{19} Liburan (1)

576 42 0
                                    

Pagi ini Jimin dan Yoo Jung sudah berada di rumah J-Hope. Mereka akan pergi ke rumah Neneknya dengan sebuah mobil. Milik Suga.

"Ini koperku kemana?" Tanya Yoo Jung pada Jimin.

"Udah di bagasi." Jawab Jimin.

"Kok udah di dalam aja? Aku harus ambil kabel charger-nya sama power bank. Kenapa kau nggak nanya dulu?" Kata Yoo Jung benar-benar memojokkan Jimin.

"Makanya lain kali disiapin dalam tas kecil supaya lebih gampang." Kata Jimin.

"Yaudah ambilin lagi dong." Kata Yoo Jung tapi Jimin menggeleng.

"Kopermu itu berat jadi aku tidak mau." Kata Jimin benar-benar membuat Yoo Jung geram.

"Ambilin dong. Tolong. Kan kau yang salah. Siapa yang menyuruhmu memasuki barang-barangku?"

Karena pertengkaran mereka berdua, semuanya langsung keluar ke bagasi.

"Waeyo?" Tanya Nam Joon.

"Papa, Mama? Kenapa berantem? Kita mau liburan jadi nggak boleh marah-marah dong." Doyeon mengeluarkan aegyo-nya.

"Geumanhae." Kata semuanya serentak membuat Doyeon diam.

"Yya, kenapa kalian berantem?" Tanya Nam Joon sekali lagi.

"Siapa yang memulainya?" Tae mulai bersuara.

Yoo Jung dan Jimin saling tunjuk-menunjuk. Tentu saja. Siapa yang mau mengaku kesalahannya kalau sudah begini?

"Ah, kalian ini." Umpat Jungkook, Jin dan J-Hope berbarengan.

"Sudah, sudah. Lebih baik kita berangkat sekarang saja." Kata Suga membuat Yoo Jung melirik Jimin dengan kesal.

"Kalau begitu aku pinjam kabelmu saja, Doyeon-ah." Kata Yoo Jung sambil memeluk lengan Doyeon.

"Ah, coba kalau dari tadi pertengkaran kalian berakhir seperti ini." Ucap Jin.

"Nah kan, memang kau saja yang mempersulit akhirnya. Selalu saja membesarkan masalah." Kata Jimin pada Yoo Jung.

"Yya, kapan aku pernah memperbesar masalah? Apa masalah Seul Gi pernah kuperbesar?" Yoo Jung mengepalkan tangannya.

"Apa yang besar?" Tanya J-Hope sambil tersenyum dan membuat semuanya tertawa kecuali Jimin dan Yoo Jung.

"Kenapa kau jadi membahas Seul Gi? Aku bahkan tidak pernah membahas Jihoon itu." Nada suara Jimin mulai memberat. Kini ia menggunakan satoori-nya. Membuat Yoo Jung takut dan langsung terdiam.

"Yya, Park Jimin. Lagipula siapa yang menyuruhmu memasuki koper Yoo Jung, eoh?" Membaca raut wajah Yoo Jung, Nam Joon tahu kalau gadis itu ketakutan. Ia segera membela Yoo Jung.

"Sudah, sudah, ⁶ berangkat sekarang." Kata Suga langsung memasuki mobilnya.

Yang lain langsung memasuki rumah, mengambil barang-barang mereka dan memasukkannya ke dalam bagasi. Kecuali Doyeon. Ia memiliki dua kakak yang baik mau mengangkat barang-barangnya.

Saat semua barang sudah berada di dalam bagasi, kini semuanya menaiki mobil. Taehyung, Jungkook dan Jin berada di belakang dengan Doyeon yang berada di samping Taehyung. Mereka duduk berhadapan.

Yoo Jung mengambil tempat di tengah-tengah. Samping kirinya adalah Nam Joon. Berarti Jimin harus duduk di sebelah kanannya.

"Yya, minggir." Kata Jimin.

"Kau bicara denganku?" Tanya Yoo Jung.

"Kau dipinggir. Aku harus di tengah."

"Yya, harusnya perempuan yang berada di tengah-tengah."

"Jimin-ah, kau kenapa? Biasanya kau duduk di pinggir." Sahut Tae dari belakang.

