belum tentu orangnya." Ucap Taehyung dan semua langsung menoleh pada Taehyun dengan mata yang melotot.

"Tidur. Belum tentu orangnya sudah tidur." Tambah Jungkook sambil menggelengkan kepalanya.

"Yya, maksudku juga begitu." Omel Taehyung.

"Jadi, bagaimana?" Kata RM. Ia mencolek Jimin.

"Mwo?" Jimin masih saja mengelak.

"Pertanyaannya tidak diulang, Park Jimin-ssi." Kata Jungkook.

Lalu Jimin tertawa dan menggelengkan kepalanya. Ia tak berkata apa-apa walaupun RM dan Jin menanyakan hal yang sama berulang kali.

"Jantungmu nggak berdebar kalau dekat dengannya?" Pertanyaan baru dari Suga lagi.

"Ah, wae geurae?" Kata Jimin lagi.

"Wae? Yoo Jung dan Doyeon sudah tidur pasti. Kau tinggal jawab saja." Kata Jin.

"Shireo." Jawab Jimin. "Hubungan kita sudah seperti sahabat saja. Sekarang kita adalah sahabat yang sedang bertengkar." Lanjutnya dan seluruh temannya mendesis.

Suga tertawa mendengar jawaban Jimin. Ia sangat tahu perasaan asli Jimin melalui perlakuan Jimin pada Yoo Jung.

"Sahabat lebih baik." Kata Jimin menanggapi teman-temannya.

"Tapi faktanya kalian adalah pasangan suami istri, kan?" Kata J-Hope.

"Geumanhae. Yoo Jung masih belum bisa menerima statusnya sebagai seorang istri. Waktu itu dia menangis di atas motor." Ucap Jimin.

"Eoh, Yoo Jung memang anak yang sangat bebas. Ia tidak suka dengan kekangan. Sama dengan Doyeon." Sebagai seorang kakak dari Doyeon, Jin tahu bagaimana sikap Yoo Jung dari pertemanan adiknya dan Yoo Jung yang sudah cukup lama. "Pernikahan kalian pasti hal yang berat untuknya. Jadi tidak mudah ia menerima kenyataan itu." Lanjut Jin.

"Kau bagaimana? Tidak masalah bagimu menjadi seorang suami di usia ini?" Tanya RM.

"Yah.. aku merasa nyaman-nyaman saja dengan Yoo Jung sedari awal." Kata Jimin.

"Kau menyukai Yoo Jung, kan?" Pertanyaan yang sama, namun kali ini Jungkook yang bertanya.

"Apa sih kalian ini?" Omel Jimin. "Sudah kubilang kan, Yoo Jung menetapkan hubungan kita sebagai sahabat yang saling terbuka saja. Kenyataannya memang kita adalah pasangan, pasangan suami istri, tapi Yoo Jung memilih untuk kita selayaknya sahabat." Lanjut Jimin.

Be My ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang