Seulgi terus berlari dan berlari meskipun beberapa kali ia terjatuh. Seulgi hanya tidak ingin melihat kebelakang, ingin membohongi hatinya bahwa ia ingin seseorang mengejar nya. Namun hingga rintik - rintik air dari langit akhirnya turun sangat deras dan membasahi seluruh badan nya kenyataan nya Seulgi sendirian. Tangan dan kakinya nya tergores dan lecet. Luka seperti itu mungkin terlihat menyakitkan tapi tidak ada yang bisa mewakili sobeknya perasaan Seulgi. Airmatanya yang hangat terjatuh ketanah bersamaan dengan air hujan yang sebeku es.
Seulgi benar - benar marah kepada dirinya sendiri. Ia ingin menampar dirinya sendiri. Ia ingin berteriak sekeras mungkin. Ia tahu bahwa kata - kata seperti itu tidak pantas keluar dari mulut nya. Tapi entah kenapa perasaan marah itu begitu meluap - luap. Ia tidak bisa mengontrol dirinya sendiri.
Sebuah kalimat yang menyakitkan ketika sudah melukai perasaan seseorang, tidak ada cara untuk menghapusnya. Selalu ada bekas yang tertinggal meskipun itu hanya setitik.
"Seulgi -ssi ? apa yang kau lakukan disini ?"
_____________________
Seorang perempuan cantik berkulit putih susu dengan rambut hitam panjang yang indah terlihat terbaring lemah. Jari - jemari nya yang lentik tampak digenggam oleh seorang gadis lain berambut blonde. Wendy -gadis berambut blonde- terlihat khawatir. Irene sakit setelah memutuskan untuk menunggu Seulgi kembali, dan ini lah yang terjadi. Suhu badan Irene tinggi, ia berkeringat dingin, lalu pingsan begitu saja.
"Uhh Damn ! Dimana Seulgi ?! aku menghubungi nya seperti orang gila sejak kemarin malam dan dia menghilang lagi ?!" ucap Wendy gusar.
"Apa Seulgi eonni sudah bisa dihubungi ?" tanya Joy sambil mengganti kompres Irene.
"Tidak ada kabar sama sekali. Sial... jika aku bertemu dengan nya, aku akan menjadikan Seulgi menu sarapan 3 hari kedepan !" ucap Wendy berapi - api
"Eonni... Ambulance sudah datang !" seru Yeri dari balik pintu.
_____________________
Seorang laki - laki berambut kecoklatan terlihat mengetuk pintu sebuah kamar. Tak lama kemudian, pintu dibuka. Seorang gadis setinggi 168 cm dengan rambut panjang berwarna hitam pekat terlihat muncul dari balik pintu. Gadis itu terlihat sedikit lesu dan matanya sembab karena menangis semalaman
"Seulgi ah...Kau baik - baik saja ?"
"Kurasa lebih baik daripada kemarin malam."
"Apa terjadi sesuatu di dorm, sehingga kau tidak pulang ?"
"Aku... bertengkar hebat dengan Irene eonni."
"Ada apa ? kenapa tiba - tiba bertengkar ?"
"Aku tidak mood membahasnya Jimin-ah."
"Jika suasana hati mu sudah membaik. Tolong hubungi Irene noona, oke ?"
Seulgi mengangguk pelan.
"Nee... hey, ayo makan. Aku membuatkan nasi goreng omelet, tteokbbokki dan jus buah." ucap Jimin sambil menarik tangan Seulgi.
Seulgi mengikuti kemana Jimin membawanya.
"Kau menyukai nya ?"
Seulgi tersenyum simpul saat melihat omelet yang dihias dengan tulisan "jangan sedih Seulgi-ah " dengan emoticon beruang.
"Tentu. Boleh kucoba ?"
"Kenapa tidak ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSPEAKABLE ✔
FanfictionTentang seorang beruang yang menyukai seorang kelinci. Simple ? No...darling... no. Its complicated. [Seulrene 2nd Fanfiction] Happy Reading 👍