"Pokoknya kau minggir." Pinta Jimin dan mau tidak mau Yoo Jung mengalah dan duduk di pinggir sebelah kanan.

"Yeorobun, aku tidur ya. Aku bisa mabuk darat." Kata Yoo Jung dan mencari posisi tidurnya yang nyaman.

Selama Yoo Jung tertidur.
"Yya, hyung. Bisakah kau geser sedikit? Yoo Jung bisa kesempitan." Kata Jimin pada Nam Joon.

"Jimin-ah, kau tidak lihat area dudukku sekecil apa?" Kata Nam Joon hanya bisa mengelus dadanya.

"Oh iya, mianhaeyo. Tapi jangan makan tempat terlalu besar karena Yoo Jung bisa kesempitan."

"Aigoo, Park Jimin."

"Yya, bisakah kau diam? Aku tidak akan kesempitan." Yoo Jung tiba-tiba membuka matanya. Membuat Jimin kaget.

"Choi Yoo Jung, sekarang kau tidur! Kau kira siapa yang mau membersihkan muntahanmu nanti, eoh!"

"Paboya." Desis Yoo Jung lalu kembali memejamkan matanya.

Beberapa jam kemudian.
Suga menyetel lagu Mic Drop di tape mobilnya. Membuat semuanya bernyanyi kecuali Jimin dan Yoo Jung yang tertidur.

"Hyung, bisakah kau kecilkan volume lagunya? Yoo Jung bisa terbangun kalau mendengar volume sebesar itu." Kata Jimin membuat semuanya berdecak lidah.

"Yya, Yoo Jung sangat kebo kalau tidur. Kau tak perlu sangat khawatir, Jimin." Sahut Jin.

"Hyung, kau pernah tidur dengannya?" Pertanyaan Jimin membuat semuanya tertawa.

"Eoh." Jin menggoda Jimin.

"Oppa, geumanhae. That's very very disgusting." Doyeon menepuk jidatnya.

"Aniyo, Jimin-ah. Yoo Jung bisa terbangun saat kau mencubit lengannya." Lanjutnya.

"Semuanya diam, aku harus mendengarkan lagu IU." Kata Jungkook.

"Geunde, darimana kau tahu tentang Jihoon?" Tanya Doyeon.

"Aku sudah pernah melihatnya dan aku sudah tahu kalau ia selalu mengejar Yoo Jung walau sudah ditolak enam belas kali oleh Yoo Jung. Sebenarnya mereka sudah menjadi mantan, bukan?" Jelas Jimin.

"Pasti Kai." Tebak Doyeon.

"Eoh."

Doyeon langsung menghela nafasnya dan sudah tak ingin melanjutkan percakapan itu lagi.

"Oppa, aku tidur." Doyeon langsung menaruh kepalanya di bahu Taehyung.

"Bisakah kau turunkan bahumu sedikit?" Kata Doyeon dan itu dilaksanakan oleh Taehyung.

"Jin-ah, bolehkah aku tidur juga? Tolong pinjamkan bahumu untukku." Jungkook mengeluarkan aegyo-nya.

"Kalau begitu saat bertemu nanti aku akan meminjam bahu Yeri." Jungkook langsung mencubit puting Jin membuat Jin meringis kesakitan.

"Dasar kurang ajar." Umpat Jin memukul-mukul kepala Jungkook sampai Jungkook melepaskan cubitannya.

Yoo Jung terbangun lalu ia tertidur lagi dan Doyeon pun begitu. Rumah Nenek J-Hope sangat jauh rasanya. Ditambah lagi dengan macet di jalan tol.

"Hyung, kapan kita sampai?" Tanya Tae yang masih menjadi tempat bersandarnya Doyeon.

"Sebenarnya dimana letak rumah Nenekmu, Hobi? Aku sudah mengantuk dari tadi." Kata Nam Joon disusul dengan menguap.

"Kau tidur saja dulu. Nanti kubangunkan." Jawab J-Hope.

TBC

Annyeong haseyo!
Terima kasih untuk temen-temen yang sudah baca fanfiction ini.
Jangan lupa untuk di vote, comment dan share ke temen-temen kpopers kalian ya!
Gomawo <3
Bubye!

Be My ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang