{10} Merawat Yoo Jung

586 63 9
                                    

Sedari tadi Yoo Jung tidak memeluk Jimin. Dia hanya berpegangan pada besi dibelakang bokongnya. Ia benar-benar jago menahan diri.

"Yoo Jung-ah, kalau nanti kau jatuh bagaimana?" Kata Jimin.

"Kalau jatuh pasti ke bawah." Celetuk Yoo Jung.

Jimin hanya menggelengkan kepalanya. Heran dengan sifat Yoo Jung yang sangat keras kepala. Padahal tas Jimin sudah diletakkan di punggungnya.

Tiba-tiba langit berubah gelap. Rintikan air mulai membasahi tanah kota ini. Yoo Jung yang sudah tidak pakai jaket tambah kedinginan karena hujan dan angin. Wajahnya menjadi lebih putih dari biasanya.

"Aku harus mengebut kalau tidak, kau kehujanan." Ucap Jimin.

"Peduli apa kau?" Yoo Jung kekeuh untuk tak memeluk Jimin.

"Yya! Kau ini tidak mengerti ya? Kau kira siapa yang dimarahi kalau kau jatuh atau sakit?!" Jimin sedikit berteriak karena marah.

Yoo Jung juga wanita yang takut kalau dibentak oleh laki-laki jadi dia langsung memeluk Jimin.

"Jangan sentuh tanganku lagi." Bisik Yoo Jung melipat tangannya di perut Jimin.

~~~

Sampai di parkiran apartemen, Yoo Jung turun dari motor bagaikan mayat hidup. Wajahnya sangat putih.

"Kau pucat." Kata Jimin dan tak digubris apapun oleh Yoo Jung. Gadis itu langsung berjalan menuju lift tanpa menghiraukan Jimin.

"Yya! Kau tidak boleh masuk apartemen kalau kau duluan naik!" Pinta Jimin dan tetap saja tak dihiraukan Yoo Jung. Pintu lift tertutup dan Yoo Jung naik ke lantai atas.

Jimin yang ditinggalkan menggelengkan kepalanya. Yoo Jung itu dingin dan cuek. Itu yang muncul di pikiran Jimin sambil berjalan ke lift.

~~~

Yoo Jung sudah sampai di depan pintu apartemen. Ia tengah berjongkok menghadap pintu dan memeluk kakinya. Dingin yang ia rasakan ditambah lagi dengan bajunya yang agak basah.

Tak lama kemudian, ia mendengar langkah kaki laki-laki datang dari lorong lift. Itu Jimin. Laki-laki itu menghampirinya dan memanggil namanya sebelum semuanya menjadi gelap.

Jimin POV
Tiba-tiba saja Yoo Jung terjatuh setelah memanggil namaku. Akupun berlari mengangkatnya. Kedua kalinya dia pingsan dan kedua kalinya juga aku mengangkat tubuhnya ini.

Ternyata seragamnya basah dan ia pasti kedinginan. Setelah menekan password aku langsung membuka pintu dan berlari ke kamarnya. Menaruhnya di atas tempat tidur.

Karena seragamnya basah, aku jadi bingung. Apa aku harus membiarkannya dengan seragam basah? Bagaimana kalau nanti dia sakit? Tapi masa kubuka pakaiannya? Yang ada dia marah besar saat bangun nanti.


Setelah berfikir lama, akhirnya aku memilih untuk membuka seragam Yoo Jung karena dia juga mengenakan kaus putih you can see dan membiarkannya hanya mengenakan baju itu.

Bagaimana dengan roknya? Ah sudahlah, biarkan saja.

Lalu aku menarik selimut putih untuk menutupi tubuhnya hingga batas leher. Aku mengecek suhu tubuhnya dengan tangan kananku.

Dia demam? Pasti karena kehujanan tadi. Kalau begitu aku tidak menjemputnya. Ditambah lagi dia tidak mengenakan jaket dan hujan. Aku menjadi merasa bersalah.

Be My ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang