Disaat menyuap beberapa sendok ke dalam mulutnya, wajah Yoo Jung semakin membesar dan muncul beberapa kemerahan. Ia mengetahui perubahan itu sehingga sedari tadi ia hanya menunduk.
"Neo gwaenchana?" Ujar Jimin memegang tangan Yoo Jung.
"Ani." Kata Yoo Jung tapi tetap tidak mengangkat kepalanya.
"Waeyo?" Kata Jimin lalu menggerakkan tangan Yoo Jung.
"Yoo Jung-ah? Kamu sakit?" Tanya Eomonim juga khawatir.
"Mianhae. Sebenarnya aku alergi terhadap seafood tapi aku suka seafood jadi aku tetap ingin makan." Yoo Jung mengangkat wajahnya. Saat itu juga Eomonim dan Jimin terkejut karena wajah Yoo Jung sangat merah, seperti udang rebus yang dibuat oleh Eomonim.
"Omo! Eottokhe?" Eomonim menjadi panik dan berlari ke dapur.
"Aku bahkan tak tahu kau alergi dengan seafood. Maaf ya." Jimin langsung menarik piring Yoo Jung.
Gadis itu memegang lehernya dan menggaruknya, begitu juga tangan dan kakinya. Yoo Jung tahu kalau tenggorokannya membengkak dan membuat susah berbicara dan agak sesak nafas.
"Jimin-ah, ambilkan saja.. Aku.. Madu.." Kata Yoo Jung terbata-bata karena sulit berbicara.
"Jamkkan." Lalu Jimin langsung berlari menyusul ibunya. Ternyata ibunya sudah lebih dulu mencarikan Yoo Jung madu di kulkas. Saat ketemu, itu langsung diberikan pada Jimin untuk Yoo Jung.
"Jimin-ah, bawa dia ke kamarmu. Dia pasti kesulitan bernafas dan berbicara." Kata Eomonim dan dibalas dengan anggukan Jimin.
Setelah menyuapi Yoo Jung sesendok madu, Jimin pun mengajak Yoo Jung ke kamarnya.
"Kita ke kamarku, Yoo Jung-ah." Jimin berusaha menggendong Yoo Jung yang lemas itu ala bridal style tapi nyatanya ia tak terlalu kuat.
"Aku saja yang menggendongnya, hyung." Kata Ji Hyun dengan senyuman nakalnya, ia langsung mendapat tatapan tajam nan jijik dari Yoo Jung.
"Kalau begitu, begini saja." Jimin menggendong Yoo Jung layaknya menggendong balita. Gadis itu hanya melingkarkan tangannya di leher Jimin.
Lalu saat melewati Ji Hyun, Yoo Jung memukul kepala laki-laki itu.
"Aku ini istri kakakmu."
Jimin menahan tawanya. Ia mempercepat langkahnya.
Ji Hyun yang dipukul kesakitan hingga ia pun mengelus-elus kepalanya.Sampai di depan tangga, Jimin menghela nafasnya. Yoo Jung merenggangkan tangannya pada leher Jimin dan wajahnya menghadap wajah Jimin.
"Kau nggak kuat kalau angkat ..aku sampai at..as kan? Aku.. turun aja." Kata Yoo Jung tapi itu ditolak oleh Jimin.
"Tidak, tidak, aku masih bisa." Kata Jimin dan tetap memeluk Yoo Jung. Lalu ia melangkahkan kakinya menaiki satu tangga didepannya dan terus begitu hingga sampai di atas.
Kriet!
Jimin mempercepat langkah ya ke tempat tidur dan membaringkan tubuh Yoo Jung diatas itu."Tempat ti..durmu ..sebesar i..ni? Bagaima-" Tanya Yoo Jung sebentar lagi akan protes tapi Jimin langsung menyela.
"Nanti aku tidur di meja belajar. Sekarang kau ganti baju dulu." Kata Jimin lalu keluar dari kamar itu.
Yoo Jung masih terbaring di atas tempat tidur Jimin. Ia melihat-lihat sekeliling kamar Jimin sambil menggaruk-garuk tangannya yang terus saja terasa panas dan gatal itu.
Tempat tidurnya memang tak terlalu kecil. Sebenarnya cukup untuk berdua tapi itu berarti tak ada jarak sedikitpun antara mereka.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Forever
Fanfiction1st fanfiction from necklays (16+) Keduanya telah menikah di usia muda karena janji dari kedua kakek mereka yang telah bersahabat dari kecil hingga sekarang. Tidak pernah bertemu dan sekarang akan menikah?