{18} Ketahuan

612 48 1
                                    

Yoo Jung POV
Aku mengajak Doyeon untuk keluar dari kamar Jimin dan pindah ke kamarku saja.

"Yya, Choi Yoo Jung!" Teriakan laki-laki itu membuat aku dan Doyeon terkejut hingga terjatuh di lantai apartemen.

"Ki-Kim Kai?" Kataku dan Doyeon berbarengan.

Bagaimana bisa dia ada disini? Darimana dia bisa masuk ke sini dan kenapa dia duduk berbarengan dengan anak laki-laki itu?!

"Kau? Kenapa ada di rumah Jimin?" Tanyanya.

"A-aku?" Aku menunjuk diriku. "Aku siapa? Kau mungkin salah orang. Aku tidak pernah punya teman sepertimu." Lalu aku langsung saja menutup pintu kamarku, meninggalkan Doyeon diluar.

"Yya, Choi Yoo Jung! Kau ini benar-benar tidak berubah dari dulu!" Pekik Kai membuat yang lain tertawa kecuali Jimin.

"Hei, adakah seseorang yang baik hati mau memberitahu kepadaku, apa yang dilakukan gadis itu disini? Gara-gara dia, damai sejahteraku di sekolah selalu saja hancur." Kata Kai dan pintu kamarku langsung terbuka.

"Jimin-ah, tolong jangan. Kumohon." Kataku.

"Jimin-ah, apa arti persahabatan kita tanpa kejujuran?" Kali ini Kai membuat aku dan Doyeon mendesis geli.

"Karena kau sudah membukakan pintu untuk Seul Gi. Kau kalah dalam permohonan ini." Kata Jimin lalu membuat aku tersenyum dan memasuki kamarku lagi. Kali ini aku tak lupa dengan Doyeon.

"Omo! Bagaimana bisa kau tahu kalau aku yang membukanya?" Kai terkejut.

"Padahal aku hanya memancingmu dan semuanya langsung terungkap. Ck, ck, ck, setelah putus dengan Krystal, hidupmu menjadi sangat malang ya." Jimin menggelengkan kepalanya.

Tawa Kai dan yang lain pecah, "Tolong jangan bahas soal Krystal, dia akan tahu kalau aku membicarakannya."

Call me baby~~

Kai mengangkat teleponnya dari Krystal itu. Ia mengubahnya menjadi mode speaker.

"Honey, kau sedang bicarakan aku ya?" Kata Krystal.

"Anyeo. Mereka yang membicarakanmu." Kata Kai.

"Siapa?"

"BTS ini."

"Ah, begitu. Oke, kututup ya."

"Bye honey, love you and see you." Kata Kai lalu mencium layar ponselnya dan menutup telepon itu.

"Ja-jadi kau sudah balikan dan berbicara seperti itu?" Tanya Jungkook sambil meringis.

"Eoh, tentu saja harus seperti itu. Ada rindu yang terobati dengan obrolan seperti itu. Kau tidak akan mengerti karena kau tidak punya pacar." Jawaban Kai sukses membuat seluruh laki-laki itu jijik dan geli.

~~~

Setelah Kai pulang, akhirnya aku dan Doyeon keluar dari kamarku. Di kamar tadi, aku dan dia hanya menonton drama di laptopku yang kini sangat butuh cas-an.

"Ah, kita belum berkenalan. Kami semua tahu apa namamu, Choi Yoo Jung. Jadi, aku Jungkook." Kata Jungkook.

"Aku J-Hope."

"Aku Suga."

Saat Taehyung ingin berbicara, aku langsung memotongnya.

"Kalau kau, aku tidak perlu tahu." Kataku membuat semuanya tertawa kecuali Taehyung.

Tak!
Satu jitakan Taehyung mendarat di dahiku.

"Yya!" Pekikku.

Semuanya tertawa.

"Ah, iya! Aku lupa sesuatu!" Nam Joon langsung berlari ke kulkas.

Mataku berbinar dan aku tersenyum saat melihat botol hijau itu. Itu adalah soju. Aku sudah membayangkan bagaimana rasanya dan apa yang akan aku rasakan saat aku meminumnya. Plo

Tiba-tiba seseorang menutup kedua mataku membuat aku tertawa. Aku tahu siapa pemilik tangan imut ini. Ini adalah tangan Jimin.

"Yya, Park Jimin. Aku akan minum soju itu dan kau tidak bisa menahannya." Kataku.

"Ah tidak, tidak." Jimin melepaskan tangannya.

"Lalu kau boleh?" Tanya Yoo Jung.

"Tentu saja." Jawab Jimin.

"Yya, yya, kalian seharusnya bertingkah seolah-olah hanya teman saat kami semua ada disini." Kata Suga membuat aku dan Jimin menoleh.

"Kami bukan teman tapi sahabat. Iya kan, Jimin-ie?" Kataku sambil mencubit-cubit pipinya.

"Sahabat tapi mesra, kan?" Dia membalas cubitanku lalu kita sama-sama melepaskan cubitan itu.

"Apaan sih kau ini!" Kata kami bersamaan.

"Sudah-sudah, ayo cepat tuangkan." Kata Jungkook lebih bersemangat. "Jangan biarkan seorang perempuan mengganggu kebersamaan kita." Lanjutnya lagi.

Itu maksudnya aku kan?

"Yya, jangan minum sampai mabuk." Kataku sebelum melangkah memasuki kamar bersama Doyeon.

~~~

Tiba-tiba Jin memanggil aku dan Doyeon keluar dari kamar.

"Yya, Yoo Jung-ah. Kau bisa tidak kalau ikut liburan kami lusa? Di rumah nenekku." Tanya J-Hope.

Aku berpikir lagi.

"Bagaimana dengan—" Ucapanku dipotong oleh Nam Joon.

"Jimin sudah pasti ikut. Tenang saja." Katanya.

"A-aniyo. Maksudku Doyeon. Dia ikut kan?"

Semua laki-laki itu menggelengkan kepala mereka lalu mengelus bahu Jimin. Aku tidak tahu kenapa.

"Iya, nanti dia ikut." Kata Jin.

TBC

Annyeong haseyo!
Terima kasih untuk temen-temen yang sudah baca fanfiction ini.
Jangan lupa untuk di vote, comment dan share ke temen-temen kpopers kalian ya!
Gomawo <3
Bubye!

Be My ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang