"Sumpah. Gue emang gak inget." Jordan diam sebentar. "Inget. Tapi, gak semuanya, Van."
Revan yang duduk di depan Jordan menyeruput cokelat panasnya. Surabaya hujan, Revan ingin merayakan dengan secangkir cokelat panas.
"Tapi, dia half naked di kamar lo."
"Ya-yaiyah sih."
Revan menggaruk ujung hidungnya lalu kembali berucap, "lo kissing?"
Jordan mengangguk.
"Lo ngelepas bajunya?"
Jordan mengangguk lagi.
"Yaudah! Iya itu, fix, paten."
Jordan mendengus, pikirannya kembali terusik dengan ucapan Sian tadi. "Gue udah bilang kan? Kata Sian, Maya itu punya kebiasaan buruk suka buka-buka atasannya kalo lagi mabuk, Van, Ya Allah."
"Tadi lo ngiya-in ngebuka bajunya Maya, terus sekarang apa yang lo bingungin?"
"Gue sama sekali gak inget setelah itu, maksudnya, gue aja gak lihat Van. Bener-bener gak inget."
Revan menyandarkan badannya dikursi sambil mengetukan jemarinya ke meja. "Terus, lo gimana caranya bisa di kamar gue?"
"Nah itu." Jordan menjentikan jarinya. "Bisa aja kan gue sadar dan langsung ke kamar lo, iya gak?"
"Iya sih."
Jordan tersenyum mendengar jawaban Revan. Meskipun hatinya belum lega benar.
"Lo mau balik sama Gia?" tanya Revan hati-hati.
Jordan terdiam beberapa detik lalu mengusap wajahnya kasar. "Gue aja gak tahu gimana kabarnya, telepon Salsha juga percuma."
"Yaudah. Lo clear-in dulu masalah lo sama Maya, nanti masalah sama Gia, gue bisa bantu. Lagian ada Dimas juga yang ngawasin Gia disana."
●●●
Salsha berjalan mondar-mandir di depan toilet kampus. Dikursi panjang ada Ifa sedang duduk memandangi Salsha, sementara Gia berada di toilet. Sepertinya menenangkan diri.
"Sal, Sal, udah deh. Gue pusing lihat lo kayak gitu."
"Fa! ... ish!" Salsha beringsut duduk di samping Ifa kemudian dengan suara kecil ia berkata, "ini Dimas loh, temen kita ada rasa sama si kampret itu!"
"Ya terus?"
"Terus?" Kening Salsha berkerut detik kemudian perempuan itu menyibakkan rambutnya ke belakang. "Dia ... di ... dia nyium gue! Lo ngerti gak sih, Fa? Ck! Gue gak enak sama Gia!"
"Sal, mungkin Gia emang ada feeling sama Dimas tapi, menurut gue hanya sebatas itu. Bener-bener beda sama perasaannya Gia ke Kak Jordan, maksud gue ..." Ifa menghela napasnya untuk menyusun kalimat agar mudah dimengerti Salsha. "Gia tahu batasnya."
Ifa menoleh ke samping menatap lekat Salsha berusaha meyakinkan. "Dia tahu mana yang benar-benar dipilih hatinya Sal."
Perlahan Salsha melemaskan bahunya. Kini posisi duduk perempuan itu tidak lagi tegak. Sejenak ia masih ingin berteriak mengungkapkan kekesalan dan juga rasa ganjal dihatinya tapi, Salsha memilih mengucapkan hal lain. "Gue gak ngerti sama jalan pikiran Kak Jordan."
Ifa mengangguk membenarkan. Ia pun sama dengan Salsha, tidak pernah berpikir Jordan akan melakukan hal konyol seperti itu.
"Menurut lo Fa, Gia telepon Kak Jordan gitu?" tanya Salsha. Gia memang meminjam ponsel Salsha saat akan masuk toilet tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Star
Fiksi Remaja[ C o m p l e t e ] When you release me again. || Sequel of from the star - Copyright 2017, Nabila Wardani - All Rights Reserved. Cover by vii_graphic