{02} Penguntit Yang Ketahuan

727 86 8
                                    

Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu datang juga. Sekolah Ssangmun memulangkan murid-muridnya. Yoo Jung dengan semangat langsung berdiri dan menarik tangan Doyeon.

"Ayo, Doyeon-ah. Aku tidak ingin berada di dalam kafe ini." Kata Yoo Jung.

"Waee?" Doyeon kurang setuju.

"Kau tak lihat ada berapa gelas-gelasku? Aku sudah tiga kali tambah, Doyeon." Doyeon langsung tertawa terbahak-bahak.

"Yoo Jung-ie, aku nggak sadar dengan gelas-gelas ini. Parah kamu. HAHAHA." Yoo Jung menatap Doyeon sinis.

"Dasar kau."

Lalu kedua gadis inipun keluar dari kafe tersebut. Mereka pun menyebrangi jalan raya saat lampu merah menyala. Yoo Jung memegang tangan Doyeon erat-erat saat Doyeon memaksakan diri untuk menyebrang karena mobil-mobil masih belum berhenti.

"Nanti saja." Kata Yoo Jung.

"Hah.. Dasar penakut." Umpat Doyeon.

Setelah semua kendaraan benar-benar berhenti, barulah Yoo Jung dan Doyeon sampai di depan sekolah Ssangmun itu. Doyeon sudah melihat tengkuk kakaknya di depan gerbang jadi ia berlari dengan semangat ke arah kakaknya, meninggalkan Yoo Jung.

"Oppa!" Pekik Doyeon sambil menepuk punggung laki-laki tinggi itu.

"Doyeon-ah? Kenapa kamu ada disini? Kamu bolos lagi? Dengan siapa kau bolos?" Tanya laki-laki itu membuat Yoo Jung menampakkan dirinya.

"Annyeong, Seok Jin Oppa." Yoo Jung menyapanya dengan ceria.

"Yoo Jung-ah! Sudah lama aku tidak lihat kamu ke rumah, kenapa?" Jin kembali membalas sapaan Yoo Jung dengan ceria.

Di lain sisi, seseorang sedang menatapi Yoo Jung bergantian menatap ke arah ponselnya. Laki-laki berambut blonde itu terus menatapi Yoo Jung dan ponselnya bergantian.

"Yya, neo." Kata laki-laki itu sambil memutar arah tubuh Yoo Jung menghadapnya.

"Yya!" Yoo Jung memekik.

"Kau Yoo Jung? Choi Yoo Jung?" Tanya Jimin.

Yoo Jung menyadari sesuatu. Ternyata Jimin telah mengetahuinya, tapi darimana dan bagaimana bisa? Dia segera membalikkan badannya ke arah Doyeon dengan wajah masam dan juga kesal.

"Yya, ada apa, eoh? Ini adik-adikku." Jin merangkul Doyeon dan Yoo Jung. "Kau kenal dia, Yoo Jung?" Tambahnya lalu dijawab oleh gelengan kepala Yoo Jung.

"Ah, iya. Sebaiknya kita tidak usah saling kenal dulu." Ucap Jimin lalu tersenyum dan berjalan meninggalkan Yoo Jung bersama Jin dan Doyeon. Orang-orang yang ditinggalkan memasang wajah aneh nan bingung.

Lalu datanglah seseorang memeluk Doyeon dari belakang. Ia seorang laki-laki yang memiliki tahi lalat dihidungnya. Dari suara beratnya, itu tak lain lagi Kim Taehyung.

"Yya!" Teriak Doyeon sangat terkejut. Taehyung adalah kakak kandungnya. Didepan orang-orang, ia terlihat pendiam tapi di depannya, Taehyung adalah laki-laki kekanak-kanakan.

Kim bersaudara itu saling tersenyum, begitupun dengan Yoo Jung. Setelah 10 menit berlalu, mereka hanya tertawa-tawa dan mengobrol sambil berdiri di tempat yang sama. Kini Jin mengajak ketiga adiknya itu pulang.

"Oppa, bawa mobil?" Tanya Yoo Jung.

"Ne." Jawab Jin sambil memamerkan kunci mobilnya.

"Dia sangat bangga saat diperbolehkan Ayah dan Ibu mengendarai mobil ke sekolah." Sahut Doyeon mencibir Jin.

"Sudahlah, sekarang kita pulang saja." Ucap Taehyung dan semuanya setuju langsung mengikuti Jin berjalan ke mobil.

Be My ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang