Irene menghela nafasnya dan rasa takutnya semakin nyata. Tapi, jika dia tidak bisa melawan rasa takutnya itu ia akan kehilangan Seulgi lagi. Bahkan bisa saja untuk selamanya hubungan mereka tidak akan pernah membaik.
Irene memutuskan untuk melangkah keluar dari kafe ini dan menemui Seulgi. Ia tidak ingin menyesal selamanya karena tidak mengatakan apa yang ingin dia sampaikan.
"Seulgi !"
Seulgi mengedarkan pandangan nya untuk menemukan pemilik suara yang memanggil namanya. Ia terkejut begitu melihat Irene sedang berjalan menuju ke arah nya.
Pandangan mereka bertemu selama beberapa detik sebelum akhirnya Seulgi mengalihkan pandangan nya pada rerumputan liar di tanah. Ekspresi Seulgi berubah dan Irene benci itu karena ia tidak bisa membacanya.
"Seulgi, aku minta maaf. Aku..."
"Pergilah. Aku tidak ingin melihatmu."
Irene tertegun mendengar perkataan Seulgi. Seulgi sama sekali tidak mengalihkan pandangan nya pada rumput liar yang bergerak tertiup angin itu.
"Seulgi, lihat aku..."
"Aku sudah liat semuanya. Apa yang terjadi hari itu."
"Dengarkan aku du..."
Irene terdiam. Tidak, bukan karena perkataan nya dipotong oleh perkataan Seulgi. Irene melihat butiran kristal bening mengalir dari sudut mata Seulgi yang kemudian membasahi tempat nya berpijak.
"Kenapa ? Kenapa kau datang ?" ujar Seulgi dengan suara parau.
"Apa kau datang untuk memberitahuku, kalau kau mencintai orang itu ? kau... kau tahu ? aku sangat mencintai mu eonni. Sangat." lanjut Seulgi lagi. Suaranya terdengar bergetar.
Ekspresi Irene berubah begitu ia mendengar pernyataan dari Seulgi. Ia benar - benar terkejut.
"Aku berusaha setengah mati untuk bisa melupakan mu dan kenapa kau juga seperti selalu menghancurkan usaha ku ? Kau datang memeluk ku dan bersikap manis padaku. Kau membuat ku berharap dengan kebaikan mu. Apa yang kau inginkan ?" nada bicara Seulgi mulai meninggi dan airmatanya semakin banyak terjatuh membasahi pipi nya.
"Aku mencintai mu ! aku berusaha melupakan itu tapi semuanya sia - sia ! Aku menderita setiap aku bernafas ! Dan, apa yang kau lakukan kemarin ?! kau ingin membunuhku ? bunuh saja aku ! jangan membuat ku berharap lagi pada semua kebaikan mu !" lanjut Seulgi lagi sambil menatap Irene dengan tatapan kecewa.
Seulgi yang biasanya terlihat kuat, ceria, dan dapat diandalkan sekarang terlihat sangat rapuh di hadapan Irene. Irene tidak bisa berkata apa - apa melihat ini semua. Ia ingin berkata sesuatu tapi tidak ada satupun yang keluar dari mulut kecilnya.
"Aku ingin melupakan perasaan bodoh ini padamu. Aku tidak bisa lagi melakukan nya karena itu tolong pergilah dan biarkan aku bernafas." ujar Seulgi dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSPEAKABLE ✔
FanfictionTentang seorang beruang yang menyukai seorang kelinci. Simple ? No...darling... no. Its complicated. [Seulrene 2nd Fanfiction] Happy Reading 👍