Author's POV
Gadis itu tengah membolak-balik majalah fashion yang ada di depannya sembari menengkurapkan tubuhnya di ranjang. Ia mengerjap berkali-kali ketika melihat beberapa model gaun keluaran terbaru dan alat-alat make up di sana. Ia berdecak kagum, mulutnya menganga kemudian membayangkan jika ia memiliki berbagai koleksi modern tersebut di zaman sekarang. Tubuhnya ia gulingkan ke arah samping mengambil posisi yang aman. Dirinya shopaholic, tentu saja. Wanita mana yang tidak tergiur dengan gaun mewah, baju santai dengan diskon besar-besaran, jeans keluaran terbaru. Oh ya ampun, rasanya air liur gadis itu ingin tumpah detik ini juga. Seseorang yang baru beberapa menit lalu berdiri di depan pintu kamar gadis itu hanya menggelengkan kepala melihat tingkah kakaknya, Jessica Serena Hood. Dengan langkah pelan berusaha tidak menimbulkan suara apapun, dirinya mengambil sebuah bantal sofa di sudut ruangan. Ketika bantal tersebut sudah berada di tangannya, dirinya bersiul keras membuat kakaknya menoleh ke belakang.
"Oh.. shit! what the hell are you doing, Calum??!!"Gadis itu menggeram karena sofa bantal mendarat tepat mengenai wajahnya. Pria tampan itu hanya menyengir kuda menampakkan wajah pervert yang tidak berdosa dan dalam hati sebenarnya ia tertawa keras mendengar kakaknya kesal sedemikian rupa. Uh..bagi lelaki berumur delapan belas tahun itu, jika sehari tidak menganggu kakak satu-satunya, ia tidak akan merasa puas dan senang. Dirinya mendaratkan pantat dengan keras ke ranjang menyebabkan dirinya sedikit terpental ke atas.
"Ouch...jangan marah kakakku sayang..kau tahu, jika dirimu marah keriput di wajahmu akan tampak."Calum mencolek dagu kakaknya lembut berniat menggoda wanita itu.
"Ya ya ya, aku tidak akan marah jika kau berhenti mengganggu sesuatu yang sedang kulakukan Calum!! Dasar adik brengsek!"Sentak Jessica semakin geram dan lelaki itu hanya menangggapi dengan memutar bola matanya tidak perduli.
"Sedari tadi aku memanggilmu dari bawah tetapi kau tidak menjawab. Sekarang siapa yang salah kakakku yang manis? Dan satu lagi, berhenti mengumpat kata-kata kotor untuk adik tampanmu ini. Kau tahu, banyak gadis di kampus yang memujaku dan kau? Popularitasmu saja masih berada di bawahku. Dirimu kalah telak dan—"
"Errrghh—berhentilah percaya diri dengan menganggap dirimu paling sempurna. Aku sedang tidak mau berbasa-basi denganmu. Ada apa kau memanggilku?"Bibir Jessica mengerucut dan tatapannya yang semula ke arah adiknya kini kembali lagi melihat majalah fashion di tumpuan tangannya. Tidak bisakah sehari saja Calum berhenti membuat mood gadis itu menjadi buruk?
"Uhm—daddy dan mom menyuruhmu turun menemui mereka karena mereka akan berbicara serius dengan kita jadi sementara ini, tutup majalah bodoh itu dan cepat bergegas."Calum menepuk pantat kakaknya keras menimbulkan sedikit rasa panas di sana. Errggh—bahkan Jessica sempat berpikir apakah setiap adik selalu menyebalkan di dunia ini?
Jessica beranjak dari ranjang setelah menutup majalah fashion-nya. Namun, gadis itu menarik senyuman licik. Ia menjambak rambut Calum lantas berlari cepat tergesa-gesa menuruni tangga yang berbentuk spiral di rumahnya. Calum berteriak histeris tidak terima rambut kesayangannya dijambak oleh kakaknya karena selama lebih tiga puluh menit ia menata rambut tersebut menjadi bentuk style yang mungkin terlihat lebih cocok dengan penampilannya kala itu. Lelaki berambut cokelat kelam itu akhirnya ikut menyusul Jessica yang sudah terlebih dahulu turun. Ia bersumpah dalam hati akan membalas perbuatan kakaknya, dalam jangka waktu tidak kurang dari dua puluh empat jam ini.
"Tidak biasanya mom dan daddy mengumpulkan kami di sini. Ada apa memangnya?",tanya Jessica langsung pada inti, sedangkan Calum yang duduk di sebelah gadis itu mengangguk tanda setuju. James dan Liliana Hood tersenyum sekilas kemudian mereka melirik satu sama lain. James menghembuskan nafasnya perlahan. "Kita akan pindah ke Cheshire.."
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM NOT HATER ANYMORE (1D & 5SOS FANFICTION)
FanfictionWARNING: BEBERAPA PART ADA YANG DIPRIVATE!! Sinopsis Seorang gadis cantik yang masih menduduki bangku kuliah di Columbia University, United States of America kini terpaksa mengikuti jalan hidup yang merupakan pekerjaan dari orang tuanya, yaitu ke n...