20) A Night In Your eyes

8.5K 730 66
                                    

Seulgi menekan tombol password di pintu apartemen. Irene memperhatikan dengan seksama dan dia menyadari sesuatu.

Password kamar apartemen Seulgi adalah tanggal,bulan, dan tahun ulang tahun Irene.

"Ayo masuklah." ujar Seulgi sambil meraih saklar lampu.

"Tunggu."

Irene menggenggam erat lengan Seulgi dan Seulgi menatapnya dengan bingung.

"Tidak perlu menghidupkan lampu."

"Eh, kenapa ?"

Irene menghela nafasnya dan menatap kedua mata Seulgi penuh arti. Tangan Irene bergerak menyelipkan rambut Seulgi kebelakang telinga nya dan Seulgi masih terdiam. Irene membelai lembut pipi Seulgi.

Seulgi merasa sedikit-- oh tidak sangat malu saat ditatap Irene seperti ini. Tatapan Irene yang seperti ini bisa membuat siapapun bertekuk lutut padanya tak terkecuali Seulgi.

Pandangan Irene pelan - pelan turun menelusuri wajah Seulgi dan berhenti di bibirnya.

"Ah, kau menatap kesana lagi." ujar Seulgi sambil tersenyum.

"Baiklah. Aku memang selalu menatap kesana dan aku tidak tahu kenapa." balas Irene sambil tertawa kecil.

"Seulgi-ah..."

Seulgi merinding mendengar suara husky Irene. Badan nya terasa panas saat Irene dengan perlahan memeluk Seulgi. Seulgi merasa sedikit sulit bernafas saat Irene memperpendek jarak diantara wajah mereka.

"Cium aku lagi." lirih Irene sambil memejamkan matanya.

Glek

Seulgi menelan ludah nya mendengar kata - kata yang keluar dari bibir Irene yang hanya jarak nya hanya beberapa sentimeter.

Seulgi menutup matanya kemudian menempelkan bibirnya pada Irene selama beberapa detik. Ia kemudian memundurkan lagi wajahnya dan membuka kedua matanya. Seulgi melihat Irene juga membuka matanya perlahan.

Hanya satu kata yang terlintas dipikiran Seulgi saat itu. Cantik. Irene terlihat sangat cantik.

"Vanilla huh ?" ujar Irene sambil memberikan smirknya pada Seulgi yang benar - benar merasa terbakar.

"Uh itu..."

"Lembut sekali."

"Maksud mu ?"

"Tidak ada. Hanya..."

Irene terdiam sebentar dan Seulgi semakin salah tingkah.

"Hanya saja, aku menyukai ciuman mu." lanjut Irene lagi.

Kedua tangan Irene menangkup wajah Seulgi. Seulgi melihat mata sebening kristal milik Irene berkaca - kaca.

"Aku tidak ingin melakukan nya dengan siapapun. Aku hanya ingin melakukan nya dengan mu." ujar Irene.

Suara Irene terdengar bergetar dan Seulgi tahu itu.

"Saat dia berhasil menyentuh bibirku waktu itu... aku, aku sangat takut Seulgi-ah. Aku takut sekali. Rasanya sakit sekali dan..."

Seulgi mencium kening Irene lembut lalu menarik Irene kedalam pelukan nya. Irene mulai menangis terisak - isak dipelukan Seulgi.

"Aku, tidak akan membiarkan nya terjadi lagi. Aku akan selalu menjaga mu." ujar Seulgi lembut.

Ia melepaskan pelukan nya dari Irene dan menghapus airmata kelincinya itu dengan kedua tangan nya.

"Maafkan aku. Jangan menangis lagi."

UNSPEAKABLE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang