Seulgi mempersulit dirinya sendiri dengan masuk lewat tempat yang salah. Jika ia ingin memutar sedikit lagi, sebuah jalan masuk akan terlihat. Tapi ia memilih untuk memanjat tembok setinggi 2 meter.
"Hufftt... sedikit lagi.... dan..."
Srrekkk.
Brak !Seulgi terjatuh. Disaat itu juga udara dingin benar - benar menusuk tulang. Seulgi menoleh kebelakang dan mendapati sebuah kain berwarna bermotif kotak - kotak merah hitam melambai lambai di antara dahan pohon. Itu bukan serbet. Itu kemeja Seulgi !
"Ahh... aku ingin berkata kasar." gerutu Seulgi.
Seulgi pernah kesini di awal - awal debut mereka. Rumah milik keluarga Irene yang tidak ditempati. Ya, itu sudah awal sekali jadi Seulgi tak dapat mengingat sedikit pun denah rumah ini apalagi menghafal setiap pepohonan yang ada di sini.
Seulgi mendapatkan alamat ini pun setelah bersusah payah mengobrak abrik isi handphone nya."Pabo Kang."
Seulgi mendongakkan kepalanya.
Irene berdiri disana menatap Seulgi tajam. Yeri berada disamping Irene untuk mencegah hal - hal yang tidak diinginkan terjadi.
"Irene... aku... aku..." Seulgi tergagap.
Sialnya ia tidak menyiapkan sesuatu untuk dikatakan pada Irene. Tatapan tajam dari Irene juga melumpuhkan seluruh syaraf pergerakan Seulgi. Membuat Seulgi merasa dihakimi oleh tatapan mata itu. Sementara itu matahari yang mulai muncul dari balik awan menambah jelas raut muka Irene yang sepertinya sangat marah. Ya, Seulgi tahu kalau dia bersalah dan sudah keterlaluan. Ia harusnya bisa mengendalikan dirinya tanpa peduli dengan siapa Irene bersama. Semua orang berhak menentukan apa yang diinginkan nya.
Irene membalikkan badan nya. Tapi sebelum sejengkal pun Irene melangkah, Seulgi memegang lengan Irene erat mencegahnya untuk bergerak seinchi pun.
Oke, ini benar - benar suasana yang canggung. Apalagi untuk Yeri."Uhh... Aku akan mengambil handuk untuk Seulgi eonni." Ucap Yeri akhirnya sambil berlalu. Alasan yang sangat bodoh karena sebenarnya tangan kanan nya memegang sehelai handuk.
"Lepaskan aku."
"Irene... mianh..."
"Cukup !"
Seulgi kaget. Suara Irene terdengar bergetar. Seulgi perlahan melepaskan genggaman nya.
"Tolong jangan katakan apapun."
"Irene..."
"Aku...Aku yang bersalah. Jangan meminta maaf padaku."
Seulgi tidak memiliki kata kata untuk diucapkan selain kemudian membawa Irene kepelukan nya. Dimana Irene bisa menangis sebanyak yang dia inginkan. Disaat Seulgi memeluk erat tubuh Irene, benar - benar terasa. Suatu tekanan yang selama ini tidak Irene katakan pada siapapun sebuah tekanan yang tidak dapat dikatakan tapi bisa dirasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSPEAKABLE ✔
FanfictionTentang seorang beruang yang menyukai seorang kelinci. Simple ? No...darling... no. Its complicated. [Seulrene 2nd Fanfiction] Happy Reading 👍