4) Bastard

7.3K 847 62
                                    

"Kau... Kau menyukai Irene noona kan ?"

Seulgi terdiam. Ia tidak tahu apa yang harus dikatakan atau dilakukan, tapi satu hal yang jelas pria ini berhasil membuatnya kesulitan bicara.

"Maafkan atas sikap ku, tapi kau benar - benar menyukainya kan ?"

_____

Entah bagaimana kejadian nya, Seulgi sudah berada di sebuah coffee shop bersama dengan pria itu.
Mereka sama sama memesan caramel machiato panas dan mereka juga sama - sama belum menyentuh kopi yang sudah datang 10 menit yang lalu.

"Jimin ah..." Seulgi membuka mulutnya setelah mengalihkan pandangan nya keluar jendela.

"Hmm ?"

"Kau menyukai Taehyung ?"

Jimin sedikit kaget dengan pertanyaan Seulgi, tapi sebentar kemudian dia tersenyum tipis dan mengikuti kemana Seulgi menjatuhkan pandangan nya diluar jendela.

"Iya. Dari dulu. Mungkin.... dari awal - awal debut."

"Aku pikir aku sudah gila. Tapi dia (Taehyung) hanya terus bertingkah konyol didepan ku. Aku tidak bisa menarik diriku sendiri untuk keluar karena dia terus menempel padaku seperti permen karet." lanjut Jimin.

"Seberapa jauh pun aku pergi, dia selalu mengikuti ku. Sedikit konyol tapi entah kenapa hanya karena dia tidak membalas pesan singkat ku... aku merasa marah, kesal dan sedih. Aku tidak ingin mengakui nya tapi pada akhirnya tetap saja. Kesimpulan nya, aku menyukainya."

Seulgi hanya terdiam di tempat. Ia tidak bisa berkata apa - apa untuk saat ini. Ia tidak pernah tahu, bahwa Taehyung dan Irene tidak hanya menyakiti dirinya tapi juga menyakiti Jimin.

"Kisah cinta seperti ini hanya merepotkan saja ya... aku ingin melupakan Taehyung. Karena aku juga takkan memiliki nya. Ya kan ?"

"Kau benar benar menampar ku dengan kalimat terakhir mu."

Jimin terkekeh pelan.

"Sangat menyedihkan. Aku bahkan tidak bisa menggambarkan nya dengan lagu apapun." Lanjut Jimin.

Drttt.... Drrttt.... Drtt

"Kenapa tidak diangkat ?" tanya Jimin.

"Aku akan menangis seperti anak kecil jika mengangkat telfon nya." Jawab Seulgi.

"Sepertinya kau sudah menangis sebelum mengangkat telfon nya."

Jimin benar. Seulgi sudah banjir oleh air mata, tapi ia hanya diam saja. Tidak mengeluarkan suara apapun. Seulgi menggigit bibir bawahnya kuat - kuat berusaha memendam perasaan nya jauh jauh. Ia membalik handphone nya agar tidak melihat nama orang yang menghubungi nya.
Jimin menghela nafas.

"Kalau ingin menangis, lakukan saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau ingin menangis, lakukan saja. Jangan menahan - nahan nya seperti itu. Berteriaklah jika ingin."

Jimin menarik Seulgi kepelukan nya.

"Rasanya menangis sendirian tanpa ditemani seseorang itu sangat menyedihkan. Jadi jangan menangis sendirian." tambah Jimin.

Pelukan hangat dari Jimin membuat Seulgi merasa nyaman dan akhirnya Seulgi benar - benar menangis sekarang. Semua rasa pedih yang disimpan nya sejak Irene dekat dengan Bogum hingga sekarang pun sudah terluapkan. Jimin benar, Seulgi selalu menahan dirinya didepan semua orang. Rasanya sangat kesepian dan menyakitkan karena tidak ada seorang pun yang menemaninya saat itu. Saat dimana deburan ombak pantai dan langit yang sedikit mendung hanya melihat nya dari jauh.

_________________

Jam menunjukkan pukul 4.30 pagi saat Seulgi tiba di dorm Red Velvet. Ia memilih menginap di apartemen Jimin daripada kembali ke dorm nya.

tikkk

Begitu lampu dinyalakan Seulgi disambut oleh tatapan menusuk dari sepasang mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Begitu lampu dinyalakan Seulgi disambut oleh tatapan menusuk dari sepasang mata. Mata sebening kristal milik Irene.

"Dari mana saja kau ?"

"Ada urusan."

"Aku mencari mu kemana - mana ! kenapa tidak bilang kepada seorang pun ?! Kau tahu manajer-nim juga ikut mencari mu kemana - mana !"

"Sejak kapan kau peduli ?" sindir Seulgi.

"Ada apa ini ? Oh.... Seulgi. Kau darimana saja ?" tanya Wendy yang tiba - tiba muncul dari balik pintu ruang tengah bersama Joy dan Yeri.

"Seulgi, jawab aku. Kau pergi kemana ?" tanya Irene kembali dengan suara yang lebih pelan.

"Apa masalah mu ? Aku bebas kema..."

"Jawab aku b**ngsek."

Suasana menjadi benar - benar mencekam. Ini adalah masalah besar. Mereka bisa melihat Irene benar - benar sangat marah.

"Aku dari apartemen Jimin."

"Apa yang kau lakukan disana ?! apa kau sudah gila ?!"

Seulgi benar - benar merasa akan meledak sekarang.

"Lalu apa masalah nya ?! kau pasti pernah menginap di tempat pria bre**sek itu kan ! tunggu, sudah berapa kali kau melakukan nya dengan nya ?!"

PLAKKK

Tamparan keras melayang kepipi Seulgi.

"Joy, Yeri... kembali ke kamar kalian." perintah Wendy.

Joy dan Yeri sedikit bingung mereka bertatapan sebentar lalu memutuskan untuk menyerahkan semuanya kepada Wendy.

"Dengar si br**gsek Kang ! aku tak pernah melakukan apapun dengan Taehyung ! kau... kau... br**gsek..."

Irene mulai menangis dihadapan Seulgi. Sementara Wendy segera menghampiri mereka berdua.

"Aku... aku memang amat sangat bre**sek. Terima kasih sudah memperjelasnya, Irene."

"Seulgi... hey ! tunggu !"

Belum sempat Wendy selesai berbicara pada Seulgi, Seulgi sudah pergi lagi entah kemana setelah membanting pintu dorm di depan Irene dan Wendy.

Ya... aku memang bre**sek. Sangat. - Seulgi

___________________

Hallo ... Hallo author meminta maaf yang kesekian kalinya. Karena UTS baru saja selesai dan langsung diserbu oleh tugas 😂 author akan update lebih cepat lagi. Terima kasih sudah menunggu dan sudah membaca😢 author jadi terharu.
안녕 ! 기다리세요...

UNSPEAKABLE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang